17. Revealed

32.5K 3.1K 1.9K
                                    

"Appa, aku ingin Jennie Unnie."

Ryeowook mendesah kesal. Selalu kalimat itu yang putrinya lontarkan, membuat dia semakin marah dengan perlakuan Jennie pada Yeri. Meninggalkan gadis itu dan melupakan tanggung jawabnya.

"Anak itu harus diberi pelajaran." Geram Ryeowook berjalan keluar dari ruang rawat putrinya.

Lelaki itu menggeram di tengah langkah lebarnya. Merasa Jennie telah mencoba mempermainkannya, dan saat ini Ryeowook akan memberitahu Jennie jika gadis itu telah salah karena memgabaikan Yeri. Saat ini, yang menjadi tujuan Ryeowook adalah untuk membuat Jennie menangis darah dan harus bersujud kepadanya untuk memohon ampun.

"Ah, Tuan Ryeowook. Ada yang bisa kami bantu?" Seluruh pegawai resepsionis rumah sakit itu serentak menunduk hormat pada Ryeowook yang datang. Kali pertama lelaki itu menghampiri mereka karena biasanya merekalah yang harus menghampiri Ryeowook.

Lelaki itu benar-benar membanggakan dirinya yang sangat berpengaruh. Tersenyum miring membayangkan Jennie akan benar-benar mencium kakinya hanya untuk meraih maaf. Gadis berpipi mandu itu benar-benar sudah berurusan dengan orang yang salah.

"Aku ingin kau menendang salah satu asisten dokter disini." Ungkap Ryeowook yang seketika membuat orang-orang itu terkejut.

"Apakah ada yang mencari masalah denganmu, Tuan? Kami akan memprosesnya jika itu benar terjadi." Salah satu dari mereka segera meraih telepon disana. Hendak menghubungi pihak yang memang bertanggung jawab atas seluruh asisten dokter di rumah sakit itu.

"Eoh, dan bisakah kalian buat reputasinya buruk? Dia benar-benar sudah kurang ajar padaku," adu Ryeowook yang dalam hati kini mulai bersorak.

"Reputasinya akan buruk jika dia keluar dari rumah sakit ini secara tidak hormat, Tuan. Kau tenang saja. Rumah sakit ini adalah standarisasi dari semua rumah sakit yang ada di Korea Selatan." Sahut pegawai yang lain, membuat Ryeowook mengangguk. Karena memang itulah alasan Ryeowook membawa putrinya kemari untuk mendapatkan perawatan terbaik.

"Tuan, kau tahu nama asisten dokter itu? Kami akan segera memprosesnya." Ujar pegawai yang terlihat sedang terhubung dengan seseorang lewat telepon.

"Kwon Jennie."

Semua pegawai di situ seketika menganga. Bahkan yang sedang menggenggam telepon pun tak sengaja menjatuhkan benda itu. Tak biaa menahan keterkejutan mereka atas ucapan Ryeowook, juga bingung harus berbuat apa sekarang.

"Wae? Kenapa ekspresi kalian seperti itu. Cepat lakukan perintahku." Sentak Ryeowook kesal. Merasa mereka sudah membuang waktunya terlalu lama.

Semua pegawai disana saling pandang. Sesekali meringis karena benar-benar bingung harus menjelaskan kepada Ryeowook seperti apa. Jika mereka benar-bemar menendang Jennie, maka karir merekalah yang akan hangus.

"Ma-Maaf, Tuan. Kami tidak bisa melakukannya." Ujar salah satu dari mereka yang akhirnya mendapat keberanian.

"Mwo? Kalian mengabaikanku? Kalian tahu kan aku ini siapa?"

Semuanya mengangguk cepat. Tentu mereka tahu jika Ryeowook adalah salah satu pengusaha yang sangat berpengaruh di Seoul. Mereka tak akan mau mencari masalah dengan boss besar itu, namun mereka lebih tak ingin lagi mencari masalah dengan cucu pemilik rumah sakit itu.

"Kami tahu. Tapi kami tak bisa mengeluarkan Nona Jennie dari rumah sakit ini." Beritahu salah satu pegawai, membuat dahi Ryeowook mengerut bingung.

"Apa yang sudah dia lakukan hingga bisa membuat kalian mempertahankannya sekeras ini walau telah mencari masalah denganku? Aku akan membayar berapa pun agar dia bisa dikeluarkan dari sini. Cepat lakukan apa yang ku mau!" Ryeowook benar-benar kesal saat ini. Jennie hanyalah asisten dokter, seharusnya mereka dapat dengan mudah mengeluarkan Jennie karena gadis itu telah membuat kesalahan fatal.

Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang