Happy reading💙💙
*******
Alin menatap Faris dan Tika yang masih saja saling menjauh dan hari ini rencananya dia akan datang ke turnamen adik Raga. Alin menatap Ayahnya yang tidur lalu beralih ketika Faris berdiri.
“Aku mau pergi dulu. Malam ini tidur di tempat kakak ku.” katanya sambil berlalu begitu saja meninggalkan Tika.
Tika hanya diam menatap Faris.
Alin kembali memasuki kamar, mematut diri dalam cermin. Terakhir kali berpakaian rapi seperti ini, hanya dulu saat Raga sering mengajaknya keluar.
Alin memakai jaket denim dan kaos hitam serta celana legging panjang berwarna hitam. Ini tidak terlalu lebay, menurutnya.
Alin menyapukan bedak ke wajahnya dan memakai liptint serta menyisir rambutnya.
“Mau gimanapun emang lebih cantik perempuan itu. Pantes aja Raga belok.”
Alin berjalan ke arah Tika. “Tante? Alin pergi dulu ya, titip Ayah. Alin ada janji sama temen, mau kerja kelompok.”
Tika mengacuhkannya.
“Makasih Tante.” katanya lalu kembali ke kamar dan menyemprotkan parfum dan berjalan ke depan gang menunggu Raga.
Samudera Raga : Macet, sabar yaa
Airin Naraalina : Ya.
Lima belas menit menunggu, mobil putih mendekat ke arahnya dan keluarlah Raga dari sana. Raga tampak tampan dengan jaket army dan celana panjangnya.
“Cantiknya.” kata Raga melihat ke arah Alin yang tampak sangat cantik dimatanya.
Raga tersenyum ke arah Alin lalu membukakan pintu. “Pake bedak gini, nambah cantik. Jadi pengen buru-buru halalin.”
“Apaan sih!”
Raga terkekeh lalu menutup pintu mobil dan pergi dari sana. Alin sendiri gugup berarti dia disana, akan bertemu kedua orang tua Raga kan? Bagaimana reaksi mereka melihat Alin yang seperti ini?
Raga menoleh ke samping. “Kenapa? Khawatir sama Ayah ya? Mau balik lagi?”
“Eh, nggak kok. Lanjut aja nggak papa, ada Tante Tika dirumah.”
Raga mengangguk. “Nggak usah takut. Papi sama Mami gue orangnya baik, santai. Apalagi adek gue.”
Alin mengangguk.
Raga menyetir sambil bernyanyi kecil di dalam mobil. “Sudah katakan cinta..”
Alin menoleh ke arah Raga ketika laki-laki itu menatap ke arahnya.
“Sudah kubilang sayang..” nyanyinya lagi.
“Namun kau hanya diam tersenyum kepadaku...” katanya sambil memberhentikan mobilnya karena lampu lalu lintas menunjukkan warna merah.
“Kau buat aku bimbang kau buat aku gelisah..”
Alin menatap ke arah jalanan ketika Raga masih saja bernyanyi. Dia tau, Raga menyanyikan ini untuk memberi kode padanya. Tapi, Alin pura-pura diam saja.
Raga menggengam tangan Alin lalu mengecupnya. “Ingin rasanya kau jadi milikku..”
“Lagunya gue banget ya? Iya nggak?”
Alin terdiam. Raga masih saja menggengam tangannya sambil kembali menyetir dengan satu tangan.
“Lin, kapan lo mau jadi pacar gue?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA RAGA
Teen FictionAlin dan rahasianya yang membuat Raga menyesal telah menyakiti Alin. Maaf. Dari aku, yang pernah menyakiti dan mengkhianati mu. -Raga [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [SEKUEL Hi, Captain! Kalau mau, kalian bisa baca cerita Hi, Captain terlebih dahulu] S...