SAMUDERA RAGA : 16

40.7K 4.4K 977
                                    


SAMUDERA RAGA :  16| 42

*****

Raga menuruni tangga dengan lesu lalu duduk di kursi makan. Raga bahkan tidak tidur semalaman karena memikirkan Alin, bagaimana keadaan gadis itu, apakah dia tersinggung atau ... memikirkannya saja membuat Raga takut dan khawatir.Reygan sambil menyesap kopi menatap Raga yang makan roti sambil melamun.

“Pagi semuanya.”

Reygan tersenyum ketika Kinar datang dengan pakaian volinya. Dan duduk di sebelah Raga. Raga hanya tersenyum tipis ketika Kinar mencium pipinya.

Jennie menatap Raga. “Abang mau berangkat cepet ya? Mami siapin kotak bekal mau? Makan di sekolah aja.”

“Nggak Mi. Sarapan dirumah aja.” katanya sambil tersenyum tipis.

Kinar mencolek pundak Raga. “Kita berangkat cepet ya Bang, Kinar ada briefing sebelum latihan sama coach.”

Raga mengangguk. “Boleh.”

“Yaudah makan cepet ya, biar nggak terlambat. Mas, ayo makan.”

Reygan mengangguk. “Iya Sayang.”

Bagaimana bisa Raga tenang-tenang seperti ini ketika pikirannya dipenuhi tentang Alin dan keseharian gadis itu.

“Ayo Bang, berangkat.” ajak Kinar.

Raga menoleh dan mengangguk. Dan, mengambil tas serta memakai jaketnya. Keduanya bergantian mencium punggung tangan Reygan dan Jennie lalu pergi dari rumah.

“Mas, kamu lihat Raga jadi diem nggak semangat kaya gitu kan?”

Reygan terdiam. Dia tentu merasakannya.

“Nggak kaya gitu, cara nanya sama anak Mas. Dia udah besar, tau mana yang baik mana yang nggak. Aku yakin, dia anak baik-baik nggak mungkin macem-macem sama calon pacarnya.”

Reygan menatap Jennie. “Aku cuman ngasih tau ke dia. Mana ada anak SMA—”

“Kamu belum denger alasan dia Mas, kamu nggak kasih dia kesempatan buat jelasin ke kita. Kamu mau dia jadi tambah tertutup sama kita? Kalo dia nambah murung, jadi diem, nggak semangat. Itu tugas kita buat nanya ke dia Mas. Dan, ngasih tau pun, nggak boleh kaya kamu kemarin Mas.”

Reygan terdiam.

“Calon pacarnya Raga lagi ada masalah pribadi dan Raga pernah nyakitin dia dulu. Raga cuman mau buktiin ke calon pacarnya kalo dia serius sayang sama dia. Tapi, ngelihat Raga segitunya sama calon pacarnya, aku yakin kondisi calon pacarnya nggak main-main. Mas, coba buat ngertiin dia Mas.”

Reygan menghembuskan nafasnya.

“Lagian sama anak sendiri, tahan emosi. Aku nggak mau kamu sama Raga, sama-sama pake emosi.”

“Nanti kamu ngomong sama Raga, ngomong baik-baik.”

Reygan mengangguk. “Iya nanti aku ngomong sama Raga. Makasih ya Sayang.”

*****

Raga menepikan motornya ketika Kinar menarik ujung jaketnya. “Kenapa Nar?”

“Berhenti dulu aja Abang.”

Raga menuruti Kinar, lalu melihat Kinar turun dari motor. “Abang mau jemput pacarnya Abang kan? Jemput sana Bang.”

“Hah?”

Kinar mengangguk. “Jemput aja Abang. Nanti Abang bilang sama Kak Kin suruh jemput kita disini. Kinar berangkat sama Kak Kin.”

Raga menggeleng. “Nggak usah. Udah ayo berangkat. Nanti kamu terlambat.”

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang