Seperti pagi-pagi sebelumnya, Rosé akan selalu menyiapkan sarapan untuknya dan Lisa sendirian. Karena gadis itu tak membiarkan Lisa untuk menyentuh dapur. Padahal Lisa selalu bersikeras untuk membantu sang kakak. Namun Rosé ingin melakukannya sendiri. Jadi, bukan salah Lisa jika dia nanti tak akan bisa memasak sampai tua.
"Unnie, apakah sudah ada kabar dari Jennie Unnie dan Jisoo Unnie?" Lalice datang seraya bertanya pada Rosé yang kini sedang menyusun beberapa makanan di meja makan.
Kedua kakaknya itu memang tak mengabarinya lagi sejak dua hari lalu mereka kembali ke Korea. Padahal biasanya setelah sampai di Korea, Jisoo maupun Jennie akan selalu memberikannya kabar jika sudah sampai.
"Eoh. Tadi Appa menelpon jika Jennie Unnie sakit."
Lisa mengurungkan niatnya untuk melahap selembar roti yang tertata di atas meja. Mendadak nafsu makannya menghilang setelah mendengar tentang keadaan Jennie saat ini.
"Apakah parah?"
"Sepertinya begitu. Jennie Unnie masih di rawat di rumah sakit. Appa tidak memberitahu lebih jelas karena dia tampak tetburu-buru."
Lisa terduduk lesu. Mendadak dia ingin pulang ke Korea Selatan. Negara kelahirannya yang sudah dia tinggalkan selama dua tahun. Sekalipun, Lisa dan Rosé tak pernah pulang kesana. Mereka terlalu mengejar waktu untuk cepat menyelesaikan kuliah hingga libur semester pun harus di korbankan.
Alhasil, hal itu mengharuskan orangtua serta kakak-kakak mereka yang berkunjung ke London. Walaupun terkadang mereka sangat heran melihat kesibukan Lisa dan Rosé yang melebihi seorang pengusaha.
"Unnie, sepertinya aku akan pulang larut malam. Kau jangan menungguku," Ujar Lisa setelah meminum susu cokelat yang dibuatkan oleh Rosé. Dia berbicara seperti itu karena sudah menjadi kebiasaan bagi Rosé maupun Lisa untuk menunggu satu sama lain sebelum tidur bersama di kamar.
"Jangan lupa bawa vitaminmu." Suruh Rosé dan langsung diangguki cepat oleh Lisa.
.......
Rambut blonde itu tertiup angin hingga mengakibatkannya sedikit berantakan. Lisa menggeram kesal. Jika bukan karena paksaan Rosé untuk memanjangkan rambutnya, Lisa pasti sudah memangkas rambut itu hingga sebatas bahu.
Kakak ketiganya itu benar-benar terobsesi ingin selalu sama dengan Lisa. Bahkan dia memaksa Lisa mewarnai rambutnya menjadi blonde. Padahal Lisa lebih suka dengan warna cokelat seperti beberapa tahun lalu.
Tak lama, ada sesosok orang yang merapihkan rambut panjangnya dan mengikat hingga rapih. Jungkook disana, tersenyum lalu duduk di samping Lisa. Memperhatikan layar macbook kekasihnya yang menyala dan menampakkan deretan huruf disana.
"Kau jahat sekali mendahuluiku. Padahal aku bersekolah disini untuk mengikutimu," gerutu Jungkook sebal. Bagaimana dia tidak kesal pada Lisa jika kekasihnya itu kini tinggal menyelesaikan dua semester lagi. Sedangkan dirinya masih harus menempuh empat semester lagi jika ingin lulus. Padahal, mereka masuk bersama.
"Otakku tidak bisa terkontrol." Canda Lisa sembari terkekeh. Membuat Jungkook semakin cemberut dibuatnya.
Kemudian, Jungkook membiarkan Lisa melanjutkan tugasnya. Memandangi wajah serius kekasihnya yang sudah dua tahun berada di hatinya itu. Ah, Jungkook benar-benar sudah cinta mati pada gadisnya.
Merasa sedikit bosan karena terus diacuhkan Lisa, Jungkook melirik jam tangannya. Dan ternyata saat ini sudah jam makan siang. Cepat-cepat pria itu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah kotak bekal yang berisi makanan sehat buatan lelaki itu sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/229020415-288-k950954.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]
FanfictionPART 41 - 55 DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Menjadi bagian dari Kwon, adalah hal teristimewa untuk Lisa. Tangis, canda, tawa. Semuanya dia lewati bersama keluarga itu. Kebahagiaan yang keluarganya itu berikan tak akan pernah terlupakan oleh Lis...