Halo! Hehe. Lama ya? Sorry hehe.******
Happy reading💙💙
******
Keduanya sama-sama diam dan saling bertatapan tanpa ada yang bersuara. Raga dengan rasa terkejutnya ketika mengetahui Alin melihatnya jalan bersama Audy malam itu. Alin dengan raut dalamnya menatap lurus ke depan.
“Lo beneran lihat gue sama Audy?”
Alin mengendikkan bahunya. “Ya. Nggak sengaja ketemu lo dijalan. Dan ternyata lo lagi sama Audy malam itu.”
“Lin, sumpah, gue cuman ikutin maunya Audy doang untuk keluar. Emang ada yang perlu gue omongin sama dia. Makanya gue mau keluar sama dia.”
Alin mengangguk kecil. “Kalo dulu mungkin gue bakal sedih atau jealous kalo liat lo sama Audy jalan di belakang gue. Tapi, sekarang keadaannya nggak gitu, gue biasa aja kok. Lo nggak perlu jelasin apapun.”
Raga terdiam. Biasa saja? Artinya, Alin tidak merasa keberatan kan? Jadi, kenapa sekarang Raga merasa kesal ketika mendengar Alin mengatakan tidak keberatan. Harusnya keberatan dong Lin, cemburu gitu kek.
Raga mengulum bibirnya. “Gue kasih tau satu hal. Gue mau keluar sama Audy karena gue mau tegasin ke dia, kalo gue nggak bisa sama dia. Gue serius ke lo. Makanya gue selesaikan masa lalu gue, baru gue tata masa depan gue, maksud gue berjuang buat dapetin hati lo, yang udah sempat hancur karena gue.”
Alin terdiam. Manik matanya menatap Raga yang juga menatap lurus ke arahnya. Wajah laki-laki itu serius, tidak ada gurat senyum jahil atau bercanda di wajahnya.
Raga menghela nafasnya. “Mungkin nggak akan mudah buat dapetin kepercayaan lagi dari lo, karena gue tau kepercayaan itu mahal harganya. Tapi, walaupun sulit bukan berarti gue nggak bisa kan?”
Alin mengalihkan pandangannya ke arah jalanan. Lalu kembali menatap Raga yang masih menatapnya. “Kenapa? Kenapa lo mau berjuang buat gue? Gue nggak seasik Audy, nggak sebebas dia, gue nggak se ekspresif Audy. Gue cenderung monoton.”
Raga terkekeh kecil. “Justru yang kaya lo, butuh cowok yang kaya gue jadi saling melengkapi. Lo diem, gue yang bawel. Lo monoton, gue yang bikin variasi.”
“Lo cari cewek lain yang pas buat lo aja Ga.” kata Alin.
Raga menggelengkan kepalanya. “Mau sampe ke ujung dunia pun, nggak bakal ketemu yang pas. Karena hubungan yang pas itu dibentuk bukan dicari.”
“Hah?”
Raga tertawa. “Kalo soal pelajaran aja cepet. Kalo soal ginian lola lo ya. Gemesin deh.” katanya sambil tersenyum.
“Lo tau kan, lo bisa aja gagal walaupun lo udah berusaha?” kata Alin membuat Raga kembali terdiam.
Raga terdiam cukup lama. Lalu mengangguk. “Gue nggak akan marah ke lo kalo memang akhirnya gue gagal. Gue bakal marah dan nyesel ke diri gue sendiri, kalo gue nggak mencoba dan nggak berusaha.”
Alin menghela nafasnya.
“Lo cukup duduk yang manis Lin. Lo layak untuk gue perjuangkan. Doain gue biar berhasil dan jangan sampe gagal. Ya?”
*****
Alin memasuki rumahnya dan melihat Tika yang sedang duduk di meja makan sambil menatap kotak didepannya.
“Paket ya Tan? Dari siapa?”
Tika berbalik lalu menggelengkan kepalanya. “Kamu baca coba deh. Buat kamu itu tulisannya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA RAGA
Teen FictionAlin dan rahasianya yang membuat Raga menyesal telah menyakiti Alin. Maaf. Dari aku, yang pernah menyakiti dan mengkhianati mu. -Raga [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEKUEL Hi, Captain! Kalau mau, kalian bisa baca cerita Hi, Captain terlebih dahulu] S...