Baik Jeno dan Jennie, keduanya saling melirik satu sama lain. Meletakan alat makan mereka di atas piring. Napsu makan malam keduanya seakan hilang saat melihat kedua sahabat mereka masih dapat makan dengan lahap di restoran hotel."Yang satu karet. Dan satunya karung," kata Jennie memandang Rosé dan Jaemin yang terlihat menikmati makan malam mereka--lagi.
"Baru kali ini gue lihat orang bisa makan lagi, setelah menghabiskan enam porsi makanan sebelum ini," lanjutnya yang sudah tidak minat dengan makanan miliknya.
"Sama, Yang. Aku lihat mereka berdua aja udah kenyang langung." Jeno berkata dengan menepuk pelan perutnya.
"Kita berenang aja yuk, Yang. Kamu udah bawa baju renang, kan?" ajak Jeno yang sudah berdiri.
"Tunggu, Yang. Aku mau tanya sama pihak restoran. Makan malam kita bisa diantar ke kamar, atau enggak." Jennie menahan tangan Jeno untuk kembali duduk.
"Kamu kalau habis berenang suka laper lagi. Jadi, aku mau tanya dulu ke pelayan di sana," lanjutnya yang langsung membuat Jeno tersenyum.
Jeno memegang tangan Jennie. "Kamu ganti baju aja. Biar aku yang nanya untuk di antar ke kamar kamu sama Rosé. Kita makan di sana aja nanti sehabis berenang."
Rosé menghentikan kegiatan makan spagetti miliknya. Memandang Jeno dengan tatapan tidak setuju.
"Terus lo mau buat gue jadi nyamuk? Malas banget lihat dua kucing makan suap-suapan." Rosé berkata dengan malas.
"Nguping aja. Makan, mah, makan aja. Enggak usah nguping orang pacaran," balas Jennie.
Rosé mendengus mendengar perkataan Jennie. "Lo berdua berisik kalau ngomong. Mana ngatain gue perut karet lagi," kata Rosé tidak terima.
"Emang tuh. Mana gue dikatain juga lagi. Sopan banget!" tambah Jaemin yang menatap tajam ke arah Jennie dan Jeno.
"Terus kalau bukan perut karet sama perut karung apaan?" balas Jeno yang menunjuk dua porsi spagetti yang masing-masing milik Rosé dan Jaemin.
Namun, perkataan Jeno seakan diabaikan oleh keduanya. Rosé dan Jaemin lebih menikmati dua porsi hidangan milik mereka yang menggugah selera makan.
"Yang benar aja! Kalian habis makan enam porsi dan sekarang makan lagi dengan dua porsi? Ini namanya gila, sih!" kata Jeno yang sudah menggelengkan kepala yang entah sudah berapa kali melihat tingkah keduanya.
Jaemin mendengus tidak suka. "Lo kalau mau berenang, ya, berenang aja. Enggak usah ribut sama porsi makan gue. Ribet tahu enggak lo, No."
"Iya. Enggak usah komentar, deh," tambah Rosé yang menatap tidak suka ke arah Jeno.
"Udah, Yang. Kita tinggalin aja. Kamu ke sana, ya. Aku mau ganti baju dulu." Jennie akhirnya menengahi perdebatan yany mungkin tidak akan ada habisnya.
Jeno mengangguk dan berjalan menuju meja yang terdapar beberapa pelayan. Berbicara mengenai pesanan mereka yang ingin di antar ke kamar dalam satu jam lagi.
Tidak lama, Jennie sudah kembali dengan menggunakan bathrobe yang sejak tadi bawanya dari kamar. Berjalan menuju Jeno yang sudah menunggunya.
"Udah?"
Jeno tersenyum dan mengangguk.
"Kita ke kolam renang sekarang, yuk. Sebelum lampu restoran dimatiin," kata Jeno yang menarik Jennie menuju kolam renang.
"Kok dimatiin? Emang mereka mau tutup? Terus Jaemin sama Rosé gimana?" tanya Jennie yang bingung menatap kekasihnya yang tengah melepaskan kaos yang dikenakannya.
Setelah melepaskan kaos yang dikenakannya, Jeno duduk disamping Jennie. Memeluk pinggang kekasihnya. "Aku minta sama pihak restoran buat bikin candle light dinner untuk mereka berdua. Walaupun harus nambah biaya, enggak apa-apa, kan?"
"Ih! Kok aku enggak sekalian?" rajuk Jennie yang melepaskan tangan Jeno dari pinggangnya dan mengubah posisi duduknya membelakangi Jeno. Jennie pundung.
Jeno tersenyum gemas. Menarik tubuh Jennie untuk mendekat. Dan memeluknya dari belakang.
"Kamu lupa, tiga bulan lalu di Hawaii kita juga candle light dinner berdua."
"Aku juga mau di sini."
"Nanti kita ke sini lagi. Berdua aja, tanpa ajak mereka berdua. Kita candle light dinner sepuas kamu, Sayang."
Jennie melepas pelukan Jeno. Membalikkan badannya untuk menghadap sang kekasih. "Janji, ya?"
"Iya, Sayang. Anything for you, Jennie Sayang."
Jennie mencium pipi Jeno. "Bule enggak suka sama badan kamu, kan?" tanyanya saat melihat tubuh Jeno.
Jeno menatap bingung ke arah Jennie. dan kemudian melihat tubuh bagian atasnya sendiri. "Kenapa?"
Jennie merengut. "Tubuh kamu kenapa semakin bagus, sih! Kalau ada yang napsu gimana?!"
Jeno tertawa melihat reaksi Jennie. "Kan aku punya kamu, doang. Setiap minggu juga tidur berdua masa enggak berasa sama tubuh aku yang makin jadi?"
"Ish! Itu kan tidurnya pakai piyama. Lah, ini kamu enggak pakai apa-apa, ya."
"Nanti mau aku tidur gini?"
Wajah Jennie berubah merah dan membuat Jeno tertawa gemas. Dadanya sedikit sakit, karena mendapatkan pukulan kecil dari Jeno secara bertubi-tubi.
"Yang. Kamu beneran bawa itu buat mindahin Rosé?" tanya Jeno yang dibalas oleh Jennie dengan senyuman.
***
June 9th, 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/227741880-288-k89952.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
أدب الهواةAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...