Seorang laki-laki berumur 25 tahun terlihat tengah menikmati kegiatan membaca bukunya di sebuah kafe bertuliskan 'Boochin'.
Seano Jevandra, jomblo 25 tahun, mencoba mencari jodoh lewat aplikasi kencan bernama 'KencanDuan' -berkat saran dari teman kampretnya- saat ini sedang menunggu partner kencannya yang tak kunjung datang. Jujur saja bagi Sean sungguh melelahkan, sudah jomblo, duduk sendirian diantara pasangan bucin, ngenes amat.
"Permisi kak." ucap seorang gadis yang berdiri dihadapan Sean.
"Ya?" Sean yang merasa terpanggil, menoleh pada gadis itu.
"Atas nama Sean ya kak?" Tanya gadis itu.
"Iya, kamu Arsya ya? Dari 'KencanDuan'?" Tanya Sean memastikan. Takutnya gadis itu ternyata degem-degem yang minta foto lagi. Ah memikirkannya saja membuat Sean bergidik ngeri.
"Ah iya kak." Ucap gadis itu singkat. Ia menarik kursi di depannya.
Kenapa dia manggil gue 'kak' mulu sih, perasaan gue gak tua-tua amat ~ Sean.
Hening. Selama 5 menit, keheningan melanda keduanya.
"Arsya, kamu mau pesan apa?" Sean menyodorkan menu yang ada di kafe itu.
"Eh aku pesan es teh aja kak." Gadis bersurai panjang itu hanya nyengir kuda.
"Oke."
Hmm. Jauh-jauh ke kafe 'Boochin' pesannya cuma es teh. Setidaknya itu yang ada di pikiran Sean saat ini.
"Btw kak, itu di pipi kiri kakak ada jerawat ya?" Pertanyaan absurd yang terlontar dari gadis itu membuat Sean kaget.
Asem tuh cewek, sejak kapan coba gue punya jerawat ~ Sean.
"Masa sih?" Sean meraba-raba pipi kirinya. Tidak terasa ada jerawat, yang ada hanya kulit mulus, semulus pantat bayi.
"Itu lho kak, gede gitu."
Sean benar-benar gak habis pikir, dari sekian juta topik, kenapa harus membahas tentang jerawat. Mau ditaruh dimana muka Sean sekarang, bahkan telinganya sudah memerah menahan malu.
"Kakak jerawatan? Tenang aja, aku ada produk anti jerawat nih kak," gadis itu mulai mengeluarkan botol-botol kecil dari dalam tasnya. "Ini produk dari 'Acnes Mute' kak, bisa ngilangin buat ngilangin jerawat kakak. Harganya murah lho kak, Cuma 50k aja kak."
Sean mulai sadar apa yang sedang terjadi.
"Maaf ya, kita batalin aja kencannya. Saya ada urusan penting, maaf ya." Sean hendak beranjak namun tangan gadis itu mencekalnya.
Mati gue ~ Sean.
"Kak jangan pergi dulu, ini produknya bagus banget loh. Jerawat kakak bisa hilang dalam sekejap loh kak." Ujar gadis itu meyakinkan.
Sean terlihat menimbang, sebelum akhirnya menjawab.
"Nggak deh, makasi ya." Sean bergegas pergi, tapi lagi-lagi tangan horor itu mencekalnya.
"Plis kak, aku perlu uang buat beli album bities kak," ujar gadis itu memohon-mohon. "Satu aja deh kak."
"Bodo amat, gue gak peduli. Itu urusan lo." Sean segera kabur tanpa mempedulikan teriakan gadis itu.
***
Sepanjang jalan, tak henti-hentinya Sean mengabsen puluhan binatang. Kini, hanya 1 hal yang ada di pikirannya.
"Awas aja lo kampret." Gerutu Sean. Sungguh ia kesal dengan si kampret pencetus ide kencannya.
To Be Continue
Untold story
Setelah kejadian di kafe tadi...
"Masa sih gue punya jerawat?" Sean menoleh pada layar ponselnya.
Ternyata...
"Ya elah penipu, mulus gini dibilang jerawatan."
Daripada pusing mikirin jerawat, yang ada Sean malah asik selfie-selfie. Dasar.
~ ~ ~
Dont forget to vote and comment.With love,
made_lynn
KAMU SEDANG MEMBACA
OSEAN [END]
FanfictionOSEAN (Our Story: Erina and Sean) Kisah ringan tentang keseharian Seano Jevandra yang menikmati -ralat meratapi- kejombloannya. Bertemu penulis muda dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Akankah mereka menemukan jodoh mereka? Suatu saat akan...