C10 - Shinta Millenia Ganendra

101 7 0
                                    

Selama satu jam Guntur menunggu dengan perasaan sangat khawatir, jika cuman membetulkan perban bukankah tidak perlu selama ini?

"Dia siapa sih, Tur?" rengek Ivan sedari tadi ingin mengetahui siapa gadis yang berada di rumah Rama. Mengapa gadis itu seolah-olah bergerak bebas disini, bahkan tadi gadis itu hanya memakai celana pendek yang nyaris terlihat karena tertutup oleh kaos yang biasa dikenakan Rama. Bahkan gadis itu memakai kaos Rama!

"Gue tau kok dia siapa," Damas membuka suaranya setelah sekian lama.

Guntur membelalakan matanya, apa mungkin Damas mengenal Shinta selama ini dan menyembunyikan Damas dari dia, seperti Shinta menyembunyikannya dari Rama?

"Dia cewek yang waktu itu cari masalah sama Sherlyn kan?" Guntur menghela nafas lega saat mendengar jawaban dari Damas, untung saja Damas bukan salah satu koleksi mantan Shinta yang disembunyikan seperti dia.

"Hah kapan?" Ivan bertanya-tanya seperti orang bodoh.

"Yang waktu hari pertama masuk sekolah itu, waktu di kantin kelas 11," kata Damas lagi.

Ivan membulatkan matanya, "ANJING!!!! IYA!!! Cewek yang waktu itu sok banget nentang Sherlyn kan?"

"Yep!"

"Anjir!!" Ivan memegang kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya, "tapi dia beda banget ngga sih tadi? Kek lebih cakep gitu?"

Bibir Guntur melengkung keatas, ia tau bahwa sebenarnya Shinta secantik itu. Hanya saja gadis itu tak pernah menggunakan seragam ketat, make up, dan rambut yang di catok keriting seperti Sherlyn dan The Girls. Melihat Shinta dengan celana pendek, kaos kebesaran milik Rama, dan rambut yang dikuncir berantakan ke atas seperti tadi membuat Guntur geram, apakah Rama biasa melihat Shinta yang seperti itu?

"Dia mantan lo, Tur?" tanya Damas, kali ini pertanyaan spontan dari Damas membuat sekujur tubuh Guntur menegang.

"Sumpah dia mantan lo, Tur?" tanya Ivan dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana caranya Guntur bisa mendapatkan gadis se-cantik itu.

"Mantan siapa?" Suara Rama memenuhi ruangan.

"Hallo?" gadis yang diharap-harapkan oleh Ivan muncul dari balik punggung Rama. Pakaian gadis itu sudah berubah menjadi pakaian yang lebih layak.

"Gue minta maaf ya, Van. Soal yang tadi," ucap Rama kepada Ivan.

"Sans bro, gue juga minta maaf udah nuduh lo yang engga-engga." Rama menjabat tangan Ivan lalu berpelukan layaknya laki-laki pada umumnya. Shinta tersenyum melihat hal itu. Melihat Rama bersama teman-teman nya merupakan hal yang baru bagi Shinta.

"Lo ngga papa," Guntur segera menghampiri Shinta begitu gadis itu melewatinya.

"I'm good," jawab Shinta sambil tersenyum pada Guntur.

"So," kata Rama sambil duduk di antara Guntur dan Shinta. Shinta yang melihat hal itu tertawa, ia mengerti bahwa Rama hanya bersikap protektif terhadapnya. Such the old Rama.

Shinta memegang lengan Rama, kemudian gadis itu berjinjit untuk menyetarakan tingginya, gadis itu membisikkan sesuatu di telinga Rama, "I'm good, Ram. Lo ngga perlu se protektif itu."

Rama menatap Shinta dengan tatapan tak percaya, bisa-bisanya Shinta mengatakan hal seperti itu disaat-saat seperti ini. Tentu saja dia akan bersikap protektif, mau tidak mau Shinta harus kembali memasuki tempat bersinar ini jika ia ikut serta membantu Kaleidoscope.

Guntur yang melihat cara Shinta memegang lengan Rama tertegun. Guntur bertanya-tanaya apakah mereka biasa melakukan kontak fisik se-intens itu?

"So," Shinta mulai membuka suaranya. "Sorry, atas drama tadi. Nama gue Shinta."

Distance of Chance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang