Suasana tempat wisata Garuda Wisnua Kencana terlihar tidak bergitu ramai. Jaemin dengan leluasa mengambil beberapa foto dengan kamera. Untuk kali ini, Jaemin benar-benar mengucapkan terima kasih kepada Jeno dan Jennie dalam mengatur jadwal liburan ini."Mungkin karena hari ini bukan weekend atau liburan sekolah. Jadinya terlihat tempat wisata ini tidak terlalu ramai."
Jaemin kembali membidik kameranya. Mengambil foto Garuda Wisnu Kencana dari bawah dan beberapa tebing yang menurutnya terlihat artistik.
Jaemin melepaskan bidikannya saat tidak sengaja melihat Rosé yang sedang mengambil foto seorang diri melalui kamera depannya. Entah mendapatkan bisikan dari mana, langkahnya mendekat ke arah Rosé.
"Lo ke sana aja. Biar gue yang ambil foto lo."
Rosé melihat sekilas dan melanjutkan kegiatan mengambil fotonya sendiri. "Gue enggak minta difotoin. Gue bisa foto sendiri."
Jaemin menarik napasnya pelan. "Lo enggak mau ambil foto dengan background secara penuh dan bebas berpose semau lo?" tanya Jaemin yang berhasil membuat Rosé menghentikan kegiatannya.
"Mumpung gue lagi baik. Udah lo ke sana, terus berpose sebebas yang lo mau." Jaemin mendorong tubuh Rosé pelan.
"Iya-iya. Tapi jangan ngeluh gue minta foto terus-terusan." Rosé berjalan menuju tempat yang ditunjuk Jaemin.
Jaemin memutar kedua bola matanya malas mendengar perkataan perempuan itu. "Iya bawel," katanya pelan.
Rosé leluasa berpose di depan pantung Garuda Wisnu Kencana. Mengikuti setiap arahan yang diberikan oleh Jaemin.
Sedangkan Jaemin, ia bergerak ke sana ke mari mencari pencahayaan atau angle yang bagus. Berjongkok, berdiri, dan tiduran di tanah rerumputan pun dirinya lakukan hanya untuk mengambil angle foto yang bagus.
Jaemin melihat hasil foto Rosé yang diambilnya. Dan membuat Rosé berlari mendekat untuk melihatnya.
"Wah! Bagus banget!" seru Rosé saat melihat foto-foto dirinya yang diambil oleh Jaemin melalui kamera laki-laki itu.
"Baru kali ini gue nemu orang yang bisa ambil foto sebagus ini. Lo berbakat banget, Jaem," puji Rosé tanpa henti.
Jaemin tersenyum. Jarang sekali dirinya mendapatkan pujian dari hobi yang dilakukannya ini.
"Siapa dulu, Na Jaemin." Jaemin dengan bangga menepuk dadanya sendiri.
"Lo mau foto di mana lagi? Biar gue fotoin lo lagi."
Rosé terlihat berpikir sejenak. Melihat tebing-tebing kotak yang terlihat terpotong rapi menarik perhatiannya.
"Di sana. Gue mau foto di sana. Berasa kayak gue lagi di antara tebing gitu." Tunjuk Rosé yang langsung diangguki oleh Jaemin.
"Okay."
Entah sudah berapa banyak foto yang diambil oleh Jaemin. Dan Rosé yang terus berpose tanpa henti. Terkadang Jaemin membantunya dengan mengarahkan beberapa pose seperti sebelumnya. Senyum keduanya saling terlempar satu sama lain.
Suasana yang berbeda sekali dengan sebelumnya. Sudah berapa banyak pujian yang Rosé ucapkan untuk Jaemin untuk foto yang diambilnya.
"Sini gantian. Lo yang gue foto," kata Rosé mendorong punggung Jaemin.
"Dari tadi gue mulu. Lo belum foto, kan?" tanya Rosé yang masih berusaha mendorong tubuh Jaemin.
"Eh? Gue enggak usah. Enggak apa-apa. Gue jarang berfoto," tolak Jaemin.
Rosé menggelengkan kepalanya. "Lo harus mengabadikan liburan ini. Udah sana."
Jaemin dengan terpaksa menuju tempat yang ditunjuk oleh Rosé. Tubuhnya sedikit kaku untuk berpose di depan orang yang mengambil foto dirinya. Biasanya dirinya yang selalu mengambil foto untuk orang lain.
"Jangan terlalu kaku. Coba lo berpose seperti ini," kata Rosé menunjukkan pose yang cocok untuk Jaemin.
Jaemin mengikuti arahan dari Rosé. Ia menahan tawa mengingat bagaimana dirinya tadi yang mengarahkan perempuan itu untuk berpose. Dan sekarang dirinya yang di arahkan untuk berpose ini dan itu oleh Rosé.
Rosé tersenyum melihat bagaimana Jaemin dengan cepat menguasai beberapa pose. Dan sekarang laki-laki itu dengan mudah mencari pose lain yang begitu natural.
"Tampan," kata Rosé dengan spontan saat tidak sengaja mengarahkan bidikan kamera tepat di wajah Jaemin.
Rosé ikut tersenyum saat melihat bibir Jaemin yang tertarik ke atas membentuk sebuah senyum. "Kenapa dia enggak tersenyum setiap saat saja."
Cukup lama Rosé mengambil foto Jaemin. Dan memanggil Jaemin untuk mendekat. Menyerahkan kamera milik laki-laki itu untuk melihat hasil foto yang dirinya ambil.
"Lo berbakat juga jadi model. Apalagi jadi fotografer," puji Rosé yang entah sudah berapa kali dikatakan olehnya. Anggap saja suasana hatinya saat ini sedang baik.
Jaemin tersenyum menanggapi pujiam dari Rosé. "Ini cuman hobi yang gue lakuin, kalau lagi suntuk sama tugas kuliah. Biasanya gue selalu pergi mencari beberapa tempat bagus dan mengabadikannya."
"Dan lo adalah orang pertama yang gue foto pakai kamera gue." Jaemin berkata dengan tulus. Tersenyum ke arah Rosé.
Anjir! Kenapa kelihatan lebih ganteng!
Jaemin melihat ke arah patung Garuda Wisnu Kencana. Memperhatikan patung yang menjadi objek utama tempat wisata ini dengan lekat.
"Menjadi mahasiswa kedokteran itu enggak mudah. Tapi namanya juga tuntutan keluarga, gue bisa apa?"
Jaemin mengarahkan kameranya tepat di patung Garuda Wisnu Kencana. Mengambilnya dengan cepat dan melihat hasilnya.
"Orangtua gue yang kasih gue makan, tempat tinggal, dan bahkan sekolahin gue. Dan dengan gue ambil jurusan kedokteran ini, gue seperti membalas jasa mereka. Walaupun, jasa mereka tidak pernah bisa dibalaskan dengan apapun."
Rosé termenung mendengar penuturan Jaemin. Dibalik sifat menyebalkan yang dimiliki laki-laki ini, ternyata dia adalah anak yang berbakti dan bahkan melakukan apapun untuk membahagiakan orangtuanya. Merelakan hobi yang mungkin saja bisa menjadi sumber penghasilan suatu saat nanti.
Rosé tersenyum. Tangannya memegang tangan Jaemin yang tengah memegang kamera. "Seminggu ini kita lupakan kuliah. Kita nikmati waktu liburan kita di Bali."
"Dan lo, jangan cuman ngambil foto orang lain. Tapi lo juga harus ambil foto diri lo sendiri," kata Rosé dengan cepat merebut kamera yang berada di tangan Jaemin.
"Kam--"
"Kita foto bersama. 1 ... 2 ... 3 ... say kimchi!" kata Rosé dengan cepat memotong perkataan Jaemin yang mungkin akan protes.
"Kimchi!"
"Kimchi!"
***
June 10th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
FanfictionAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...