Jaemin Rosé mengikuti kedua sahabatnya memasuki sebuah restoran Itali. Suasana restoran terlihat begitu ramai. Banyak orang asing yang mereka kira berasa dal Eropa dan Amerika di restoran ini."Jaemin ... Rosé ... kalian di meja yang di sana." Tunjuk Jennie pada sebuah meja yang terletak di pojokkan.
"Meja gue sama Jeno di sana," katanya menunjuk meja yang juga berada di pojok, tetapi berlawanan dengan meja mereka.
"Kita pisah mejanya lumayan, ya. Soalnya bisa hilang napsu makan gue kalau dengar debat kalian," lanjutnya yang mendapat anggukan dengan wajah malas dari Rosé dan Jaemin.
"Yuk, Yang." Jennie menarik tangan Jeno untuk pergi ke meja mereka.
"Jaem. Gue tinggal, ya. Jangan galak-gakak sama Rosé. Kalau kalian ribut lagi, kalian yang bayar makanan kita." Pesan Jeno yang membuat Jaemin mendengus pada akhrinya.
Rosé menggelengkan kepalanya. "Yuk, Jaem. Jangan dipikirin mereka berdua. Mereka laper jadi rese."
Jaemin tertawa pelan. Berjalan mengikuti Rosé yang berada di depannya menuju meja mereka. Dan mengambil kursi yang berhadapan dengan Rosé.
Kenapa lilin-lilin di meja ini hadi terlihat romantis? Perasaan dari tadi gue lihat di meja lain biasa aja, batin Rosé yang terdiam melihat lilin di tengah-tengah meja.
Gue enggak pernah makan berdua sama cewek dalam satu meja. Kenapa gue berasa ini kayak kencan? Jadi, keingat sama kejadian di hotel kemarin, batin Jaemin.
Seorang pramusaji datang menuju meja Jaemin dan Rosé. Menyerahkan dua buku menu kepada keduanya.
Jaemin terdiam sejenak melihat menu-menut masakan Itali yang tersedia. Rata-rata menunya adalah pasta, pizza dan terdapat minuman beralkohol.
"Lo mau pesan apa, Rosé?"
"I want to Spaghetti Napolitana, Lasagne Al Forno, Filleto Di Manzo Con Risotto Verdure E Gamberi and Pizze Cervino. And the drink ... Strawberry Juice."
Jaemin mengangguk. "For me, Tris Di Pasta, Fussili Valdostana, Filleto Di Manzo Con Spicchi Di Patate E Salsa Al Pepe Nero. The drink, i want to Regular Caffee and two mineral waters."
Jaemin memutup buku menunya. "Lo enggak mau pesan dessert?"
Rosé menggeleng. "Enggak tertarik, gue."
Jaemin mengangguk. "Rosé. Pizzanya mau dibagi dua aja? Tadi gue awalnya mau pesan pizza. Cuman melihat menunya gue jadi laper mata."
"Boleh. Gue juga pesannya makanan berat semua. Takutnya pizzanya malah enggak ke makan sama gue juga."
Jaemin menggagguk. Setelah itu mengatakan kepada pramusaji, bahwa pesanan mereka hanya itu saja. Dan sepeninggalan pramusaji tersebut, suasana canggung mulai menyelimuti keduanya.
"Rosé."
"Iya?"
Jaemin mengeluarkan kameranya. "Mau foto? Belakang lo bagus, tuh."
Rosé melihat ke belakangnya yang ditunjuk oleh Jaemin. "Wah. Iya. Boleh, Jaem."
Rosé mulai melakukan beberapa pose yang bisa dilakukannya dalam posisi duduk. Sedikit pose yang bisa dilakukannya, tetapi Rosé tidak mempermasalahkannya.
Sama seperti apa yang dirasakan oleh Rosé, Jaemin juga memiliki sedikit ruang untuk bergerak. Bahkan, terlihat dengan jelas ia sampai menggerakkan kursinya hanya untuk mendapatkan angle yang bagus.
"Sekarang gantian. Belakang lo juga bagus soalnya. Lumayan buat lo ganti profile picture."
Sementara di meja lain, Jennie sekilas memandang ke arah Rosé. Wajahnya tersenyum melihat Rosé yang menikmati liburannya bersama Jaemin.
"Yang. Lihat, deh. Aku suka lihat mereka kayak gitu. Semoga aja rencana kita buat jodohin mereka kesampaian," kata Jennie yang masih melihat ke arah sahabatnya.
"Aku juga berharap begitu. Sejak tadi aku masih enggak percaya kalau mereka semakin dekat dibandingkan sebelumnya, Yang," balas Jeno.
"Padahal mereka awalnya hate-hate relationship. Eh, sekarang kayak orang pacaran aja," ucap Jennie.
"Nah, iya. Padahal dulu ada yang bilang enggak mau interaksi lagi. Tahunya malah semakin dekat hubungan mereka," balas Jeno.
"Hmmm ... Yang. Kita di sini mau candle light dinner kayak yang kamu minta. Bukan lihatin Jaemin sama Rosé," rajuk Jeno yang sudah menggenggam tangan Jennie.
"Masa tunangan gantengnya sendiri cuekin? Aku sedih, nih, Yang."
Jennie memukul pelan tangan Jeno. "Tunangan gantengnya Jennie Kim mau diperhatiin?" tanya Jennie dan dijawab dengan anggukan oleh Jeno.
"Yul. Kita lanjutin candle light dinner kita yang tertunda."
Sementara itu, makanan milik Jaemin dan Rosé sudah tiba. Keduanya mulai memakan hidangan masing-masing.
Jaemin melihat ke arah Rosé. "Rosé," panggilnya dan membuat Rosé mengalihkan perhatiannya kepada Jaemin.
"Ada sisa saus di bibir lo." Jaemin dengan cepat mengambil tisu dan membersihkan saus yang ada di sudut kanan bibir Rosé.
"Sudah bersih," kata Jaemin kemudian dan melanjutkan makannya.
Rosé? Ia hanya terdiam sejenak dan memegang sudut bibirnya. Baru saja dia membersihkan saus yang ada di bibirku? Eunwoo aja enggak pernah kayak gini ke gue!
***
June 11th, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔
FanficAku & Kamu Book 1: Salah Sambung Berawal dari salah nomor, Rosé dan Jaemin terjebak dalam rencana Jennie dan Jeno untuk menjodohkan mereka berdua. Kesan buruk bagi keduanya membuat Jaemin dan Rosé tidak ingin saling berhubungan untuk kedua kalinya d...