Naruto tidur telentang dengan boneka rubah di pelukannya.
"Kenapa aku menerima Sasuke?"
"Kenapa aku tadi tidak menyangkalnya?"
"Kenapa?"
Pikiran Naruto penuh dengan pertanyaan seperti itu, dia mengernyitkan alisnya dengan frustrasi.
"Argh! Aku bisa gila," Naruto mengacak rambutnya. Ia duduk dan mengambil hoodienya, berjalan keluar rumah dengan linglung.
Musim dingin akan datang, satu salju telah jatuh di atas sepatu Naruto dan hilang. Toko-toko mulai memakai pemanas ruangan, dua pasangan di sebrang jalan tengah tertawa bahagia dengan tangan saling tertaut.
Naruto memasukkan kedua tangannya dan berjalan tersuruk-suruk tanpa arah lalu perhatiannya berhenti di taman kecil.
"Sasori nii," panggil Naruto pada pria bersurai merah yang memakai jaket hitam tebal.
Sasori menoleh, mendapatkan wajah Naruto yang frustrasi.
"Naru, kenapa malam-malam keluar?" tanya Sasori. Naruto duduk disebelahnya.
"Nii juga, ini hampir musim dingin. Kenapa ada disini?"
"Jika aku bilang, aku sedang menikmati suasana untuk melamun. Kamu percaya?" Naruto berdecih sembari melirik Sasori. Naruto menyesal ia tidak membawa jaket tebal, akhirnya tubuh kurus itu menggigil kedinginan.
"Kamu ini Naru, lain kali bawa pakaian hangat kalau sedang di luar. Apa tubuhmu terbuat dari batu?" Sasori melepas syal merah yang ia pakai dan melilitkannya ke leher jenjang Naruto. Membungkus hingga dagu Naruto ikut tertutupi.
"Terimakasih. Aku tadinya tidak berpikir dua kali waktu mau cari angin."
"Hanya sekedar cari angin? Katakan ada apa sampai kamu bingung begini."
"......" Naruto mengamati pohon willow yang tertutup samar samar tertutup salju didepannya sebelum menjawab.
"Jika seandainya nii disukai oleh pria, bagaimana tanggapamu?" tanya Naruto pelan.
"Hm, kenapa tiba-tiba tanya seperti itu?" tanya Sasori.
"Hanya ingin mendengar pendapatmu saja."
Sasori menatap jauh ke depan, iris hitamnya berkilat dengan tajam.
"Menyukai bukan hal yang salah tapi kita punya pilihan untuk menjawabnya," jawab Sasori.
"Tapi aku tidak punya jawabannya," seru Naruto, badannya semakin bergetar antara kedinginan dan kebingungan.
"Jangan terburu-buru. Semua pertanyaan punya jawaban. Kamu mungkin tidak akan tau hari ini, tapi bagaimana dengan besok?"
Naruto diam mendengar penjelasan Sasori. Bisakah dirinya menemukan jawaban untuk Sasuke?
"Apa Sasuke menyatakan perasaannya padamu?" Naruto terkesiap mendengarnya. Matanya melotot melihat Sasori yang tersenyum.
"Bagaimana kamu tau?" tanya Naruto.
"Apakah kamu bodoh atau semacamnya? Perasaan si balok es itu sejelas matahari, bulan dan bintang di langit. Dia... Haha, menggodamu sedikit saja membuatnya naik pitam."
Naruto melepas-mencengkram ujung hoodienya. Jika Sasori tau, bagaimana dengan yang lain?
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, nih," Sasori menyodorkan sebatang rokok pada Naruto.
"Aku tidak merokok," tolak Naruto.
"Aku tau, tapi ini tidak biasa. Cobalah dulu, ini akan membantu melupakan sejenak masalahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NO ONE LOVE ME [SASUNARU]
خيال (فانتازيا)[Part lengkap-Belum direvisi] Uzumaki Naruto terjatuh dalam lubang kesepian. Baginya bernafas adalah cara mengakhiri hidup, tidak ada yang mencintainya, walaupun hanya satu orang. Disclaimer: Masashi Kishimoto Attention!!! Memiliki konten BxB, Yaoi...