4. Money

30.9K 3.4K 658
                                    

Pria itu datang dengan wajah lelah. Meletakkan satu paper bag di atas meja nakas lalu mengusap surai hitam milik Jennie. Pemuda Thailand yang berhasil menarik hati Jennie dari bayang-bayang masa lalunya bersama Kai.

Awalnya Jennie tidak menyangka bisa jatuh hati pada sahabat dekat Lisa itu. Karena dia masih terus terpaku pada rasa sayangnya untuk Kai. Sampai Jennie merasa sudah lelah dan meraih uluran tangan Ten untuk berjalan bersama.

"Sedari kemarin aku menelpon Lalice, kenapa tak pernah di angkat?" tanya Ten sembari duduk di pinggir ranjang Jennie. Mulai mengupas buah jeruk untuk kekasihnya.

"Ponsel mereka berdua sama-sama tidak aktif. Dan..." Jennie menggantungkan kalimatnya. Antara ingin bicara namun ragu.

"Dan?" Ten menatap Jennie bingung. Menginginkan kejelasan kalimat Jennie yang sempat terpotong.

"Pagi tadi aku bermimpi buruk. Dan setelah itu perasaanku benar-benar tidak enak sampai sekarang." Ungkap Jennie akhirnya, membuat Ten termenung sejenak.

Pemuda itu mulai membasahi bibirnya setelah sadar. Kembali mengupas buah jeruk yang masih setengah terbuka. Lalu menyuapkannya pada Jennie.

"Tentang mereka berdua?" tanya Ten setelah satu potong jeruk masuk ke dalam mulut Jennie.

"Ani. Hanya salah satu." Jawab Jennie sembari mengunyah.

"Siapa? Rosé?"

Jennie terdiam sejenak. Lalu menggeleng.
"Lisa."

.......

Rencananya Lisa ingin mengajak Eunha untuk singgah di apartemennya. Tapi gadis itu menolak karena takut jika Rosé masih tak bisa menerimanya. Karena tak ingin ada keributan lebih jauh, Lisa akhirnya membiarkan Eunha untuk pulang ke hotel yang di tinggalinya selama berada di London.

Lisa sebenarnya cukup terkejut karena Eunha melakukan perjalanan yang amat jauh hanya untuk meminta maaf padanya. Entah apa sebabnya, terasa sangat aneh untuk Lisa.

"Eoh, Jaehyun Oppa?" Lisa terkejut saat mendapati kekasih kakaknya sedang bersandar pada pintu apartemennya yang tertutup rapat.

"Aku mendapat kabar dari Jungkook jika semalam Rosé kecelakaan." Beritahu Jaehyun setelah Lisa benar-benar ada di hadapannya.

"Mian. Aku tidak bisa mengabarimu kaarena ponselku... Rusak." Lisa tersenyum masam setelah mengatakan itu. Lagi-lagi harus mengingat ponselnya yang kini sudah menjadi bangkai.

"Gwenchana." Jawab Jaehyun sembari memperhatikan Lisa yang berdiri di depan pintu. Mulai memasukkan sidik jarinya di knop pintu untuk membukanya.

"Kau sudah menunggu lama?" tanya Lisa berjalan kearah dapur. Diikuti Jaehyun di belakangnya.

Tampak gadis berponi itu sedang membuka beberapa bungkus makanan yang dia beli. Meletakkannya di atas piring. Lalu meraih gelas dan mengisinya dengan air hangat.

"Lumayan. Aku hanya menekan bel sekali. Aku sudah menduga jika kau ada di luar."

Lisa mengangguk paham. Menatap Jaehyun sembari meringis mengingat sesuatu.
"Oppa, bisakah kau suapi Unnie? Dia sedang marah besar padaku. Jika aku yang menyuruhnya pasti dia tidak mau."

Jaehyung terkekeh. Mengacak rambut blonde milik Lisa lalu meraih nampan yang sudah Lisa isi dengan berbagai makanan dan air hangat.

"Serahkan saja padaku. Kau juga harus makan, eoh?"

Setelah Jaehyun meninggalkan dapur untuk menuju kamar Lisa dan Rosé, gadis berponi itu kembali merogoh kantung plastik di atas meja. Mengeluarkan susu cokelat kemasan yang di berikan Eunha tadi.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang