SAMUDERA RAGA : 34

26.4K 2.3K 951
                                    


Halo! Apa kabar? hehe
Sorry for make you waiting so long.

Happy Reading.

*******

Raga memberhentikan motornya didepan rumah Alin, lalu membuka kaca helmnya. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam, dan mengetuk pintu. Tak lama Alin muncul dengan piyama dan rambut kepangnya.

“Hai cantikku.” katanya sambil tersenyum.

Alin terkekeh. “Kirain siapa. Kok nggak bilang mau kerumah? Ayo masuk dulu.”

Raga mengikuti Alin masuk ke dalam rumah,lalu duduk dan membuka jaket kulitnya. “Gue mau nganterin ini.” katanya sambil menyodorkan paperbag, membuat Alin kebingungan.

“Apa?”

Raga meletakkan ponselnya diatas meja lalu menatap Alin yang sedang membuka paper bag itu.

Dia sederhana, tapi dia istimewa.

Raga tau, Alin bukan seperti Audy yang mewah, pintar bergaya. Tapi, Raga merasa ada sisi Alin yang tidak dimiliki semua perempuan. Alin ini terlihat lebih berkelas dengan sikapnya yang tenang dan terencana. Hidup yang keras membawa Alin menjadi perempuan dengan karakter yang kuat dan tangguh. Tidak mudah mengeluh atas apa yang Alin alami.

She’s smart. Semakin kesini, Raga semakin ingin menjaga gadis ini sampai akhirnya gadis lucu dan unik didepannya ini benar-benar menjadi miliknya.

Awal-awal saat Alin tau, Audy dan Raga memiliki hubungan, Raga pikir dia akan terkena amukan gadis itu, atau terkena guyuran air, atau mungkin tamparan merah di pipinya. Tapi, gadis ini diam, dan menjauh. Pengendalian emosi yang terlihat elegan di mata Raga.

Mungkin sebagian perempuan akan marah atau minimal melabrak laki-laki semacam Raga. Ya, bayangkan saja, Raga mendekati Alin lalu memberinya harapan setelah Alin banyak berharap pada Raga, Raga malah memiliki hubungan dengan Audy yang saat itu menjadi teman dekat Alin.

Tapi, Alin hanya diam, dan menjauh seolah tidak ingin tau. Padahal Raga tau, seberapa tidak nyaman perasaan sakit hati yang ditahan Alin saat itu.

Alin terkejut. “Seblak?” Alin mengeluarkan sterofoam putih keatas meja, lalu jus dan roti serta coklat dan sekotak susu.

Raga mengangguk. “Lo kan minta itu tadi.”

“Gue nggak minta. Gue nanti mau beli ke depan itu ada yang jual.” katanya sambil menatap Raga.

Raga terkekeh. “Gue beliin biar nggak usah keluar malam-malam.” katanya sambil terkekeh menatap Alin yang diam.

Alin menatap lurus ke arah laki-laki itu. “Gue nggak minta.” katanya lagi.

“Gue yang beliin cantik. Lo makan aja. Tadi katanya lagi belajar?” Raga masih tersenyum melihat wajah masam gadis itu.

Alin menggeleng. “Berapa semuanya?”

“Satu.” kata Raga sambil terus tersenyum. Dia tau Alin sedikit marah. Tapi, gadis ini sangat lucu kalau sedang menahan amarah seperti ini. Ah, rasanya pengen bawa pulang!

“Gue serius.” katanya.

“Udah dimakan aja. Nanti udah lama jadi nggak enak.” Raga menatap balik mata gadis itu. “Makan ya cantik? Jangan nanya apa-apa. Gue tau isi pikiran lo. Gue kayak gini, karena gue sayang sama lo. Apapun yang lo mau, selagi gue mampu, gue usahakan selalu ada buat lo.”

Alin terdiam.  Tatapan mata Raga yang tajam dan tegas itu membuat Alin ikut terbius. Tidak ada kilat bergurau di mata laki-laki itu. Senyum Raga membuat Alin ikut tersenyum. “Makasih ya.” katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang