Part 22 - Actually

22 12 38
                                    

*Bagi yang lupa cerita, disarankan untuk membaca part 20 kembali, efek kelamaan update 😭

***

"Bagaimana? Apa penerbitnya sudah setuju?" Vero menegakkan badannya, tertarik dengan pembicaraannya bersama Erin kali ini.

Erin mengambil kentang goreng yang tersaji di depannya. Kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama lagu yang diputar dalam kafe. "Yah begitulah, awalnya mereka merasa aneh dengan judul ceritaku, tapi setelah kuyakinkan, akhirnya mereka menerimanya."

"Akhirnya ceritamu akan diterbitkan, congrats." Vero bertepuk tangan, senyum mengembang di bibirnya.

Drrt... drrtt...

Erin melirik ponselnya. "Ah, aku mendapat panggilan dari penerbit." Gadis itu lantas menepi ke pojok kafe.

Momen itu dimanfaatkan Vero untuk memainkan ponselnya. Matanya beralih pada pesan seseorang yang selalu membuat dadanya terasa sakit setiap malam. Setiap kali melihat pesan Acha, membuat Vero membatin frustasi.

Bolehkah ia lari dari kenyataan ini? Atau bolehkah ia egois untuk kali ini saja? Katakanlah Vero berlebihan, tapi rasanya sulit untuk berada dalam situasi tidak jelas seperti ini. Untuk apa berlama-lama pada hal yang tidak pasti? Begitu pikir Vero.

.

.

.

"Aishh benar-benar menyebalkan! Apa dia tidak tahu selera masyarakat zaman sekarang?! Bisa-bisanya dia mengatakan ceritaku seperti bubur orang sakit yang lembek, hambar tidak ada rasanya. Apa seburuk itu ya?" Erin berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Gadis itu mendapati Vero sedang melamun dihadapannya. "Kak Vero?"

"Iya, Cha- eh maksudku, Rin?"

Cha? Apa dia pikir aku Acha? Batin Erin.

"Kakak sepertinya tidak fokus." Erin terkekeh pelan.

"Begitu ya? Ehm, kalau begitu aku ke toilet dulu. Lebih baik aku membasuh wajahku."

Erin memandangi punggung Vero yang semakin lama semakin menjauh, sedetik kemudian tatapannya jatuh pada ponsel Vero yang tergeletak di atas meja. "Hmm, tidak salah kan meminjam ponsel teman? Hehehe."

Tidak semudah itu ferguso. Vero tidak bodoh, tentu saja lelaki itu memberi password pada ponselnya.

"Aku tidak tahu passwordnya," Ujar Erin putus asa. Sebuah hal terbesit di kepalanya. "Mungkinkah..."

280614

Berhasil! Ya! Angka itu adalah tanggal jadian Vero dan Acha. Erin menutup mulutnya, tidak menyangka, Vero menggunakan tanggal itu sebagai passwordnya.

"Jadi, Kak Vero belum move on?"

***

"Woi yeontan, sampai kapan lo bakal nginep disini?" Pekik Sean kesal. Lelaki itu menendang-nendang tubuh Jeno yang sedang rebahan di lantai.

Jeno menatap Sean tajam. "Dasar gak tahu balas budi. Masih untung gue bantuin lo waktu itu. Kalo gak, lo sekarang udah tenang di atas sana."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OSEAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang