28. Their Promise

25.6K 2.9K 806
                                    

Ketiga gadis itu kini sedang berkutat di dapur mewah mansion. Membagi tugas untuk membuat makanan Lisa. Tanpa mengeluarkan suara sedikit pun, karena mereka memilih terfokus pada pekerjaan masing-masing.

Sampai di mana Jennie merasa ada sesuatu yang mengganjal. Menghentikan kegiatannya memotong sayuran, gadis berpipi mandu itu mulai mengalihkan pandangan ke arah Jisoo yang sedang merebus sesuatu, dan Rosé yang sedang membuat jus buah untuk Lisa.

"Aku ingin memberitahu satu hal," ujar Jennie mampu membuat kedua saudaranya menoleh.

"Sebenarnya... Lisa sudah tahu mengenai gadis itu."

Seketika, kedua saudaranya itu terkejut. Bahkan Rosé sempat menjatuhkan sendok yang dia pegang sebelumnya. Tidak menyangka sama sekali jika Lisa sudah mengetahui perihal gadis yang dekat dengan Jennie di rumah sakit itu.

"Jadi... Aku yang terakhir?" tanya Rosé lirih. Dia tak habis pikir kenapa tidak ada yang memberitahunya. Jika seperti ini, Rosé merasa sakit hatinya berkali-kali lipat. Andai saja dia tahu dari mulut salah satu saudaranya, mungkin akan lebih baik.

"Kau memberitahunya? Kau tau bagaimana kondisinya, Jennie-ya." Jisoo mendadak gusar di tempatnya berdiri. Selama ini dia tak menangkap sesuatu yang aneh pada Lisa. Maka dari itu dia tak tahu jika Lisa sudah mengetahuinya. Gadis berponi itu memang sangat hebat dalam menyembunyikan sesuatu.

"Yeri yang mendatangi Lisa." Jawab Jennie takut melihat wajah kedua saudaranya yang menampakkan raut wajah berbeda.

"Apakah gadis itu tak punya akal? Untuk apa dia mendatangi Lisa?" tanya Jisoo marah. Dia sudah kesal dengan Yeri yang seakan mengambil Jennie dari mereka. Dan kini dia lebih kesal lagi karena Yeri membuat Lisa sakit hati karena fakta yang ada.

"Dia menampar Lisa---"

"Apakah gadis itu ingin mati?" Pekik Rosé tak terima. Wajahnya bahkan sudah berangsur memerah.

"Aku sudah menegurnya. Aku juga melakukan apa yang dia lakukan pada Lisa. Tapi... Bisakah kita lupakan masalah ini? Kita memulai semuanya dari awal. Lupakan gadis itu." Ucap Jennie penuh harap. Gadis berpipi mandu itu memang benar. Jika masih ada bayang-bayang Yeri di antara mereka, hubungan bersaudaraan keempat Kwon itu tak akan bisa sehangat dulu.

"Tapi kau janji kan, Unnie? Tidak akan melakukan kesalahan lagi?" tanya Rosé penuh harap. Hal yang paling buruk baginya adalah jarak antara ketiga saudaranya.

"Aku janji. Aku tak akan mementingkan hal lain lebih dari kalian bertiga." Jennie menarik kedua saudaranya. Mendekap mereka erat. Hingga tiba-tiba hidung mancung itu mencium aroma sesuatu yang aneh.

"Apa kalian mencium sesuatu yang aneh?" tanya Jennie bingung. Dan seketika itu, Jisoo melepaskan pelukannya. Menoleh pada kompor yang masih menyala dengan sebuah panci di atasnya.

"Sepertinya kita harus membuatnya ulang,"

.......

Lisa mendesah kesal merasakan tubuh yang amat pegal karena sudah beberapa hari tidak meninggalkan tepat tidur. Dia juga merasa bosan yang luar biasa. Namun dia juga tak bisa mengganggu Dara yang saat ini sedang tertidur pulas di sofa ruang rawat itu.

Sebenarnya Dara tak sengaja tertidur ketika Lisa sedang bersama Jungkook tadi. Saat Jungkook ingin pulang pun, Lisa melarang lelaki itu untuk berpamitan pada Dara. Dia tak ingin ibunya bangun, karena Lisa tahu seberapa lelahnya wanita itu belakangan ini.

"Eoh, Eomma tertidur?"

Lisa tampak menghembuskan napas lega melihat kedatangan ketiga kakaknya. Gadis itu bisa terbebas dari rasa bosannya yang sudah membelenggu sedari satu jam lalu. Apalagi ketiga kakaknya itu tampak membawa beberapa makanan di tangan mereka.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang