"Sedang apa dia?" gumam Erin, namun dapat didengar oleh Sean.
"Siapa?" tanya Sean penasaran.
"Mantan." Sahut Erin singkat.
"Mantan pacar?" Sean mengangkat sebelah alisnya.
"Bukan," Erin menghela napas panjang. "Mantan gebetan. Tapi masih gagal move on."
"Kau ini," Sean mendengus sebal. "Tapi, wajahnya terlihat tidak asing. Aku seperti pernah melihatnya."
"Pantai." Ujar Erin datar. Raut wajahnya menunjukkan kekesalan.
"Oh, dia yang bersamamu di pantai itu." Tawa Sean pecah seketika. Mengingat kejadian di pantai waktu itu.
Erin mengerucutkan bibirnya. Malas mengingat. Hal itu benar-benar memalukan.
"Apa kau sudah menyatakan perasaanmu?" Sean bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari si cowok itu.
"Hmm." Erin mencoba mengingat-ingat.
Erin POV
Flashback
Angkasa Vernando akrab disapa Vero, adalah orang yang ku sukai sejak kuliah dulu. Kating (kakak tingkat) tampan, populer, penuh pesona. Beruntungnya aku bisa kenal sama doi.
4 tahun yang lalu...
Aku berniat nyatain perasaanku ke Kak Vero. Terdengar memalukan. Tapi aku suka to the point. Prinsipku kalo suka bilang suka, kalo ditolak cari yang baru.
Waktu itu aku baru selesai ngampus. Pas banget ketemu Kak Vero di kantin fakultas. Doi asyik banget nyemil cilok sendirian. Gak elit sih kalo nembak di kantin, tapi apa boleh buat, aku terlalu males nunggu lama-lama. Aku pun memberanikan diri buat nyamperin Kak Vero.
"Kak Verooo." Teriakku, berlari mendekat ke arah Kak Vero.
Kak Vero menoleh. "Eh Erina, ada apa?"
"Ehm gini kak," ujarku gugup. Aku memainkan jari-jariku. "Aku suka sama kakak."
Hening. Lama tak ada jawaban dari Kak Vero. Aku yang awalnya menunduk, akhirnya mengangkat kepalaku. Mencoba melihat ekspresinya.
"Maaf," ucap Kak Vero tersenyum kikuk. "Kakak mau fokus sama pendidikan dulu. Kakak belum ada niat pacaran."
Lidahku terasa kelu. Sejenak, aku tidak tahu harus bicara apa. Cukup lama aku berdiam di tempat, memikirkan respon yang tepat.
"Oh," gumamku. "Kalau begitu saya pergi dulu kak. Maaf ganggu."
Aku bergegas meninggalkan kantin. Samar-samar, ku dengar Kak Vero berteriak mengatakan 'maaf' padaku.
Beberapa hari setelahnya, aku sedikit terkejut mendengar kabar bahwa Kak Vero pacaran dengan mahasiswi seangkatanku. Satu hal yang aku simpulkan, Kak Vero tidak menyukaiku.
Flashback end
Erin POV end
"Siapa itu?" tanya Sean kepo. Menunjuk ke arah gadis cantik yang sedang bersama Vero itu.
"Itulah pacarnya dulu, mereka putus beberapa bulan yang lalu," ujar Erin murung. "Cantik sekali. Apalah aku yang cuma kentang buluk begini."
"Tenang saja, kau bukanlah kentang." Ujar Sean.
"Terus apa?" tanya Erin acuh.
"Singkong, hahaha." cibir Sean.
Erin tidak menanggapi perkataan Sean. Ia sibuk memperhatikan dua sejoli di seberang sana.
"Apa mereka sedang membicarakan masalah pekerjaan?" pikir Erin.
"Siapa yang akan membahas pekerjaan di taman seperti ini." Ujar Sean keheranan.
"Kita."
Jleb.
Satu kata dari Erin, mampu membungkam Sean. Laki-laki itu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Benar juga. Sepertinya hanya mereka yang membahas pekerjaan di tempat seperti ini.
"Terserah kau saja." Ujar Sean malas.
***
"Apa aku masih menyukainya?" Erin memandang langit-langit kamarnya. Memikirkan perasaannya saat ini.
Sesekali ia menoleh ke luar jendela, melihat kegelapan langit malam yang dihiasi bulan dan bintang-bintang.
"Ku rasa masih."
To Be Continue
Untold Story"Kak Verooo." Teriak Erin, berlari mendekat ke arah Vero.
Teriakan Erin mengagetkan Vero yang sedang menyantap ciloknya. Untung gak keselek.
Vero yang kaget pun langsung menoleh. "Eh Erina. Ada apa?"
Vero POV
Gue mencium gelagat-gelagat aneh dari ini orang.
"Ehm gini kak. Aku suka sama kakak." Ujarnya gugup.
Eh?
Barusan dia bilang suka?
Mampus gue. Gue gak ada perasaan sama sekali sama ini anak. Gak lebih sekedar senior-junior. Gimana caranya nolak kalo begini.
Apa gue coba kabur aja? Jangan-jangan, yang ada nanti dia gentayangin gue terus.
Apa gue pura-pura pingsan keselek cilok aja? Gak-gak, yang ada satu kampus bisa heboh.
Apa gue bikin alibi aja? Hmm bolehlah-bolehlah.
"Maaf," ucap gue. "Kakak mau fokus sama pendidikan dulu. Kakak belum ada niat untuk pacaran."
Sorry Rin, gue bohong. Gue gak tahu harus bilang apa. Gue udah suka sama orang lain.
"Oh. Kalau begitu saya permisi kak. Maaf ganggu." Ujarnya dengan suara bergetar.
Gue bisa lihat Erina menahan malu, gue sempet teriak bilang 'maaf' pas dia pergi dari kantin.
Sebenernya gue suka sama Acha -teman seangkatan Erina- dan gue berniat buat nembak doi sekarang tepat setelah gue habisin cilok gue. Yeah, gue jadian sama doi tepat di hari yang sama, gue nolak Erina.
.
.
.
Mungkin kira-kira, ini visualnya Kak Vero ^^~ ~ ~
Don't forget to vote and commentWith love,
made_lynn
KAMU SEDANG MEMBACA
OSEAN [END]
FanfictionOSEAN (Our Story: Erina and Sean) Kisah ringan tentang keseharian Seano Jevandra yang menikmati -ralat meratapi- kejombloannya. Bertemu penulis muda dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Akankah mereka menemukan jodoh mereka? Suatu saat akan...