Haechan menatap selembar foto di genggamannya. Perlahan senyum nya merekah.
"Dadda kangen sama Rey. ." Lirinya
"Maaf Rey, dadda gak bisa ajak muma buat ketemu sama Rey."
Pemuda bersurai coklat madu itu meremat seprai dengan kuat ketika merasakan air matanya yang akan turun membasahi wajahnya
Ingatannya kembali memutar kejadian satu tahun yang lalu. Dimana Rey pergi meninggalkannya untuk selamanya. Rasa bersalah mulai memenuhi dadanya. Harusnya ia saja yang mengantar Rey ke rumah sakit, mungkin Rey tidak akan pergi untuk selamanya dan masih ada disini bersamanya.
Ceklek
"Channie. ."
Buru-buru Haechan menghapus air matanya ketika Mark membuka pintu dan berjalan ke arah nya
"Why are you cryinghmm?" Tanya Mark lembut. Pria Canada itu duduk di sebelah Haechan lalu merangkul pinggang sang tunangan
"I miss Rey, Mark" lirih Haechan
Mark ikut menatap sebuah foto yang Haechan pegang. Dalam foto itu terdapat dua bocah berusia dua tahun tengah tersenyum cerah ke arah kamera
"It sounds inappropriate, sayang." Mark berujar pelan
"What do you mean?"
Yang lebih tua menghela nafasnya "You cry just because you miss Rey. But his own mother did not even seem to care about her son who had died because of his own doing—"
"Itu bukan salah Jaemin, Mark! Itu kecelakaan!" Sentak Haechan
"Even then Jaemin was injured, he got an injury to his back! Jaemin almost died at that time. Tolong berhenti ngomong seolah Jaemin orang yang bersalah disini. ."
Haechan terisak "He had been in a lot of trouble all this time, Mark. Aku tau kalo sebenernya Jaemin itu sayang sama Rey, sama Ryan juga. Of course semua ibu pasti sayang sama anaknya. Dia cuma belum bisa terima kenyataan, bad memories about his past are still very disturbing to his mind, I know that." Kedua tangannya saling meremat
"Setelah pindah ke China, Jaemin depresi. Dia selalu nangis setiap malem, aku beberapa kali nemu coretan tangan dia yang nulis kalau dia mau bunuh diri. Tapi kamu tau apa yang di tulis di pojok kertas itu? He tucked the little writing there, he wrote that he did not want his child also died with him."
Haechan menunduk, menutup wajah mungilnya menggunakan kedua tangannya
"Seharusnya waktu itu aku kasih tau keberadaan Jaehyuk bukannya justru bawa Jaemin ke China."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.