Melihat Naruko terdiam membuat Naruto jengah, ia angkat kaki, keluar untuk mendapatkan udara segar.
"Paman, Sasori nii dimana?" tanya Naruto pada ayah Sasori yang sedang berkutat dengan komputer rusak.
"Oh, dia sedang buat kopi di dapur." Naruto mengangguk dan menghampiri Sasori yang tengah mengaduk gelas kopinya.
"Nii," panggil Naruto pada Sasori yang meletakkan kopi ke meja.
"Kamu datang? Mau segelas kopi?"
Naruto menggeleng dan Sasori melangkahkan kaki menuju kulkas dua pintu. Ia mengambil susu pisang dari sana dan menyerahkannya pada Naruto.
"Huh, aku bukan anak kecil lagi nii," protes Naruto namun tetap mengambil susu pisang yang diberikan.
"Tidak, kamu tetap anak kecil dimataku." Goda Sasori sembari menyesap kopinya.
"Tcih, selera humormu buruk."
Sasori tidak menanggapi Naruto dan mereka saling diam, hanya bertemankan suara nafas masing-masing.
"Bagaimana Sasuke? Dia masih marah padamu?" tanya Sasori memecahkan suasana.
"Ah, entahlah." Jawab Naruto. Sekarang pun mereka tidak melakukan kontak lagi.
"Apa kalian bermasalah sebelumnya sampai dia marah begitu?" Sasori bertanya namun tidak mendapatkan jawaban Naruto. Hanya desahan kecil.
"Kami sebelumnya tidak dekat, mungkin karena saudaraku dia menjadi seperti ini."
"Jadi Sasuke ini calon tunangan Naruko itu?" tanya Sasori, ia mendudukan dirinya disamping Naruto yang sedang melamun.
"Ya. Apa nii pikir hubunganku dengan keluargaku sebegitu parahnya hingga aku tidak tau siapa identitas calon iparku?" tanya Naruto.
"Aku pikir begitu, aku punya banyak teman yang berada dalam lingkaran sama denganmu. Tapi ini...,"
"Terlalu menggelikan?" sambung Naruto sembari menolehkan pandangannya.
"Un."
Naruto terkekeh lalu menggelengkan kepalanya, tidak berniat bicara lagi.
•
Sejak kejadian di kamar mandi, hubungan Naruto dan Sasuke renggang. Mereka hampir tidak pernah saling menyapa. Bahkan Naruto selalu menghindar ketika berpapasan dengan Sasuke.
"Naruto kun," Naruto mengalihkan pandangannya ke sosok Hinata yang sedang memegang dua botol minuman dingin, sejak mereka makan bersama. Hinata selalu datang dan berbincang dengan Naruto yang membuat Naruto nyaman karena Hinata sosok yang lembut dan perhatian.
"Naruto kun sedang apa?" tanya Hinata.
"Aku mempersiapkan materi ujian. Ini tinggal seminggu lagi loh, Hinata san tidak belajar?" tanya Naruto, sedangkan Hinata membuka botol dan meminumnya.
"Aku tidak sedang tidak mood Naruto kun. Banyak materi yang tidak dibahas lebih dalam."
"Hm... Kalau begitu kita bisa buat kelompok belajar agar Hinata san dapat nilai bagus. Bagaimana?" tawar Naruto yang diangguki dengan semangat oleh Hinata. Terkadang Naruto gemas sendiri melihat hyper nya gadis itu. Ia tidak tahan untuk mengusak surai hitamnya.
"Kalau begitu setiap pulang sekolah Hinata san ke Perpustakaan ya. Kita belajar bersama."
"Ok."
Tangan yang hendak mendorong pintu Perpustakaan berhenti tatkala melihat keintiman dua orang di dalamnya. Sasuke menahan amarah dalam dadanya namun ia tidak bisa berbuat lebih. Naruto kini telah menjauhi dan terlebih dia sudah tau tentang pertunangan antara Sasuke dan Naruko.
KAMU SEDANG MEMBACA
NO ONE LOVE ME [SASUNARU]
Fantasía[Part lengkap-Belum direvisi] Uzumaki Naruto terjatuh dalam lubang kesepian. Baginya bernafas adalah cara mengakhiri hidup, tidak ada yang mencintainya, walaupun hanya satu orang. Disclaimer: Masashi Kishimoto Attention!!! Memiliki konten BxB, Yaoi...