27. Sebuah Pujian

1.3K 203 40
                                    


Sejak perjalanan menuju objek wisata selanjutnya, Jaemin hanya diam, mencuri pandang ke arah Rosé. Memperhatian wajah itu sesekali tersenyum keluar kaca mobil.

Sampai sekarang, Jaemin masih memandang punggung Rosé yang berada di depannya. Setelah berpisah dengan Jeno dan Jennie, karena harus ke toilet.

Gue enggak nyangka aja, dia masih bisa tersenyum seperti itu setelah diselingkuhi oleh mantan kekasihnya.

Jaemin berdiri tidak jauh dari tebing. Hanya satu-dua langkah dari tebing yang di bawahnya langsung menuju ke laut.

Tanpa disadari olehnya, Rosé sudah berada di depannya. Memandangnya dengan pandangan bingung.

"Jaem. Lo ngapain berdiri di sini dari tadi?"

Pertanyaan Rosé mengambalikkan kesadarannya. Jaemin dengan cepat melihat ke kanan dan ke kiri.

"Eoh? Gue mencari objek foto yang bagus buat latar foto kita nanti. Contohnya kayak di bawah ini," kata Jaemin asal tunjuk ke bawah mereka.

"Wah! Bagus banget, Jaem! Airnya biru, udah gitu pas ombaknya membentur batu dan karang jadi putih, terus biru disekitarnya jadi berwarna biru muda."

Jaemin seketika melihat ke bawah. Reaksi wajahnya berubah menjadi terkejut. Puji Tuhan. Tuhan masih ada di sampingku. Tangannya dengan cepat mendekatkan kamera ke wajahnya. Membidik objek di bawahnya dan mengambil fotonya. Senyum di wajahnya mengembang.

"Rosé. Lihat bagus, kan?" Jaemin menyerahkan kameranya kepadanya Rosé. Memperlihatkan hasil foto yang baru saja diambil olehnya.

 Memperlihatkan hasil foto yang baru saja diambil olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sumpah, Jaem! Ini berasa lukisan. Ciptaan Tuhan memang terbaik!"

Jaemin tersenyum. "Mau coba ke sana? Gue rasa di sana bagus."

Rosé mengalihkan atensinya ke belakang. Melihat sebuah tebing berwarna putih dan terlihat seperti terdapat pantai di sana.

"Gue yakin di sana pasti bagus."

"Seberapa yakin untuk seorang Na Jaemin?" tantang Rosé.

"Tentunya sangat yakin seratus persen!" seru Jaemin yang berjalan lebih dulu.

Rosé mengikuti Jaemin. Berdiri tepat di samping laki-laki itu yang tengah mengambil foto dari objek di depannya. Objek itu telah mengambil alih atensinya secara penuh.

"Indahnya."

"Memang, Rosé. Lihatlah," balas Jaemin yang sudah memperlihatkan hasil fotonya.

"Mau di situ?" tanya Jaemin menunjuk satu tempat tidak jauh dari posisinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau di situ?" tanya Jaemin menunjuk satu tempat tidak jauh dari posisinya.

"Daei situ bisa kelihatan pantai, tebing dan bahkan lautnya juga," kata Jaemin.

Rosé melihat ke arah Jaemin. "Apa itu aman? Gue takut jatuh ke bawah, Jaem."

Jaemin tersenyum. Memegang tangan Rosé. "Trust me. Lo akan aman sama gue."

Rosé mengangguk. Berjalan mengikuti Jaemin yang menuntun dirinya ke tempat yang ditunjuk oleh laki-laki itu. Mencari posisi aman dan saat menemukannya, Jaemin melepaskan genggaman tangannya.

Mengikuti arahan dari Jaemin di awal membuat Rosé sedikit lebih rileks, dibandingkan sebelumnya.

"Jaemin. Gantian."

"Lo udah cukup?"

"Nanti gue kehabisan pose kalau cuman foto di sini doang. Hehehehe ...."

Jaemin tersenyum. Menyerahkan kameranya kepada Rosé. Berjalan menuju ke tempat di mana Rosé sebelumnya berpose.

Kegiatan keduanya masih berlanjut sampai melakukan foto berdua. Dan berakhir dengan melihat hasil foto mereka.

"Ini semua merupakan foto-foto terbaik yang kita ambil. Lihat aja yang di belakang kita. Bukankah sangat indah?"

Jaemin mengangguk. "Gue bilang apa tadi. Kalau ini akan bagus banget."

Rosé memutar kedua matanya malas. "Eoh? Ada yang sedang menyombongkan dirinya?"

Jaemin tertawa menanggapi sindirian Rosé. "Bukankah tadi lo sendiri yang bilang kalau ini bagus? Berarti lo mengakui, kalau gue pintar mencari tempat yang bagus untuk berfoto."

"Gue mau mengelak, tapi lo emang pintar mencari tempat foto. Gimana, dong?" balas Rosé dengan nada sedih. Namun, akhirnya ia tertawa melihat perubahan raut wajah Jaemin.

"Sumpah! Lo emang terbaik kalau nyari tempat foto," puji Rosé.

Jaemin tersenyum malu. "Sebuah pujian, eoh?"

Rosé memukul pelan bahu Jaemin. "Bukan. Itu sindirian. Yaelah, Jaem. Udah tahu pujian masih nanya aja."

Suasana bahagia terlihat di sekitar mereka. Angin yang berhembus menerpa rambut keduanya. Seakan ikut berbahagia dengan apa yang Jaemin dan Rosé rasakan.

"Jaem. Biarkan ini jadi tempat rahasia kita, ya?"

"Memangnya kenapa, Rosé?"

"Entah lah. Gue cuman mau ini menjadi rahasia aja. Jangan biarkan mereka berdua tahu tempat ini," jawab Rosé.

"Anggap saja sebagai hukuman, karena mereka meninggalkan kita berdua," lanjutnya.

Jaemin mengangguk. "Gue rasa mereka ada di bawah sana. Mau coba ke sana enggak?" katanya Jaemin menunjuk ke belakangnya, lebih tepat dataran yang berada di bawah tebing.

"Apa di sana bagus untuk berfoto?" tanya Rosé.

"Apa ada yang sedang menguji insting seorang Na Jaemin?" tanya balik Jaemin.

"You know it, Jaem," balas Rosé dengan senyumnya.

Jaemin terlihat berpikir sejenak. "Gue rasa di sana pasti bagus!"

Rosé mengangguk. "Mari kita buktikan perkataan seorang Na Jaemin si ahli mencari tempat berfoto yang bagus."

***

June 13th, 2020

Aku & Kamu (Jaemin Rosé) - Book 1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang