Happy Sunday and Happy Reading❤️
*****
Riuh lapangan SMA 96 saat kelas Sains Empat mencetak gol di lapangan. Selebrasi dilakukan oleh Raga, Kin, Lukas dan Abre. Raga berlarian di lapangan dengan poni yang bergerak mengikuti irama larinya.
Laki-laki itu memejamkan matanya ketika menumpahkan air mineral dalam botol ke wajahnya diikuti Kin, Lukas dan Abre Lalu mereka tertawa bersama.
“Gila! Puas banget gue.” kata Raga sambil berkacak pinggang menatap ketiga temannya. Sains Empat hari ini melawan Sains Enam. Raga tau itu kelas Audy, dan di tribun sana ada perempuan itu yang menatap ke arahnya.
“Raga dendamnya ke Audy balas dendamnya ke kelasnya sampe ngga bisa berkutik.” Abre tertawa sambil duduk meluruskan kakinya.
Raga terkekeh. “Segala sesuatu yang hubungannya sama Audy, gue bikin kalah telak.” katanya lalu menegak mineral dalam botol lalu melirik ke arah tribun dengan pipinya yang menggembung karena air mineral.
“Emang sangar Raga kalau udah berulah. Gila ngga terbaca banget pergerakannya.” Lukas ikut berkomentar sambil tertawa kecil.
“Balas dendam terbaik adalah menjadi lebih baik.” Abre terkekeh lalu bangkit berdiri. “Daripada saling mengusik.”
Raga menganggukkan kepalanya. “Gue sebenarnya nggak ada dendam kok. Gue ikhlas diputusin tanpa alasan yang jelas sama dia. Ya intinya, dia bukan buat gue kan?”
“Di dunia tenang saja mungkin dia, bukan, bukan bukan milikmu, masih banyak tenang saja.” Abre bernyanyi sambil terkekeh membuat Raga dan Lukas tertawa.
“Udah mulai ayan temen lo Ga.” kata Lukas. Raga terkekeh sambil membenarkan posisi gelang hitam miliknya. “Tapi lagunya bener kok.” komentarnya.
Raga mendongak ketika Alin dan Talia datang. Raga tersenyum melihat penampilan Alin hari ini tampak fresh dan tentu saja sangat cantik di mata nya.
“Gue cabut.” Kin membereskan barang-barangnya lalu pergi setelah bertos ria dengan ketiga temannya kemudian berlalu begitu saja diikuti Abre. “Gue ikut Kin, gue nggak mau jadi nyamuk.”
Raga tersenyum lalu menarik tangan Alin duduk di dekat barang-barangnya. “Cantik banget lo. Ah kalau kata Kinar, bikin gue dugun dugun namanya.”
“Bisa aja.” katanya sambil tertawa.
Alin melihat Talia mengusap keringat Lukas sementara Lukas memejamkan matanya, keduanya tertawa entah apa yang membuat tertawa.
“Lo keren banget Ga.”
Raga terkekeh. Alin ini kaku, tapi terasa tulus sekali saat berbicara dan memuji orang. “Gue keren?” katanya.
“Keren banget.”
Raga mendaratkan tangannya ke kepala Alin dan mengelusnya. “Iya dong. Punya nya siapa dulu? Raga kan punyanya Alin si Juara Umum sekolah.”
Alin tersenyum manis sekali sampai giginya terlihat, pipi gadis itu menggembung membuat Raga gemas. “Kalau Alin, punya nya siapa?”
Raga terkekeh. “Loh pake ditanya bos. Jelas Punya nya Samudera Raga Aditama, berani senggol Raga yang maju untuk bacok orangnya.”
“Kalau Audy yang nyenggol?”
Raga berdecak. “Wah kalau itu gue ngga bisa nangani Lin. Berat itu.”
“Berat kenapa?”
Raga terkekeh lagi. “Itu mah yang bisa dukun Lin, spesialis dedemit kayak Audy.”
Alin dan Raga tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA RAGA
Teen FictionAlin dan rahasianya yang membuat Raga menyesal telah menyakiti Alin. Maaf. Dari aku, yang pernah menyakiti dan mengkhianati mu. -Raga [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEKUEL Hi, Captain! Kalau mau, kalian bisa baca cerita Hi, Captain terlebih dahulu] S...