37. Graduation

22.7K 2.5K 557
                                    

Ketika membuka matanya, Lisa merasa jauh lebih baik. Apalagi saat ini ada seseorang yang memeluknya dengan hangat. Salah satu orang yang setia menjaganya tanpa lelah sedikit pun.

"Selamat pagi, Unnie." Sapa Lisa ketika Jisoo mulai membuka matanya.

Melihat wajah Lisa yang tak sepucat malam tadi, Jisoo tersenyum lega. Dia mendekatkan wajahnya kearah sang adik. Mengecup sekilas bibir yang pagi tadi sudah terbebas dari masker oksigen.

"Kau pikir ini masih pagi? Ini sudah siang, Sayang." Ujar Jisoo terkekeh. Dia saja masih ingat pada jam berapa Lisa tertidur di pelukannya. Saat itu sudah pukul enam pagi, dimana seharusnya seseorang sudah memulai aktivitas.

"Benarkah? Mungkin aku terlalu nyaman di pelukanmu hingga tak menyadari ini sudah siang." Lisa kembali mencari kehangatan pada tubuh Jisoo. Menenggelamkan wajahnya di dada kakaknya dan memeluk tubuh itu lebih erat.

Pagi tadi, bungsu Kwon itu memang tiba-tiba merengek kepada Jisoo untuk menemaninya tidur. Sebenarnya Jisoo sempat menolak karena takut menyakiti tubuh Lisa yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Namun, siapa yang bisa menolak keinginan Lisa?

"Bukankah besok adalah hari kelulusanmu, Unnie?" tanya Lisa mendongak, berusaha menatap wajah Jisoo.

"Hm,"

Lisa mengernyit, tatkala menerima respon cuek dari sang kakak. Bahkan ketika saat dia masih di London, Jisoo sangat antusias membahas hari kelulusannya. Sulung Kwon itu bahkan mengancam Lisa dan Rosé jika tak datang ke acaranya.

Tapi kenapa sekarang Jisoo seakan tak tertarik dengan acara kelulusannya sendiri? Bahkan seharusnya gadis berambut hitam itu sedang sibuk mempersiapkan apa yang akan dia gunakan besok, bukan?

"Kau ingin hadiah apa, Unnie? Besok aku akan---"

"Jangan datang."

Kalimat Lisa hanya bisa menggantung, saat dengan cepat Jisoo memotongnya. Sampai disini, Lisa baru saja paham. Mengapa Jisoo tak tertarik lagi dengan acara kelulusan itu, adalah karena dirinya. Karena Lisa yang sudah menguras semua ruang di dalam pikiran Jisoo.

"Kau... Tidak menginginkan kehadiranku di acara itu?" tanya Lisa pelan. Mendadak ada rasa sedih di dalam lubuk hatinya. Lisa sangat ingin berada di acara itu. Memberi Jisoo ucapan selamat yang sederhana, namun tulus.

"Hm. Tetaplah disini dan jalani perawatan dengan baik. Unnie hanya pergi sebentar. Setelah acara selesai, Unnie akan kembali kesini."

Lisa tidak menanggapi. Dia memilih memejamkan mata erat, menahan diri untuk tidak menangis. Dan pelukan hangat Jisoo, mampu membuat Lisa setidaknya lebih tenang.

.......

Mendapatkan sebuah kelulusan dari perguruan tinggi adalah hal yang cukup sulit. Maka dari itu, perayaan kelulusan yang sering dilaksanakan akan mengandung kebahagiaan tiada tara. Mereka tentu bersyukur, dan melepas beban yang selama ini mengikat.

Semuanya tampak menikmati acara itu dengan memakai baju toga berwarna hitam. Namun di sudut lain, Jisoo justru tak bisa tertawa seperti temannya yang lain. Dia hanya bisa terus menggandeng lengan Taehyung yang sedang mengobrol bersama orang tua dan kedua adiknya.

"Jisoo-ya," suara berat itu mengagetkan Jisoo. Dia segera membalikkan badan dan menatap tak percaya Jiyong, Dara, dan Rosé yang kini tengah berdiri di hadapannya.

Padahal kemarin Jisoo sudah melarang mereka untuk hadir. Alasannya tentu agar semua orang tetap menemani Lisa di ruang rawat. Jisoo pun berencana akan segera pulang setelah acara benar-benar selesai.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang