"Jadi lo kesini bangunin gue pagi – pagi cuman gara – gara bertengkar lagi sama Kak Rama?" Arra, sahabat satu – satu nya yang dimiliki Shinta mendengus kala pagi – pagi dirinya dipaksa bangun oleh Shinta untuk mendengarkan celoteh gadis itu mengenai pertengkarannya dengan kekasih sejatinya. Setidaknya begitulah Arra memandang. Bahwa Shinta selama ini mencintai Rama, hanya saja gadis itu tidak mau mengakuinya.
"Alay ah, ini udah jam 9, Ra! Bisa – bisa lo jadi perawan tua kalau lo bangun kesiangan," Shinta sebenarnya tidak bermaksud mengganggu tidur Arra, hanya saja selesai pertengkarannya dengan Rama tadi dia merasa tidak bisa untuk memejamkan matanya kembali. Akhirnya disinilah Shinta berada, di rumah Arra yang berjarak sekitar 5 km dari rumahnya.
"Serius deh, Shin! Kalau gue nih ya, pasti juga marah kalau jadi Kak Rama."
"Ya tapi disini posisi gue cuman pengen nyadarin Rama supaya nggak bego. Masa ya, Ra! Dia harus mabuk – mabukan gitu hampir tiap hari."
"Iya gue tau sih lo khawatir sama Rama. Tapi bukan berarti lo harus ngomong kalau si Abby nggak worth it, lagian kan lo nggak tau pasti putusnya Rama sama Abby kenapa."
Apa yang dikatakan Arra memanglah benar. Rama dan segala dunianya tentang Abby dan Kalaidoscope tidak bisa disentuh oleh Shinta. Laki-laki itu melarang Abby dan Shinta untuk saling mengenal dengan alasan yang tidak jelas. Dia juga melarang Shinta untuk dekat-dekat dengan Kaleidoscope dengan alasan ingin menjaga Shinta dari segala keburukan malam yang dibawa olehnya.
"Terus gue harus ngomong apa dong kalau gitu?"
"Ya ngomong aja kalau lo nggak suka dia mabuk – mabukan bego! Dih gue kesel banget deh punya temen tolol kaya lo!" nada bicara Arra mulai meninggi karena ia sudah tidak tahan lagi dengan sahabatnya yang satu itu.
Shinta menghembuskan nafasnya keras. Sebenarnya Shinta sudah pernah mengungkapkan ketidaksukaannya atas sifat Rama yang baru itu. Namun, kala itu malah berakhir dengan Rama dan Shinta yang cekcok hebat hingga mereka tidak saling menyapa selama satu minggu. Beruntung Bunda yang menyadarinya segera meminta kedua insan itu untuk berbaikan dan saling memaafkan.
"I did," jawab Shinta.
"And?"
"It doesn't end well,"
Arra memutar bola matanya sebal. "Denger ya, gue cuman punya waktu ehm 15 menit buat prepare segalanya sebelum pergi sama nyokap gue. So make sure lo dengerin gue baik – baik," Shinta menyimak segala hal yang akan dikatakan Arra berikutnya. "Lo suka Rama!"
Shinta menatap Arra heran dengan pernyataan yang disebutkannya tadi, "sorry?"
"Yaitu hipotesis gue. Lo suka sama Kak Rama!"
Shinta mulai terbahak pelan, detik berikutnya gadis itu tidak bisa menahan gelak tawanya yang semakin menggelegar, sampai – sampai air mata mulai turun dari pelupuk matanya. Arra yang melihat kelakuan sahabatnya saat itu hanya bisa mendengus sebal. Sebenarnya Arra mempunyai hipotesis ini sudah semenjak dahulu kala. Bahkan ketika Rama belum berpacaran dengan Abby. Namun, hal ini semakin diperkuat dengan Shinta yang terus–menerus bercerita mengenai cekcok yang dilaluinya bersama Rama. Seharusnya jika memang mereka berdua hanyalah sahabat tidak perlu sampai cekcok berulang–ulang untuk hal yang sama bukan?
"Anjir ngaco banget deh lo, Ra! Mana mungkin gue suka sama Rama anjir. Dia udah sama gue sejak gue bayi. SEJAK BAYI RA!" Shinta masih berusaha menahan tawanya sambil sesekali mengusap matanya yang berderai air mata.
"Ya sekarang coba lo pikir, sahabat mana yang ngejauhin cinta pertamanya cuman karena takut sahabatnya menjauh, sahabat mana yang selalu marah–marah saat sahabatnya nunggu mantannya di bandara kayak orang bego, sahabat mana yang punya lagu couple dan mohon maap nih ya, sahabat mana yang nggak suka sahabatnya main sama temen–temennya cuman karena dia nggak pengen sahabatnya tau sisi gelapnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance of Chance (END)
Novela Juvenil[Only Teenager] Mungkin pergi dari Rama hanyalah pilihan terbaik yang Shinta punya saat ini. Saat tali persahabatan mengikat keduanya begitu erat. Mungkin memutuskan hubungan adalah satu - satunya jalan supaya mereka dapat bersama lagi nanti. Update...