Hari ini adalah hari pertama Jaemin masuk sekolah menengah atas di Korea, negara asalnya. Jaemin dibesarkan di China dan kini kedua orang tua nya memilih untuk kembali ke negara asal mereka.
Walaupun Jaemin mahir berbahasa Korea dan sudah tau betul budaya Korea, tapi tetap saja ia masih mengalami yang nama nya Culture Shock. Namun, hal itu berlangsung hanya sebentar karena ada seseorang yang selalu berada di samping Jaemin untuk membantu nya dalam keadaan apapun.
"Na, kenapa bengong?"
Jaemin terkesiap kecil ketika secara tiba-tiba seseorang menyentuh lembut bahu nya
"Ah gapapa, ayo Jen."
Jeno, Lee Jeno. Sosok pemuda berwajah tampan dan bertutur lembut yang telah menemani Jaemin sejak kedua nya baru menasuki sekolah menengah pertama di China
Keduanya berjalan beriringan memasuki area sekolah. Jaemin terus menoleh ke kanan dan ke kiri memperhatikan area sekolah nya yang terlihat begitu asri. Ia menyukainya.
"Mark!"
Seorang pemuda berseragam rapih dengan wajah tampan setengah bule nya langsung menoleh tatkala Jeno berseru memanggil namanya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ah, tampannya. Batin Jaemin.
Pemuda bernama Mark itu berjalan menghampiri mereka dengan senyuman manis merekah di wajah nya
"Ini pacar Haechan yang waktu itu dia ceritain." Bisik Jeno
Seketika Jaemin membulatkan kedua matanya terkejut. Kenapa Haechan tidak memberitahu padanya kalau pacarnya setampan ini?
"Kenalin, ini Mark. Sepupu gue."
Jaemin membungkuk kecil "Aku Jaemin." Ujar nya
Mark terkekeh melihat Jaemin yang nampak menggemaskan dengan suara beratnya yang terdengar sedikit samar
"Salam kenal Jaemin," sahut Mark ramah
"Oh ya, kalian ada di gugus berapa? Biar gue anter—"
"JENO, MARK!"
Kedua pemuda yang nama nya di teriaki dengan sangat keras itu lantas menoleh. Bahkan sepertinya bukan hanya mereka yang menoleh, tapi semua orang yang berada di dekat mereka pun ikut menoleh
"Astaga. ." Gumam Jeno
Seorang pemuda bersurai hitam berkilap datang menghampiri mereka. Seragam yang ia kenakan nampak tak terpakai dengan rapih, cukup berantakan karena kemeja nya dibiarkan keluar begitu saja