SAMUDERA RAGA : 26

51.2K 4.8K 1.7K
                                    

Note :

Kematian Ayahnya Alin kemarin, aku teringat sama Ayahnya sahabatku yang dulunya sakit keras, tiba-tiba bugar kayak nggak sakit dan berbicara biasa, padahal sebelumnya emang cuma tiduran aja. Dan, sebelum meninggal, menitipkan pesan sama anak-anaknya dan aku ada disitu nemenin sahabatku disaat menjelang kehilangan Ayahnya. Dan, setelah berbicara satu per satu, Ayahnya sahabatku meninggal dunia.

Dan, ya, pernah denger, sebelum berpisah akan ada kenangan yang baik?

Aku lihat sendiri, sahabatku kehilangan Ayahnya setelah lama nggak bisa bicara.

Jadi, bukan sinetron ya. Based on true story, dan fyi semua karakter pemain dari Hi, Captain sampe Samudera Raga ini adalah berdasarkan sifat-sifat dari orang-orang di sekitarku.

Jangan tanya siapa yaa, malu. Ehehe..

Terimakasih sudah baca curhatan ku. Nggak penting, tapi aku cuman mau tau bahwa aku bikin cerita aku eksplor dan beberapa berdasarkan true story.

*****

Happy reading💙

silahkan tandai typonya~

******






Raga memarkirkan motornya di garasi dan termenung sebentar di atas motor. Hatinya sakit sekali, bahwa Alin menolaknya jauh sebelum sempat memiliki Alin. Mata Raga panas, dan hatinya gundah, rasanya ingin berteriak sekencang mungkin, lalu rasa sakitnya hilang dan dia akan baik-baik saja. Raga turun dari motor, dan membuka pintu rumah, disana ada Jennie dan Kinar yang sepertinya menunggu Raga.

“Abang!”

Raga menutup pintu lalu berjalan ke arah meja makan, melepas tas dan duduk disana. “Udah jam segini kok masih didapur Mami sama Kinar?”

“Iya, nungguin Abang, terus Kinar minta ditemenin makan mie. Abang udah makan?” tanya Jennie.

Raga mengangguk. “Udah Mi. Jangan makan mie mulu lo, dibilangin nggak bisa.”

Kinar yang sedang makan mie nyengir. “Iya, lagian sama Mami boleh kok.”

Jennie menatap Raga yang memegang air putih sambil melamun, tatapan matanya kosong. “Alin, gimana tadi Bang?”

“Ya gitu deh Mi. Sedih.” katanya pelan.

Jennie mengangguk. “Jadi, Abang kenapa? Kok pulang dari rumah Alin malah jadi nggak semangat?”

Raga menghela nafasnya. “Nggak Mi. Abang nggak papa kok. Abang ke atas dulu ya Mi.”

Kinar berdecak ketika Raga menggeser mangkuknya. “Ih Abang!”

Raga terkekeh kecil lalu membawa tasnya dan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar, Raga membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Lalu kembali duduk di ranjang. “Kok sakit sih?”

Raga beranjak dan memasuki kamar mandi menyalakan shower dan melepas kemeja hitamnya dan mulai membersihkan badannya.  Kemudian, kembali keluar dan menyalakan musik lewat ponselnya.

Tidak ada semangat dalam diri Raga, rasanya seperti kehilangan energi dan perlahan habis. Raga memejamkan matanya dan berbaring tengkurap mencoba tidur, melupakan semuanya yang terjadi hari ini.

******

Alin menatap Tika yang sudah tersenyum ke arahnya. “Tante ngapain?”

Tika tersenyum. “Tadi Tante beli nasi uduk, makan dulu sini. Nanti terlambat.”

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang