36. Her Secret

23.7K 2.5K 362
                                    

Lelaki itu melepas jaketnya dan menyampirkannya di bahu Jisoo untuk setidaknya menghangatkan tubuh sang kekasih yang sedari tadi diam bak patung.

Sejak Taehyung datang bersama Jungkook tadi, Jisoo memang tak mengeluarkan sepatah kata pun. Membuat Taehyung menjadi khawatir, terlebih sorot mata Jisoo penuh akan sebuah beban yang berat. Sama seperti tiga tahun lalu. Dimana masa-masa sulit keluarga Kwon.

Akhirnya lelaki itu mengajak Jisoo untuk meminum teh hangat di cafeterian rumah sakit. Meninggalkan Jungkook yang menjadi satu-satunya di samping Lisa saat ini.

"Dua hari lagi adalah perayaan kelulusan kita. Kau ingat?" Taehyung duduk di samping Jisoo ketika gadis itu mulai mendongak. Mungkin saja lupa jika dua hari lagi adalah hari kebahagiaannya. Berhasil menyelesaikan pendidikan yang selalu membuat kepalanya sakit.

Jisoo kembali menunduk. Memilih memainkan jemarinya gelisah. Jika dulu dia sangat mendampakan hari dimana dia secara resmi sudah lulus. Tapi sekarang tidak lagi. Rasanya hambar. Tak ada sedikit pun kebahagiaan yang akan Jisoo temui di acara itu nanti.

"Bolehkah jika aku tidak datang?" pertanyaan lirih Jisoo itu berhasil membuat kedua mata Taehyung membulat. Yang benar saja. Bahkan mereka sudah membayangkan betapa bahagianya hari kelulusan nanti. Tapi kenapa Jisoo menjadi tak bersemangat seperti ini?

"Apakah karena Lisa?" tanya Taehyung ragu. Tak ada hal lain lagi yang bisa membuat semangat Jisoo runtuh selain yang Taehyung sebutkan barusan.

"Acaranya akan terasa hambar jika dia tidak datang. Lagi pula, aku lebih baik menemaninya dari pada pergi kesana."

Taehyung memghembuskan napas kasar. Dia tidak setuju jika Jisoo mengabaikan acara kelulusan mereka. Lelaki itu tahu jika Jisoo bahkan sudah mendambakan acara yang sangat penting itu. Lagi pula, mereka hanya akan melakukannya satu kali seumur hidup. Karena nyatanya Taehyung mau pun Jisoo tak akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.

"Bukankah kau sudah menantikannya sedari lama? Kau bilang, acara ini sangat penting untukmu kan?"

Jisoo mulai menatap wajah kekasihnya perlahan. Sesaat, dia merasa sudah berlaku egois. Hari kelulusan mereka adalah yang Taehyung impikan sedari dulu. Lelaki itu berusaha mendapatkan kelulusan di tahun ini agar bisa berbarengan dengan Jisoo. Akan jahat rasanya jika Jisoo mengabaikan Taehyung hanya karena tak nyaman pergi ke acara itu.

"Aku akan pergi ke sana."

.......

Lisa berusaha membuka matanya yang terasa mengantuk, saat merasa tangan kanannya mulai ditetesi oleh beberapa air. Tidak mungkin kan jika rumah sakit bertaraf Internasional itu bocor?

Gadis itu membasahi bibirnya yang kering, saat berhasil melihat seorang lelaki bersurai hitam sedang menempelkan tangan Lisa di pipi lelaki itu.
"Kau... Menangis?"

Jungkook yang tak tahu jika kekasihnya telah bangun dari tidur, tentu kaget. Dia gelagapan dan segera menghapus air mata yang semula membasahi wajah tampannya. Padahal Jennie sudah memberitahunya jika Lisa sudah tertidur karena pengaruh obat. Sangat mustahil gadisnya itu bangun. Tapi kenyataannya, suara serak itu mampu membuat Jungkook panik karena lagi-lagi ketahuan menangisi Lisa.

"A-Aniya. Aku tidak menangis." Jungkook mengelak. Berharap Lisa percaya saja karena pasti gadis itu masih belum tersadar sepenuhnya karena rasa kantuk.

"Lalu jika bukan air mata, yang membasahi tanganku saat ini apa? Air liurmu?"

Jungkook melotot. Kekasihnya ini bahkan masih menggunakan masker oksigen untuk bernapas. Tapi tetap saja selalu mengesalkan. Mungkin walau sekarat pun, Lisa akan selalu membuat Jungkook kesal.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang