Maaf ya menunggu lama, pokoknya banyak-banyak terimakasih sudah mau setia menunggu cerita ini, dan nggak berhenti untuk mengingatkan aku. Thankyou gais!❤️
Bakal update sering kok. Tenang aja. Kalau ada ide dan ada waktu karena ngetik juga ekhm agak makan waktu gais hehe..
******
Happy reading💙
Jangan lupa vote yaaa.*******
Kaki jenjang Raga menapaki tangga dan berhenti di pintu kamar yang berwarna putih susu itu. Rumah ini sudah seperti rumah keduanya, sejak kecil hingga kini tempat inilah tempat bermainnya. Raga menekan handle pintu, dan melihat seorang perempuan sedang berbaring di ranjang sambil memainkan handphone.
“Aca.”
Perempuan berambut panjang hitam itu menoleh, “Mau ngapain lo? Ketuk pintu dulu kek, kaget gue setan.”
Raga tertawa sambil duduk bersila di ranjang. “Ngapain ketuk pintu segala, udah dari dulu begini, lagian ada apa lo, tiba-tiba nyuruh gue ketuk pintu? Mau nyabu ya lo?”
“Nyabu apaan, kalo misal lo masuk pas gue ganti baju gimana?” katanya sambil memukul kepala Raga.
“Yaudah sih, dulu juga mandi bareng, lagian badan kaya lo gini, mana mau gue.”
Marsya mencebikkan bibirnya lalu berjalan ke arah nakas untuk mencharge baterai ponselnya. “Ngapain lo kesini?”
“Lo mau tau sesuatu ngga Ca? Ada yang mau gue omongin sama lo.”
Marsya duduk bersila didepan Raga sambil memegang guling. “Apaan tuh?”
Raga mengeluarkan ponselnya lalu memberikannya kepada Marsya. Marsya dengan teliti melihat apa yang Raga tunjukkan. “Ga, sumpah ya, gue nggak mau lo sama Audy. Jauhin ah!”
“Gue nggak tau kenapa tiba-tiba dia chat gue lagi, dia yang dulu kembali lagi Ca. Gue bingung.”
Marsya menautkan kedua alisnya. “Bingung? Lo suka kan sama Alin? Kejar, ngapain bingung soal si Audy.”
Raga terdiam. “Alin aja begitu ke gue.”
“Ya berjuang lah, dodol. Dia gitu juga ada alasannya. Pokoknya gue nggak mau lo respon si Audy. Gue beneran nggak suka sama Audy Gaga!” katanya teriak.
Raga mengacak rambutnya. “Maksud gue gini loh Ca, Alin kan jelas-jelas udah nggak mau sama gue. Nah, Audy ada buat gue, kenapa gue nggak coba buka hati buat Audy? Siapa tau emang, gue bisa cinta lagi sama Audy.”
Marsya dengan gemas menjambak rambut Raga. “Hey! Pake otak dong lo. Sekarang gue tanya, lo sukanya sama siapa? Alin atau Audy?”
“Alin. Tapi, Audy—”
“YAUDAH KEJAR ALIN!” katanya sambil menjambak rambut Raga dengan kencang.
Raga berdecak. “Pusing kepala gue lo jambak gini, kekuatan apa sih lo.”
Marsya melemparkan ponsel Raga ke depan dada Raga. “Jangan respon si Audy. Lo udah dibuang sama dia, terus lo mau-mau aja sama Audy? Emangnya lo kacungnya si Audy?”
Raga terdiam.
“Kalo sampe gue denger lo deket apalagi sampe pacaran sama Audy. Gue marah sama lo, gue jauhin lo Ga. Liat aja.”
Raga menatap mata Marsya. Tidak ada raut bercanda disana, Raga tau Aca tidak main-main kali ini.
“Bukan cuma gue. Lukas, Abre, Kin. Gue suruh semuanya jauhin lo. Lo tau kan, kita semua nggak setuju lo sama Audy?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA RAGA
Teen FictionAlin dan rahasianya yang membuat Raga menyesal telah menyakiti Alin. Maaf. Dari aku, yang pernah menyakiti dan mengkhianati mu. -Raga [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEKUEL Hi, Captain! Kalau mau, kalian bisa baca cerita Hi, Captain terlebih dahulu] S...