SAMUDERA RAGA : 12 | I'M PROMISE*****
Raga mengusap wajahnya kasar. “Kok bisa sih gue ngomong gitu. Anjir, muka gue mau di taro di mana.”
Teman-temannya terkekeh. Setelah mereka mandi dan kini makan rujak di kursi kayu dekat gerbang belakang sekolah, sesekali melihat kereta api yang lewat, karena kantin paling ujung dekat dengan rel kereta api.
“Taro di pantat aja muka lo.” celetuk Abre sambil makan mangga muda sesekali meringis.
Lukas tertawa. “Lagian, kenapa sih Ga? Udah nggak papa ngomong gitu, biar Alin ngerti kalo udah sayang sama dia.”
Raga duduk di samping Lukas. “Masalahnya gue malu banget. Gila, gue beneran mabok cinta nih.”
Kin asik dengan rujak dan sambal pedas buatan Yu Mina kantin pojok. Di dekat kantin ini ada pohon mangga, dan biasanya Raga dan teman-teman akan memanjat dan minta dibuatkan rujak oleh Yu Mina.
Abre tertawa. “Yaudahlah, udah kejadian juga. Si Alin tadi kayaknya nggak suka gitu lo ngomong gitu. Bukannya dia suka sama lo Ga?”
Raga menggeleng. “Nggak. Dia malah benci sama gue. Eh, kambing ini gara-gara lo minta minum ke dia ya! Jadi ketahuan kan!”
Abre menyeruput es tehnya. “Lagian cemburu sama gue, ya emang sih gue ganteng. Tapi, gue nggak mau nikung temen sendiri.”
“Emangnya Raga sama Audy.” kata Lukas sambil mengambil mangga itu.
Kin menggelengkan kepalanya. “Gue nggak setuju lo sama Audy. Alin aja.”
“Setuju!”
“Bener. Liat noh si Audy makin empet gue lihatnya. Kemarin Gladys di labrak sama Audy, gara-gara pake make-up.” kata Abre berapi-api.
“Serius lo? Sok senior banget sih Audy. Liat Ga, kelakuan mantan lo.” kata Lukas.
Raga terdiam. “Bodo amat gue.”
“Lo harus bener-bener serius lo Ga sama Alin. Jangan kaya dulu. Jujur, gue sebagai sahabat seneng banget akhirnya lo mau jujur kalo lo sayang sama Alin.”
Mereka terdiam menyimak Lukas.
“Gue setuju, gue dukung apapun. Asal lo seneng, gue dukung. Jangan disia-siain lagi, Alin udah pas bener buat lo.”
Kin mengangguk. “Tul.”
“Gue nggak mau dari kita-kita di cap cowok playboy, atau fakboi. Gue cuman mau masing-masing dari kita nggak kaya gitu ke cewek.”
“Ner.” kata Kin lagi.
Abre menepuk pundak Raga. “Jadi, kejar Alin sampe titik darah penghabisan. Gue jamin, kalo dapet lo beruntung. Yang susah dapetnya, biasanya cewek-cewek limited edition.”
“Hmm.” kata Kin.
Lukas melempar daun mangga ke arah Kin. “Apa-apaan lo. Tul, Ner, sama Hmm.”
Kin berdecak. “Banyak ngomong, capek mulut gue.” katanya tanpa dosa.
Raga mengangguk. “Thanks ya anjing-anjing peternakan ku!”
Abre terkekeh. “Lo kambing!”
“Lo setan!” celetuk Lukas.
“Babi.” kata Kin.
*****
Belum sempat Raga berhasil mengejar Alin. Namun, Alin sudah masuk ke dalam angkutan umum. Dan, pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA RAGA
Teen FictionAlin dan rahasianya yang membuat Raga menyesal telah menyakiti Alin. Maaf. Dari aku, yang pernah menyakiti dan mengkhianati mu. -Raga [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEKUEL Hi, Captain! Kalau mau, kalian bisa baca cerita Hi, Captain terlebih dahulu] S...