Oh my my my...
Oh my my my...Sean bersenandung riang sembari mendengarkan lagu berjudul boy with luv yang mengalun indah dari ponsel miliknya.
Lelaki itu terlihat lebih santai hari ini, dengan sweater biru dan celana jeans. Duduk tenang di dalam restoran, menunggu kedatangan sang partner. Siapa lagi kalau bukan Erin.
Tak ada angin, tak ada hujan. Tiba-tiba Erin datang entah dari mana. Jangan lupa, seorang lelaki yang berada di belakangnya.
Sean yang terlampau asyik mendengarkan lagu, tak sadar akan kehadiran dua orang itu.
"Woi, kuping!" Teriak Erin sembari melambai-lambaikan tangan di depan wajah Sean.
"Apa sih?!" Sean menoleh ke sumber suara.
Dilihatnya Erin, bersama seorang lelaki. Oh, Sean tahu siapa lelaki itu. Matanya fokus menatap lelaki yang memang tak asing baginya.
Erin yang sadar akan hal itu, langsung angkat bicara. "Kenalkan, dia Kak Vero. Mulai sekarang, dia juga akan menjadi partner kerjaku."
"Anying,"
"Apa?" Erin menaikkan sebelah alisnya. Menatap penuh tanda tanya ke arah Sean.
"A-ah maksudku annyeong. Haha, ku dengar itu berarti sapaan dalam bahasa Korea." Ralat Sean dengan senyum yang terkesan dipaksakan.
"Oh begitu."
"Kenalkan, aku Sean." Sapa Sean ramah.
"Vero." Balas lelaki itu singkat disertai senyuman manis.
Cih, sok manis lo. - Sean.
Entah bagaimana, atmosfer di sekitar mereka terasa begitu mencekam. Erin yang berada di antara kedua lelaki itu, merasa bulu kuduknya jadi merinding.
Kedua lelaki itu sama-sama menampilkan senyum yang menawan. Tapi, siapa yang tahu arti di balik senyumnya itu.
"Ehm, sebaiknya kita berangkat sekarang." Erin mengawali pembicaraan.
Ya, hari ini mereka akan bepergian. Tepatnya menuju sebuah danau. Erin yang meminta itu. Katanya ingin mencari inspirasi sekaligus melepas penat.
"Baiklah, gunakan mobilku saja." Ujar Vero, bergegas menuju mobilnya yang berada di parkiran.
***
Oke, Sean terima jika harus pergi dengan mobil Vero. Tapi, apa ini? Ia duduk di kursi belakang, sendirian. Catat itu, SENDIRIAN.
Sementara Erin? Gadis itu duduk di samping kursi pengemudi, bersebelahan dengan Vero tentunya.
Lempar saja Sean ke Sungai Han sekarang juga. Ia sungguh tak tahan menjadi nyamuk disini. Dua insan di depannya ini asyik sekali bersenda gurau, sementara dirinya hanya diam meratapi nasibnya.
Oh ayolah, Sean tidak suka diabaikan seperti ini, meskipun dia sendiri sering mengabaikan orang lain. Berkali-kali ia menghela napas kasar. Pada akhirnya, ia hanya dapat menatap jalanan.
.
.
.
Sebenarnya Erin merasa sedikit canggung berada di dekat Kak Vero, mengingat perkataan Kak Vero beberapa hari yang lalu.
Flashback
"Aku ingin lebih dekat denganmu, Erina."
"Hah? Apa maksudmu, kak?"
"M-maksudku aku ingin lebih mengenalmu. Untuk hubungan antara senior dan junior, kita terlihat sangat canggung. Aku tidak suka itu." Jelas Vero dengan senyuman khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSEAN [END]
FanfictionOSEAN (Our Story: Erina and Sean) Kisah ringan tentang keseharian Seano Jevandra yang menikmati -ralat meratapi- kejombloannya. Bertemu penulis muda dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Akankah mereka menemukan jodoh mereka? Suatu saat akan...