0. Early Moment

94.9K 4.8K 365
                                    

Sempurna. Satu kata yang mendefinisikan hidupnya saat ini. Walaupun banyak orang yang bilang, tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Namun dia tetap melabelkan kehidupannya benar-benar sempurna tanpa celah.

Dulu, dia tak pernah merasa sebahagia ini. Tanpa memikirkan beban yang berat, dia menjalani hidupnya penuh dengan senyuman. Bahkan terhitung dua tahun, Lisa tak pernah lagi meneteskan air mata.

Di anugrahi sebuah keluarga yang hangat, kekayaan yang melimpah, kecantikan luar biasa, kekasih yang sangat mencintainya, serta otak yang genius membuat Lisa tak menginginkan apapun lagi di dunia ini. Untuk apa, jika dia memang sudah memiliki semuanya?

Tapi, Lisa melupakan satu hal. Roda kehidupan terus berputar. Jika dia sekarang merasa sangat bahagia, tidak ada yang menjamin untuk ke depannya. Entah apa yang menanti, Lisa tak tahu. Dia hanya menikmati hidupnya saat ini tanpa memikirkan hal lain terlalu jauh.

"Ya! Sudah kubilang untuk tidak menyimpan makanan instan terlalu banyak!"

Jennie benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan dua tahun lalu. Dimana setiap akhir pekan, Jennie dan Jisoo selalu menyambangi apartemen mewah Lisa dan Rosé di London. Walaupun terkadang hanya tinggal selama beberapa jam, kedua gadis itu tak keberatan sama sekali.

"Unnie, kami sedang sibuk mengurus tugas kuliah yang semakin menumpuk. Tidak ada waktu untuk memasak." Rosé muncul dengan wajah kesalnya menghampiri Jennie yang kini bersedekap di dapur apartemen itu.

"Sudah Unnie bilang untuk menyewa beberapa maid." Sahut Jisoo yang diangguki cepat oleh Jennie. Merasa kesal karena kedua adiknya bersikeras untuk hidup mandiri tanpa satu orang maid pun.

"Kami sering makan di luar. Jadi sangat jarang mengkonsumsi itu." Lisa datang sembari memeluk Jisoo dari belakang. Menyandarkan kepalanya pada punggung sang kakak.

Semakin tinggi tingkat semester kulaihnya, Lisa merasa semakin pusing. Bukan karena dia tak bisa mengerjakan tugas yang diberikan. Namun dia sangat sulit mendapatkan waktu luang akhir-akhir ini. Dan bersandar pada punggung kakaknya lah salah satu obat mujarab untuk rasa lelah Lisa.

"Kali ini akan aku maafkan. Tapi lain kali, jangan harap aku mengampuni kalian." Ucap Jennie penuh penekanan, membuat Rosé dan Lisa harus menghela napas pasrah.

"Nde, Unnie." Sahut keduanya patuh.

Setiap minggu, Jennie masih selalu mengoceh pada kedua adiknya itu saat berkunjung ke London. Ada saja kesalahan yang membuat Jennie selalu marah-marah, hingga mengakibatkan telinga Lisa maupun Rosé terasa panas.

- Early Part -

Lampung, 22 Juni 2020

Note.

Ada yang kangen sama Kwon Family dan kesultanan mereka yang can't relate?

Lumayan banyak yang minta ini di publish untuk menyambut 5K Followers aing. Tapi nanti kalau ga rame di unpublish lagi ae lah😂

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang