Part 10 - Noob

80 32 11
                                    

Sean POV

Gak terasa udah sekitar tiga minggu gue jadi partner kerja si penulis itu.

Selama itu pula, gue mengikuti segala hal-hal aneh yang dia lakuin. Entah nyari ide di pasar, gibahin gebetan di taman, atau yang terbaru insiden 'baju tidur' yang bikin gue malu setengah mati. Itu semua semata-mata karena karyanya yang 'katanya' bakal spektakuler itu.

Gue penasaran sama isi ceritanya. Kira-kira seaneh apa ya ceritanya haha.

Sean POV end

"Hei Sean, kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu?" Tanya Deo, melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sean.

"Eh?" Sean tersadar. "Tidak... tidak ada apa-apa kok."

Oh ya. Sean saat ini berada di restoran. Semalam, Pak Bayu mengirim pesan kepada seluruh karyawan. Meminta agar para karyawan berkumpul di restoran. Pak Bayu akan memberi arahan terkait 'HBday'.

Sedikit penjelasan 'HBday' atau Handsome Birthday Holiday adalah kegiatan karyawisata yang dilakukan para karyawan restoran setiap tahunnya dalam rangka memperingati hari jadi restoran.

Biasanya HBday berlangsung selama 3 hari. Dalam karyawisata ini akan ada bermacam-macam lomba.

Uniknya, HBday selalu melahirkan pasangan cinlok setiap tahunnya. Itu semua karena lomba-lomba yang diadakan kebanyakan berpasangan. Seperti tahun lalu, lahir pasangan yang dijuluki dengan nama The Demit alias Deo dan Mita yang langgeng hingga kini.

***

30 menit sebelum restoran dibuka, semua karyawan terlihat berkumpul di depan restoran.

"Baiklah, karena semua sudah berkumpul, saya akan memulai pembicaraan-"

"Maaf saya terlambat." Ujar Erin dengan cengiran khasnya.

"Tidak apa-apa. Kemarilah." Jawab Pak Bayu santai.


Sean POV

Lah? Kenapa ini orang ikut?

Sekilas gue menoleh ke arah tuh cewek. Dia cuma nampilin senyum tanpa dosanya.

"Pak, si sun- eh maksud saya Erin, juga ikut Pak?" bisik gue pada Pak Bayu yang berdiri tepat di samping gue.

"Iya." Ujar beliau singkat.

Hah?

Hah??

Hah???

Si Sunset ikut?

"Kenapa begitu pak? Dia kan bukan karyawan disini." ucap gue gak terima.

“Memangnya kenapa kalau bukan karyawan?" Pak Bayu menatap ke arah gue.

"E-eh, tapi kan dia tidak berhak, Pak." Ujar gue ragu-ragu.

"Kamu ada hak untuk ngatur saya?" Pak Bayu menaik-turunkan alisnya.

"Hehehe, gak ada, Pak."

Huftt. Gak berguna nanya sama Pak Bayu. Pertanyaan bukannya dibalas jawaban, malah balik nanya.

Sean POV end

OSEAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang