Awalnya, Lisa dan Jungkook memiliki rencana untuk sekedar berjalan-jalan di taman kota setelah membeli kacamata. Namun karena Lisa merasa tubuhnya mulai tak baik-baik saja, dia meminta Jungkook untuk mengantarkannya pulang. Beralasan jika dia sudah sangat mengantuk.
Sesampainya di dalam kamar, Lisa langsung meminum obatnya dengan terburu-buru. Dia juga melepas dua kancing bagian atas kemejanya untuk sekedar meredakan rasa sesak yang benar-benar menyiksa.
Entah hanya perasaan Lisa atau memang nyata, rasa sesak yang selalu mendatanginya terasa lebih menyiksa dari waktu ke waktu. Tapi gadis itu takut memberitahu pada siapa pun mengenai apa yang dia rasakan saat ini. Dia takut semuanya menjadi lebih buruk, dan tak akan ada lagi kebebasan yang bisa dia nikmati seperti saat ini.
"Lisa-ya, kau di dalam?" itu suara Rosé, dan Lisa cepat-cepat memasukkan obatnya kembali ke dalam laci lalu mengancingkan bajunya seperti semula.
"Eoh. Masuk saja, Unnie."
Tak lama, pintu kamar itu terbuka. Menampakkan Rosé bersama dua kakaknya. Lisa berdoa dalam hati, semoga wajahnya tak memperlihatkan rasa sakitnya kini. Karena ketika melihat mereka khawatir, hati Lisa selalu sakit.
"Kau sudah memeriksakan matamu?" tanya Jisoo duduk di samping Lisa. Tentu dia dan yang lainnya tahu jika beberapa kali Lisa mengeluh karena penglihatannya kurang baik akhir-akhir ini.
"Eoh," jawab Lisa menunjuk kotak kacamata yang ada di atas meja nakas. Setelah diperiksa tadi, ternyata matanya mengalami minus. Untungnya belum terlalu parah.
"Sudah Unnie peringatkan, kurangi membaca buku. Kalian tahu tidak? Setelah pulang kuliah, bahkan Lisa selalu memghabiskan waktu bersama buku-buku membosankannya dibandingkan mengobrol denganku." Kalimat yang dilontarkan Rosé itu mengandung dua arti. Keluhan dan aduan untuk kakaknya.
Memiliki adik yang pintar sepertinya tak terlalu Rosé syukuri. Kamar mereka bahkan harus penuh dengan buku-buku milik Lisa. Karena walaupun Lisa memasuki jurusan fotografi, tetapi gadis itu tak berhenti belajar segala hal baru.
Saat mereka berjalan-jalan di waktu senggang pun, Lisa pasti akan memilih tempat wisata yang mengandung sejarah atau ilmu pengetahuan. Sulit sekali untuk Rosé mengajak Lisa bersenang-senang tanpa tanpa campur tangan sebuah pengetahuan.
"Ya! Dia sering membaca buku karena ingin pintar. Jangan samakan denganmu." Seru Jennie yang mendadak kesal. Dia dan Lisa memiliki kemiripan, yaitu sangat gemar membaca buku apa pun. Dan dia merasa tersinggung atas ucapan Rosé.
"Kau pikir aku bodoh begitu, Unnie?" Rosé juga membalas ucapan Jennie dengan rasa kesal. Mereka berdua memang sangat mudah untuk bertengkar satu sama lain walau hanya karena masalah kecil.
"Kau sendiri yang bilang jika kau bodoh. Bukan aku,"
"Unnie, lebih baik kita tidur saja. Biarkan mereka baku hantam sampai kiamat." Lisa menarik tubuh Jisoo untuk berbaring di sampingnya. Saling menutup telinga agar tak mendengar suara berisik Jennie dan Rosé yang terus bersahut-sahutan.
"Begini lebih baik." Gumam Jisoo pelan.
.......
Waktu memang tak akan bisa berhenti untuk terus berjalan. Apa pun itu, baik bahagia maupun sedih akan terlewati. Entah dengan berat atau justru ringan. Yang pasti, Tuhan tak akan membiarkan hambanya terus bersedih atau gembira.
Besok, Jennie akan melaksanakan sumpah Dokternya. Dan besok pula, dia akan secara resmi menjadi seorang Dokter dan pemilik Haessal International Hospital. Yang pasti, membuat gadis cantik itu akan lebih sibuk nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Lisa 2 ✔ [TERBIT]
FanfictionPART 41 - 55 DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Menjadi bagian dari Kwon, adalah hal teristimewa untuk Lisa. Tangis, canda, tawa. Semuanya dia lewati bersama keluarga itu. Kebahagiaan yang keluarganya itu berikan tak akan pernah terlupakan oleh Lis...