SAMUDERA RAGA : 21

40.3K 4.3K 768
                                    

Long time no see ya heuheu. Lama nggak update gara-gara ujian gais dan kalo mau ikut ujian butuh persiapan yang matang kan? Nah, itu kesibukan ku. Almost a month yaa?

Tenang, cerita ini masih berlanjut dengan beberapa yang harus diungkap. Nah, bakal balik lagi sering update seperti dulu, kalo ide mengalir sampai jauh *iklan

Nah, buat yang lupa baca cerita ini, coba baca ulang masih dikit kok chapternya.

Ohiya, terimakasih atas doanya untuk kelancaran ujian ku kemarin. Terimakasih banyak.

*****

Kalau ada typo, silahkan ditandai~






******

Kelas Sains Empat hening karena Bu Meyka sedang menjelaskan didepan. Raga melirik ke arah teman-temannya. Abre yang sedang memilin-milin kertas dan Kin yang merebahkan kepalanya diatas meja sambil berlindung di belakang badan Danar. Lukas yang sedang menonton film action di ponsel, tidak bersuara hanya mengandalkan subtitle. Raga sendiri sudah bosan mendengar penjelasan Bu Meyka. Raga menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi, lalu tersenyum ketika melihat ponselnya. Raga lantas membuka ponsel dan mengetikkan pesan untuk Alin.

Samudera Raga : Bosen:(

Raga terkekeh kecil ketika melihat Alin menunduk seperti membuka ponsel lalu menoleh ke arah belakang, mengangkat alisnya. Raga membuka mulutnya bales katanya tanpa suara.

Airin Naraalina : gue juga.

Raga menunduk membalas kembali sesekali memperhatikan Bu Meyka yang asik menjelaskan didepan.

Samudera Raga : VC aja yuk.

Alin yang membaca pesan Raga melotot lalu membalikkan badannya lagi ke arah Raga. Namun, Raga hanya tertawa.

Airin Naraalina : gamau ah.

Perempuan itu kembali menulis sambil menunggu balasan Raga yang sedang mengetik. Rasanya, baru kali ini Alin bermain ponsel saat pelajaran berlangsung.

Samudera Raga : nggak usah ada suaranya, gue cuman mau liat pemanis aja. Bu Meyka mukanya pahit HAHAHAHA

Alin tidak bisa menahan tawanya lalu terlonjak kaget ketika melihat panggilan video dari Raga. Alin lantas menyenderkan ponselnya di sandaran kursi Marsya dipinggir botol minumnya.

Raga terkekeh ketika melihat wajah Alin di ponselnya. Lalu memajukan bibirnya, seperti akan mencium Alin.

Alin tertawa lalu menggelengkan kepalanya sambil menulis. Raga memandang wajah Alin yang menulis, lalu  tersenyum ketika Alin menatap ponselnya.

“Bucin detected.”

Raga menoleh ke arah Lukas. “Iri bilang bos! Lagi berantem lo ya? Makanya nggak bucin dari pagi.”

“Nggak! Siapa bilang? Sok tau.” katanya sambil merebahkan kepalanya diatas meja menghadap ke jendela.

Raga kembali menatap ponselnya lalu tersenyum ketika Alin memberi kode padanya untuk menulis catatan di papan tulis. Raga hanya terkekeh, lalu memberikan finger heart untuk Alin.

Alin membalikkan badannya. Nulis. Katanya tanpa suara. Raga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

******

Alin meletakkan piring dan gelas diatas meja, karena mereka akan makan siang bersama sementara Raga sedang memainkan ponselnya mengirim pesan pada Kin, memastikan bahwa mengantar Kinar selamat sampai rumah.

SAMUDERA RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang