Sepulang dari tempat wisata, Jaemin dan Rosé kembali ke kamar, begitupun dengan Jennie dan Jeno. Jaemin duduk di balkon kamarnya yang tengah melihat-lihat hasil foto hari ini.Dikarenakan Rosé yang tengah mandi, Jaemin memutuskan untuk duduk di balkon menunggu teman sekamarnya selesai. Sangat tidak enak bila dirinya berada di kamar dan teman sekamarnya adalah perempuan yang tengah membersihkan diri. Menurutnya Rosé membutuhkan tempat tersendiri saat mandi dan sesudah mandi, hingga perempuan itu memanggilnya.
Jarinya tengah sibuk menekan tombol untuk menggeser foto ke foto lainnya. Tersenyum, karena hasil fotonya yang cukup baik.
"Cantik."
Pergerakkan jari Jaemin terhenti pada satu foto Rosé. Perempuan itu tengah tersenyum ke arah kamera, memandang langit biru yang cerah.
Senyum di wajahnya kembali merekah. Kedua sorot matanya tidak berkedip memandang foto perempuan itu. Jaemin akui, Rosé benar-benar cantik.
"Jaemin?"
Suara Rosé yang memangil namanya seketika membuat Jaemin mengedipkan matanya berkali-kali. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan orang yang memanggilnya.
Napasnya menghela berat. Setelah sadar, dirinya masuk ke dalam dan mendapati Rosé yang sudah mengenakan mini dress berwarna hitam dengan handuk yang menutupi rambutnya.
"Mau langsung mandi atau nanti?" tanya Rosé yang sudah duduk di depan meja rias.
"Gue langsung mandi aja. Males juga kalau buru-buru," balas Jaemin mendekat ke arah meja rias.
"Lo kalau mau lihat foto, lihat aja. Kameranya gue taruh di sini," lanjutnya meletakan kamera di dekat Rosé dan berjalan menuju koper merah mudah miliknya.
"Ini dreas codenya warna hitam, kan?" tanya Jaemin yang mengeluarkan kemeja hitam lengan panjang miliknya.
Rosé mengangguk. "Iya, warna hitam."
"Gue nanti lihat foto-fotonya setelah selesai make up."
Jaemin mengangguk. Ia melangkah menuju kamar mandi dengan membawa pakaian gantinya. Namun, kemeja hitam miliknya ia tinggal di atas koper merah mudanya.
Setelah Rosé selesai merias diri. Tangannya meraih kamera milik Jaemin. Mulai menyalakannya dan melihat hasil foto yang belum sempat dilihatnya secara bergantian.
Rosé tersenyum saat melihat foto dirinya. "Untuk ukuran seorang mahasiswa kedokteran, dia pintar juga mengambil foto. Apa dia enggak salah jurusan, ya?"
Setelah puas melihat foto dirinya yang diambil oleh Jaemin. Rosé ingin melihat hasil foto Jaemin yang diambil olehnya. Menilai dan membandingkan foto yang diambil Jaemin dengan dirinya tidak salah, bukan? Anggap saja Rosé ingin sepandai Jaemin dalam hal mengambil foto.
"Tampan."
Satu kata itu lagi yang dengan spontannya keluar dari bibir Rosé. Entah kenapa, satu kata itu mengartikan sosok Jaemin dari hasil foto yang diambilnya.
"Dia terlihat begitu bahagia."
"Dia harus sering banyak-banyak tersenyum. Agar tingkat ketampanannya naik menjadi 100%."
Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Rosé mengalihkan perhatiannya dan melihat Jaemin keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu mengenakan kaos berwarna putih dan celana pendek selutut, serta jangan lupakan handuk yang menggantung di lehernya.
"Eoh. Sudah selesai? Lo enggak keringin rambut? Apa mau pakai hairdryer?" kata Rosé mengangkat hairdryer yang tersedia di laci.
Jaemin menggeleng. "Gue bukan cewek yang harus pakai benda itu. Ini memang sengaja gue biarin, soalnya gue mau pakai gel rambut."
Rosé mengangguk mengerti. Ia meletakan kamera milik Jaemin di atas meja rias.
"Rosé. Gue enggak apa-apa pakai celana pendek segini, kan? Kalau lo risih gue nanti bisa tidur pakai celana panjang gue, kok."
Rosé tertawa geli. "Senyaman lo aja. Lagian tadi pagi lihat sendiri kan celana piyama gue pendek. Apalagi tadi gue juga udah lihat kok, lo tidur pakai celana pendek," jelas Rosé yang membuat Jaemin langsung tersenyum malu.
"Kita masih punya waktu empat puluh lima menit lagi. Lo udah selesai make up?"
"See? Alat make up gue udah beres dari tadi tandanya gue udah selesai," kata Rosé yang menunjukkan meja riasnya telah rapi dari peralatan make up miliknya.
"Lo enggak pakai alis? Biasanya cewek suka ribet soal alis. Kayak Nyokap gue, enggak bisa diganggu kalau lagi ngalis katanya."
Rosé tertawa kecil. "Ini cuman makan malam biasa, Jaem. Gue enggak perlu pakai alis. Cuman bedak dan lipstick aja udah cukup."
Jaemin tersenyum dan mengangguk mengerti. Gue kira perempuan itu sama semua. Ternyata cara berpikir dia beda sendiri.
***
June 11th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
FanfictionAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...