"Ka janji ya sama Yasha jangan bilang sama Papih juga Mamih soal ini."
Yasha menutup hidung nya menggunakan tisu, suaranya agak sengau sebab hidungnya dia tekan, untuk menghentikan darah yang tiba-tiba saja keluar.
Anak itu mengalami mimisan setelah selesai makan siang. Cukup banyak darah yang keluar sehingga setelahnya Yasha merasakan kepalanya pusing, kesal sekali kalau harus kembali drop padahal rencananya besok sudah bisa pulang.
Yoda di hadapannya membantu Yasha membersihkan darah yang masih keluar namun sudah tidak sebanyak tadi.
"Dek kayaknya harus bilang deh sama mamih, bahaya tau dek. Kakak gak mau yah nanti Kakak yang di salahin sama Mamih."
Yoda mengoceh, tapi tangannya gemetaran setelah menerima tisu kotor bekas darah dari Yasha.
Yoda itu sedikit takut soal darah terlebih lagi darah yang keluar dari tubuh Yasha, terlampau sering melihat kejadian ini beberapa tahun belakangan membuat Yoda jadi ketakutan sendiri ketika Yasha mimisan.
"Emang Kakak mau Yasha batal pulang besok cuman gara-gara mimisan doang. Padahal kan sekolah tinggal dua hari lagi kak. Yasha gak mau yah bolos sekolah padahal udah kangen ini mau belajar lagi."
Yasha tetap memaksa agar Yoda menuruti permintaan nya untuk merahasiakan kejadian mimisan ini, anak itu melepaskan tisu terakhir yang hanya sedikit ternoda oleh darah.
Berhasil, mimisannya berhenti juga. Yasha kembali meminta tisu menaruhnya di hidung memastikan kalau tidak ada lagi darah yang keluar.
"Ka, minta tisu basah ada gak. Ini malu liat muka Yasha pasti cemong."
Yasha meraba muka nya, khususnya daerah hidung. Merasakan kalau ada banyak darah kering yang menempel disana.
Yoda membuka tas nya, biasanya dirinya memang selalu membawa tisu basah. Kebiasaan sejak kecil dulu Yoda selalu risih bila tangannya kotor sedikit saja makanya kemana mana bawa tisu basah, agar tangannya selalu bersih.
Menemukan tisu basah yang sisa beberapa lembar lagi, Yoda mengeluarkannya selembar lalu membantu Yasha membersihkan sisa darah di area wajah adiknya.
"Ka, ingat yah pesan Yasha tadi jangan bilang-bilang sama Mamih atau Papih." Yasha masih mengingatkan kembali ketika Yoda sibuk membersihkan sisa noda darah di mukanya.
"Engga ah, Kakak tetep harus bilang. Kakak masih sayang nyawa aja gak mau juga kalau nanti kamu malah kenapa-kenapa dan lambat penanganan."
Yoda membuang bekas tisu basah beserta tisu-tisu kotor tadi ke tempat sampah, mencoba mengalihkan tatapan mengiba dari Yasha yang di tujukan kepadanya.
Yasha memperhatikan Yoda sembari memasang wajah sebal, karena Kakaknya kali ini tidak mau di ajak kerja sama.
"Ka pleaseeeee, yah kali ini aja deh."
Yasha kembali merengek, namun Yoda mencoba untuk abai. Walau dalam hatinya anak itu berteriak memanggil nama Hanna agar segera kembali dan menyelamatkannya dari ancaman Yasha.
"Ka ih orang minta tolong doang buat jaga rahasia susah amat!"
Yasha mengeraskan suaranya, kesal sekali ketika Yoda menutup telinganya kali ini menegaskan kalau dia tidak mau mendengar apapun yang di ucapkan Yasha.
"Rahasia apa dek?"
Suara Hanna tiba-tiba terdengar, wanita paruh baya itu baru saja memasuki ruangan Yasha setelah mendengar suara ribut-ribut dari luar. Pikirnya ada apa ternyata ulah si bungsu juga Yoda yang tidak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
YASHA
Teen Fictionini hanya cerita keseharian Yasha dan keluarganya dalam menjalani Ramadhan.