4

3.8K 405 2
                                    

Sasuke duduk di sebelah orang tuanya. Ia memandang dua orang didepan dan tidak bisa menahan alis indahnya mengernyit ketika melihat gadis yang tertunduk dengan wajah memerah, itu mengingatkamnya pada sosok Naruto. Hampir saja pertanyaan meluncur dari bibirnya sebelum ia melihat perbedaan tanda garis yang tidak dimiliki gadis ini di pipinya.

"Ayo kenalkan dirimu," pinta nyonya Uchiha.

"Halo, nama saya Uchiha Sasuke." Sapa Sasuke dengan kalimat datar, Minato mengangguk-angguk dan mendorong bahu putrinya pelan sebelum kalimat malu-malu terdengar.

"Halo, saya Namikaze Naruko." Sasuke mengernyit sekali lagi, bahkan namanya terdengar mirip walaupun berbeda marga.

Pertemuan itu diisi dengan perbincangan berat antara Minato dan Fugaku tentang perusahaan. Mengabaikan tiga orang lain yang menikmati makan malam dalam diam.

Sasuke terus mengamati gadis dihadapannya, Naruto, Naruko, bukankah ini terlalu kebetulan jika kedua orang ini terlihat mirip, seolah tercetak satu cetakan yang sama. Sasuke mendesah pelan, ia juga tidak tau asal-usul Naruto, hanya tau kalau dia dari marga Uzumaki, Sasuke tidak pernah mendengar kabar apapun di luaran sana tentang keluarga orang lain.

Sedangkan di satu sisi Naruko makan dengan wajah tersipu. Ia tidak menyangka kalau ia akan ditatap begitu intens oleh Sasuke, Naruko mengira Sasuke akan mengabaikannya. Memikirkan hal itu membuat perutnya dipenuhi kupu-kupu dan senyumnya semakin melebar.

Naruto tidur terentang sembari memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih tulang. Ia tidak pernah menyukai lampu putih yang bersinar terang. Sebagai gantinya ia memakai lampu baca kuning lembut yang membuat kamarnya terasa nyaman seperti perpustakaan.

Naruto mendegus pelan dan menarik kasar selimut biru lautnya ketika mendengar suara klik pintu dibuka. Naruto melirik jam pada nakas yang menunjuk angka sembilan, suara sepatu yang ia yakin milik Naruko berhenti didepan kamarnya.

Tok... Tok... Tok....

"Naru chan, apa kamu sudah tidur?" tanya Naruko dengan suara lembut, diluar Naruko ingin memastikan saudaranya sudah makan malam atau belum. Namun, tidak mendapat tanggapan dari dalam, Naruko juga melihat melalui celah kecil bawah pintu kalau ruangan itu sudah gelap yang artinya Naruto sudah tertidur, ia menghela nafas dan turun menuju kamarnya.

Naruto mendengar dan mengamati bayangan menghilang dari balik pintunya, merasa lega Naruko tidak bersikeras menunggunya bangun seperti yang sudah lalu. Ia menolehkan kepala dan menutup mata, menyapa alam bawah sadarnya.

Naruto bangun oleh jam biologis dan mencoba tidak bergantung oleh alarm yang ternyata cukup efektif. Naruto menyelesaikan kegiatan dikamar dan turun menuju pintu keluar sebelum suara lembut menginterupsinya.

"Ohaiyo, Naru chan," sapa Naruko, Naruto menoleh dan tersenyum tipis. Namun Naruko mendekatinya kali ini dan menyerahkan bekal makanan padanya.

"Naru, bawalah makanannya, kamu pasti jarang mengunjungi kantin kan?" Naruto mengernyitkan dahi dengan bingung, sejak kapan saudaranya ini peduli padanya dan ada apa dengan wajah Naruko yang berseri-seri itu?

"Tidak usah," Naruto mendorong pelan bekal yang diulurkan Naruko, namun saudaranya itu keras kepala dan mendorong bekal tepat di dada Naruto.

"Tidak, bawalah." Naruko berkata tidak ingin dibantah, Naruto hanya menatap bekal yang berpindah ditangannya. Bagaimanapun ia harus menghargai usaha Naruko.

"Terimakasih kalau begitu." Naruko tersenyum manis dan mengangguk.

Naruto keluar dan memakai sepatu putihnya lalu meletakan bekal di tas. Ia tersenyum pada Darui seperti biasa lalu jalan menuju pemberhentian bus.

NO ONE LOVE ME [SASUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang