9. Missing You

26.5K 2.8K 1.2K
                                    

Setelah mendengar permintaan Yeri tadi, sampai saat ini Jennie belum menjawabnya. Gadis itu hanya mampu terdiam karena merasa keinginan Yeri tak masuk akal. Ayolah, kakak mana yang mau mengabaikan adiknya? Jennie tak segila itu.

Dia duduk di kursi yang ada di ruangannya. Berusaha mencari kalimat yang pantas untuk jawaban Yeri nanti. Lagipula, jika dia menjawab tidak, tadi. Dapat dipastikan kesehatan Yeri akan memburuk. Karena penderita penyakit seperti itu tak boleh dibiarkan sedih.

Jennie akan menolaknya. Tapi dia harus mencari waktu yang tepat. Dia samgat menyayangi Rosé dan Lisa melebihi apapun. Walaupun jarak mereka kini sangat jauh, itu tak akan menghapuskan rasa sayang Jennie sedikitpun pada adik-adiknya.

"Permisi, Dokter."

Tubuh Jennie menegak. Segera berdiri dan membungkuk hormat tatkala orangtua Yeri lah yang baru saja memasuki ruangannya.
"Silahkan duduk Tuan, Nyonya."

Kedua orang yang seusia orangtua Jennie itu mengangguk lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Jennie. Mendadak terlihat gelisah dan membuat Jennie menjadi bingung. Dia yakin sudah menerangkan perihal kondisi Yeri hari ini pada mereka, dan semuanya cukup stabil. Tak ada yang dikhawatirkan.

"Apakah ada masalah? Bukankan Yeri sudah tertidur?" tanya Jennie memastikan. Takut jika setelah dia tinggalkan, kondisi Yeri menurun.

"Aniya, kami kesini bukan untuk bertanya mengenai kondisi Yeri." Ujar Ibu Yeri yang Jennie tahu bernama Kim Hyoyeon.

Jennie tak menanggapi. Memilih menunggu ucapan kedua orangtua Yeri saja. Hingga beberapa detik berlalu, mereka tak kunjung kembali berbicara. Bahkan Jennie sempat melihat Hyoyeon menggigit bibir bawahnya sendiri.

"Tuan---"

"Aku mendengar pembicaraanmu dan Yeri tadi." Potong Kim Ryeowook cepat, ayah kandung dari Yeri.

"Kau tahu Jennie-ssi, kebahagiaan Yeri adalah yang terpenting untuk kami. Jadi, bisakah kau mengabulkannya?" pinta Hyeyeon dengan penuh harap. Membuat Jennie terdiam, terlalu terkejut karena kedua orangtua Yeri memaksanya untuk mengabulkan permintaan anak mereka.

"Satu tahun ini dia sudah mendetita. Dia tak pernah tertawa lepas dan bahagia. Tapi setelah bertemu denganmu, dia menemukan kebahagiaan itu. Dia menemukan semangatnya untuk hidup. Jadi kumohon, kabulkan permintaan anak kami." Hyeyeon kembali berbicara. Kali ini bahkan meraih kedua tangan Jennie yang semula berada di atas meja. Menggenggamnya dengan erat.

"Kami akan memberikan apa saja yang kau mau. Asal jangan pernah tinggalkan anak kami." Kim Ryeowook segera berucap saat Jennie hendak membuka suara. Lelaki itu tahu jika Jennie akan mengeluarkan penolakannya.

Sedangkan Jennie kini berada di ambang keraguan. Dia tak butuh apapun yang di berikan oleh kedua orangtua Yeri, karena dia bisa memiki apapun yang dia mau. Sayang sekali keluarga itu tak tahu jika Jennie adalah calon pemilik rumah sakit ini. Mungkin jika mereka tahu, mereka tak akan berbicara seperti itu.

"Kau tahu kan, keadaan Yeri benar-benar tak stabil. Dia harus selalu bahagia, dan jika kau menolaknya---"

"Yeri tak akan pergi kemanapun, Nyonya. Percaya padaku." Ujar Jennie penuh penekanan. Menggumamkan maaf berkali-kali pada Lisa dan Rosé dalam hati.

.......

Hari ini sebenarnya adalah kepulangan Eunha kembali ke Korea. Lisa sudah ingin menemaninya ke bandara. Namun Eunha menolak karena tak ingin Lisa membolos. Alhasil, gadis berponi itu hanya bisa memberikan salam perpisahan melalui sambungan ponsel.

Hari ini memang kelas Lisa berjalan dari pagi hingga sore. Sesuatu yang sangat melelahkan tapi dia sangat menyukainya. Apapapun jika hal itu menambah ilmunya, Lisa akan suka.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang