"Sorry, gue telat!" kata Shinta saat membuka pintu di sebelah kamar Rama. Shinta sengaja datang terlambat agar tidak perlu berada di situasi canggung yang membuatnya harus berada di satu ruangan dengan Rama terlalu lama. "Ada beberapa hal yang harus gue selesaiin sebelum kesini."
"Hei!" sapa Guntur saat setelah Shinta meminta maaf. "Kita belum lama mulai kok!"
Shinta terseyum sambil menundukkan wajahnya, agar matanya tidak bertemu dengan mata milik Rama. Shinta berjalan ke sofa dan menaruh kunci mobil serta tasnya, kemudian berjalan untuk mengambil microfon di sebelah Rama.
"Lo nggak papa kan, Shin?" tanya Damas. "Maksud gue lo udah sehat kan? Lo masih pucet gitu!"
Shinta mengangguk dan tersenyum, "I'm doing great!"
"Kalau lo masih sakit mending kit...."
Shinta memotong ucapan Damas dengan cepat, "you know what, let's get this thing done, so I can rest."
Damas mengangguk dan menuruti Shinta, walaupun sebenarnya ia khawatir dengan keadaan Shinta. Tapi mau tidak mau gadis itu memang harus berlatih untuk ulang tahun SMARA yang tinggal 3 hari lagi.
"BTW, kalian kenapa milih lagu EDM?" tanya Shinta saat 2 hari lalu dikabari oleh Arya bahwa Kaleidoscope memutuskan untuk memilih lagu Used To by Sandro Cavazza. "Mau kalian aransemen gitu?"
"Nggak tau tuh!" kata Ivan menyela. "Rama tiba-tiba pengen..."
"Soalnya gue kira potensi yang dipunya Damas perlu ditunjukin sih!" kata Rama memotong omongan Ivan. "Sayang aja punya personil yang bisa main gituan engga dimanfaatin malah jadi hobi doang!"
Shinta mengangguk-angguk, "terus ini berarti sesuai versinya dan engga di aransemen jadi musik band?"
Damas menggeleng, "iya jadi nanti rencananya gue pake drum pad waktu HBD SMARA. Terus lanjutin used to pake ya peralatan gue lainnya."
Shinta manggut-manggut, "gue sama kalian tampilnya dulu siapa sih? Gue belum sempet baca rundown."
"Dulu elo kok," jawab Guntur. "Jadi, nanti kita masuknya di lagu keempat lo."
"Nah! Pas banget gue pinjem piano ya!" kata Shinta kepada Guntur. "Lo kan tau gue nggak jadi beli piano gegara dompet gue ilang."
"Dompet lo di gue kok," ucap Rama. "Waktu itu gue nemu di kantin, terus gue bawa. Belum sempet gue kembaliin."
Shinta menatap lurus kearah Rama yang sedang menatapnya, selama 20 menit berada di ruangan ini, baru kali ini ia menatap Rama. "Oh, di elo ternyata! Bawa aja si ngga papa. Lagian semua hal yang ada di dalemnya udah gue urus lagi kok."
Sebelum keadaan berubah menjadi canggung, Guntur mengusulkan untuk segera memulai latihannya. Sekitar 1,5 jam berlalu dan mereka belum selesai berlatih. Shinta mulai letih saat mereka terus menerus mengulang saat ada kesalahan dan Shinta memakluminya, ini baru kali pertama personil Kaleidoscope lain menggabungkan musik band dengan musik EDM. Mereka harus mengatur ulang dan menyesuaikan alat musik mereka agar satu harmoni dengan musik Damas.
"Gue mau ke bawah, ambil minum bentar ya!" kata Shinta memberikan alibi untuk beristirahat sejenak. Ia merasakan badannya mulai lemas dan kepalanya pusing. Ia juga merasa seakan ingin mengeluarkan isi perutnya. Ia ingin kebawah sebentar dan menyeduh teh hangat untuk mengurangi rasa mualnya.
"Ram!" kata Ivan saat Shinta sudah keluar dari ruangan. "Lo nggak mau ngecek? Tiba-tiba pingsan gimana? Wajah sepucet itu!"
"She said she was fine," jawab Rama enteng, sambil membunuh satu-persatu rasa empatinya. "Paling juga haus, udah satu setengah jam nyanyi."
![](https://img.wattpad.com/cover/90468333-288-k470125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance of Chance (END)
أدب المراهقين[Only Teenager] Mungkin pergi dari Rama hanyalah pilihan terbaik yang Shinta punya saat ini. Saat tali persahabatan mengikat keduanya begitu erat. Mungkin memutuskan hubungan adalah satu - satunya jalan supaya mereka dapat bersama lagi nanti. Update...