17

2.7K 281 5
                                    

Naruto melangkah ke kamar mandi dan menghidupkan shower. Ia masih tidak habis pikir dirinya bisa semabuk itu dan berakhir di tempat Sasuke. Naruto menanggalkan satu persatu pakaiannya, menampakan tubuh langsing dengan garis otot halus disekitar area perut dan pinggangnya. Ia selalu mengeluh kepada diri sendiri, padahal dirinya selalu berlatih bela diri rutin namun tidak pernah dapat abs seperti lelaki yang lain.

Sedangkan Naruto masih berkutat di kamar mandi, Sasuke datang dan menempatkan seragam cadangannya yang akan dipakai Naruto. Ia meletakan semuanya ditepi ranjang dan keluar dari kamar.

Perlu beberapa menit hingga sosok pirang itu keluar dengan canggung.

"Eh, Sasuke," panggil Naruto. Sasuke berbalik dan tidak dapat menahan matanya untuk memandang Naruto. Sebenarnya tinggi mereka hanya beda beberapa centi namun tentu saja tidak dengan badan mereka.

Naruto memiliki badan yang kecil dengan pundak sempit sedangkan Sasuke kebalikanya. Melihat ini, Sasuke merasa gatal dalam hatinya. Kemeja sekolah putih miliknya melebihi jas sekolah, menutupi sampai ke telapak tangan dan bagian pundaknya sedikit kedodoran.

"Ini ...," ucap Sasuke.

"Aih ini terlalu besar, tapi tidak apa-apa," Naruto melepas lagi jas nya dan menggulung lengan bajunya sampai siku. Ia melempar jasnya ke bahu.

"Ayo." Ajak Naruto.

"Uh, pakai dengan benar," perintah Sasuke melihat gaya Naruto yang seperti preman sekolah.

"Aku pakai nanti, lagian ya pak ketua kesiswaan yang terhormat. Aku ini siswa khusus yang tidak banyak melakukan pertemuan dengan guru jadi santailah." Sasuke ingin membantah namun Naruto sudah keluar dari apartemennya, mau tak mau Sasuke mengikutinya dan mereka melesat menuju sekolah.

"Terimakasih tumpangannya pak ketua," ucap Naruto setelah sampai di parkiran. Jas masih tersampir dipundaknya dan tas selempang kecil yang menghiasi gaya premannya.

"Un," Naruto ingin pergi namun Sasuke menahan lengannya, terpaksa Naruto berbalik menghadapi si raven ini lagi. "Apa ada yang lain?" tanya Naruto.

"Jangan kabur, hari ini kita harus makan bersama." Ucap Sasuke serius. Naruto menyeringai.

"Baik baik, pasti susah ya mengatur jadwal denganku, maaf."

"Memang siapa yang suruh kemarin membolos?" Sasuke bersedekap tangan dan Naruto mengeluarkan 'pfft' yang hanya didengar dirinya sendiri.

"Aku--"

"Sasuke kun ...." Ucapan Naruto terpotong ketika mendengar suara familiar itu, punggungnya mendadak kaku ketika merasa si pemilik suara mendekat ke arah mereka.

"Ini formulirnya, sudah Naruko isi," ucap Naruko sembari menyerahkan kertas dengan tersipu-sipu. Ia melirik ke arah pria yang tidak sempat ia perhatikan dan melihat Naruto tertegun disana.

"Naru chan?" panggil Naruko yang membuat Naruto sukses merinding. Ekspresi Sasuke juga terkejut ketika Naruko memanggilnya demikian.

"Oh, Naruko," sapa Naruto kaku, ia hanya ingin pergi agar tidak perlu berinteraksi dengannya.

"Oh, kalian kenal?" tanya Sasuke.

"Mn, ini saudara kembarku, Naruto." Naruko mengenalkan, membuat iris onyx itu melebar tak percaya.

"Kembar?" tanya Sasuke.

"Iya, apakah kami tidak terlihat mirip?  Padahal dari kecil kami susah dibedakan loh." Sasuke mengatupkan bibirnya, akhirnya pertanyaannya terjawab. Selama ini sosok calon tunangannya ini adalah saudara Naruto.

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang