SAMUDERA RAGA : 24

37.7K 4.4K 868
                                    

Happy reading 💙
Silahkan tandai typonya~

******

SAMUDERA RAGA 24  : OVER

*******




Raga berdiri di balkon kamarnya sambil menghela nafasnya. Dia tidak bisa tidur, karena semalam tadi cintanya baru saja ditolak oleh perempuan itu. Laki-laki itu memegang pinggiran balkon, bahkan hingga pukul tiga dini hari seperti ini, matanya belum bisa terpejam. Alasan Alin menolaknya karena belum mengerti akan perasaannya sendiri. Raga yakin, Alin menyukainya. Raga tau itu, tapi bagaimana bisa gadis itu menolak kenyataan itu? Harus bagaimana lagi, Raga membuktikan padanya? Harus seperti Romeo pada Juliet?

Raga menunduk. “Kok nyesek si anjing!”

Panggilan video semalam juga Raga yang mengakhiri karena terlanjur badmood dan Alin yang sepertinya juga merasa canggung padanya.

Kaki Raga kembali berjalan ke dalam kamar dan menyalakan televisi. Tapi, tetap saja pikirannya kembali melayang pada kejadian semalam. “Ah! Males gue!”

Pintu kamar Raga terbuka disana ada Jennie yang berdiri sambil mengikat tali pinggang piyamanya. “Mami kira Abang tidur tapi pintu balkon kebuka.”

Raga menoleh ke arah Jennie. “Iya, tadi Abang ke balkon. Nggak bisa tidur.”

“Kenapa nggak tidur?”

Jennie duduk di sebelah Raga yang menunduk. Tangan Jennie memegang pundak Raga yang memakai singlet hitam.

“Abang badannya demam. Nggak bisa tidur karena sakit ya? Pusing kepalanya?”

Raga mengangguk. Badannya juga dirasa tidak enak. “Abang ijin nggak sekolah Mi.”

“Iya, nanti Mami ijinin ke sekolah. Mami mau bantuin Papi siap-siap dulu ya. Papi kan kerja lagi. Kamu tidur dulu aja.”

Raga mengangguk lalu melihat Jennie yang berjalan keluar dari kamarnya. Raga berbaring di ranjang dan memejamkan matanya memaksakan untuk tidur.

******

Raga membuka matanya, lalu duduk di ranjang kepalanya dirasa berat. Raga kembali berbaring sambil memeluk guling dan melihat jam dinding sudah pukul 06:50

Tangannya meraba nakas dan melihat pesan dari Alin yang dikirim jam setengah enam tadi.

Airin Naraalina : Ga, lo nggak sekolah ya?

Airin Naraalina : Gue udah didepan gang.

Airin Naraalina : Ga, dimana?

Airin Naraalina : Gue duluan ya? Udah siang banget. Sorry untuk semalam.

Raga hanya membacanya saja. Entahlah, hanya merasa sesak dan sakit bersamaan. Daripada emosinya meledak-ledak pada gadis itu. Lebih baik, menjauh terlebih dahulu. Raga mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas nakas.

Raga bangkit berdiri dan keluar kamar lalu menuruni tangga. Disana hanya ada Jennie dan asisten rumah tangga sepertinya sedang membicarakan barang apa saja yang akan dibeli untuk belanja bulanan.

Raga duduk di kursi makan. Dan, mengambil roti dan segelas susu yang ada di atas meja. “Abang? Makan apa maunya?”

Raga meletakkan kepalanya di atas meja sambil menggigit roti tawar. “Nggak laper Mi. Pengennya tidur aja.”

Jennie mengelus kepala Raga. “Ke dokter mau? Atau Mami panggilin dokter kesini?”

Raga menggeleng.

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang