SAMUDERA RAGA : 19

38.2K 4.4K 664
                                    


SAMUDERA RAGA : 19| Lepas Kendali.

*****

Alin membasuh piring di dapur, Tika pergi entah kemana dengan teman-temannya sementara Ayahnya sudah tidur beberapa kali suhu tubuh Ayahnya menjadi dingin dan kemudian akan normal kembali, membuat pikiran Alin menjadi bercabang, apakah kesehatan Ayahnya menurun?

Alin tersentak ketika ada yang masuk ke dapurnya lewat pintu samping yang sengaja Alin buka.

“Sori masuk nggak bilang.”

Alin membasuh tangannya lalu menemui Raga yang berhenti di pintu samping. “Ngapain?” Raga sudah dibilang berapa kali pun, tetap saja kesini.

Raga terkekeh. “Jangan ketus gitu. Lagi ngapain? Cuci piring? Gue bantuin sini.”

“Ih nggak usah! Lo ngapain kesini?”

Alin melihat Raga kerumahnya dengan membawa banyak sekali paper bag. Raga tersenyum. “Tau nggak, Papi udah bolehin gue kesini terus bantuin lo.”

“Kok bisa?”

Raga mengangguk. “Pokoknya bisa deh. Udah sini gue bantuin cuci piringnya.”

Alin tidak bisa mencegah Raga karena Raga langsung menggulung jaketnya dan menyalakan kran dan mulai membasuh.

Alin berdiri di samping Raga lalu mulai menyabuni piring. “Naik apa kesini?”

“Naik motor, dititip ke tukang PS di pinggir jalan raya depan. Tau kan?”

Alin mengangguk.

Raga melihat ke arah meja makan. Sepertinya gadis ini baru saja masak dan akan makan malam. “Lin, selama ini lo kalo makan gimana? Tante lo menjamin makanan lo dan Ayah?”

Alin terdiam. “Tante Tika belanja bulanan kalo dia lagi pengen aja. Kalo nggak ya gue sama Ayah harus cari makanan sendiri.”

“Terus itu, ada bahan makanan di kulkas?”

Alin mengangguk. “Tante minta dibuatin udang balado buat makan malam. Jadi gue disuruh masakin.”

Raga mengangguk lalu menyusun gelas dan piring di rak. Alin membersihkan dapur lalu mengambil piring, karena dia sudah lapar dan ingin makan.

Raga mengambil paper bag dan meletakkannya di atas meja sambil menatap Alin yang mengambil piring.

“Lo bawa apa?”

Raga mengeluarkan barang-barang dari paper bag. “Ada beberapa bahan makanan, terus ada jajanan, minuman, es krim juga.”

Alin menatap Raga. “Kenapa lo bawa?”

“Gue nggak mau lo sakit gara-gara makan nggak bagus. Jadi, gue bawa ini semuanya.”

Alin menatap Raga. “Nanti gue ganti.”

“Nggak usah. Gue ikhlas kok.”

“Makasih.” kata Alin sambil tersenyum.

Senyum Alin membuat Raga juga ikut tersenyum. “Iya sama-sama.”

Alin duduk di depan Raga sambil mengambil makanan dan minum. Raga memperhatikan benar-benar wajah Alin.

“Lo udah makan?”

Raga menggeleng. Dia berbohong, dia sudah makan. Tapi, Raga ingin tau apakah Alin akan memberi perhatiannya pada Raga saat Raga mengatakan tidak?

Alin memicingkan matanya. “Bener?”

“Beneran gue belum makan.”

Alin mengangguk, lalu berdiri ke rak piring. Raga yang melihat itu tersenyum.

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang