8. Perampok ATM.

2.3K 278 101
                                    

"Kalau kaya gini Yasha bukannya jadi cosplay Gara, malah jadi kaya Sakura. Ihhhh kesel Yasha."

Gerdylan tertawa puas melihat wajah kusut Yasha yang masih mempermasalahkan tentang rambutnya yang luntur menjadi warna merah muda.

"Kan ka Tara bilang jangan dulu cuci rambut."

Tara menimpali ketika Yasha tak henti menyalahkan dirinya. Padahal sudah jelas seingat Tara memberi tahu saat selesai di cat itu pada adiknya untuk tidak keramas dulu. Atau mungkin Tara yang lupa yah.

"Kapan?"

Dalam hati. Ingin sekali Tara jawab begitu tapi takut nanti Yasha makin mengamuk.

"Gak ada kan Kak Tara bilang begitu, emang semuanya salah Kak Tara!" Yasha menunjuk Tara tapi Kakak keduanya itu tidak mau kalah.

Tara hanya ikut kesal juga karena niat baiknya tapi malah di jadikan sasaran  kesalahan oleh Yasha.

"Ada Kok, ih Ade ada masalah kayaknya sama telinganya. Mih coba deh nanti bilang sama dokter Bambang nih Ade ada kelainan juga sama telinganya."

Yasha melotot tidak menyangka kalau Tara tega mengatakan hal yang sensitif seperti itu.

Membuat Yasha sangat kesal hingga anak itu beranjak dari kursi meja makan lalu berteriak. "Dokter Bambang itu dokter SpJP bukan dokter Sp.THT-KL mana ngerti ngobatin telinga!" Yasha berteriak kencang.

Semuanya terhenyak mendengar teriakan Yasha, Tara menyesal karena kali ini bercandaannya kelewatan. Setelah hentakan kaki Yasha yang cukup kencang anak itu pergi menuju ruang keluarga dan dengan asal menghidupkan TV.

Yasha butuh pengalihan rasa kesalnya kalau tidak semuanya akan kacau. Aku gak mau berakhir di rumah sakit malam ini gara-gara rambut!.

Semua mata lalu tertuju kepada Tara setelah kepergian Yasha, mereka jelas khawatir tapi kalau semuanya ikut menyusul seperti nya tidak akan memperbaiki keadaan.

"Tara pokoknya tanggung jawab, jangan sampai adeknya kenapa-kenapa." Hanna yang berucap.

Tara terlihat sedih, menatap Gerdylan yang biasanya membela dirinya tapi kali ini Gerdylan tidak mau membantu seakan kali ini Tara memang sudah keterlaluan jadi Tara harus tanggung jawab.

Tara lalu menghentikan acara makannya, ada yang lebih penting sekarang dari pada makanannya. Tara melihat adiknya dari belakang sedang memegang remote tv tapi tidak ada yang berubah dari acara tv nya.

Dari belakang juga Tara melihat punggung adiknya yang bergetar, pasti sekarang Yasha sedang menangis.

Salah satu sifat Yasha Selain aktif Yasha juga akan melow kalau sedang sensitif seperti sekarang ini.

Tara mendekat dengan hati-hati agar tidak membuat adiknya terkejut, lalu duduk di sebelah Yasha.

Tapi Yasha seperti tidak perduli tetap diam seakan Tara itu wujudnya tidak nyata.

"Dek, maafin Kaka yah. Kak Tara lupa ngasih tau Ade kalau cat nya bakalan luntur kalau di cuci itu kan spray dek mana tahan lama."

Mata Yasha berkaca-kaca dengan hidung yang kembang kempis karena menahan tangis. "Tapi kan ka Tara bisa kasih tau Yasha, jadi Yasha ga akan cuci rambut sampai masuk sekolah nanti!"

Napas Yasha memburu, membuat Tara ketakutan. Dia harus berpikir cepat agar adiknya tidak panik.

"Oke kita warna lagi besok gimana? Nanti kita ke supermarket beli alat spray nya lagi, mau yah?"

Yasha tidak jadi menangis, mata yang semula berkaca-kaca sekejap berubah menjadi lebih berbinar. Yes aktingnya berhasil.

"Kakak yang teraktir tapi?" Pintanya sambil mengayun ayunkan tangan Tara.

Tara menarik napas dalam, lalu dengan terpaksa mengangguk. Tara harus siap sesudah ini kalau ATM nya bakalan kena bobol oleh Yasha. Sedikit menyesal telah mengiyakan, tapi kalau tidak begitu dia bakal dalam masalah besar kalau sampai Yasha kambuh.

Karena kalau Yasha sudah ke supermarket pasti banyak banget barang-barang yang akan anak itu borong.

🦁

"Dek, kenapa gak besok aja si." Tara mengantuk ketika mendorong troli berisikan barang belanjaan.

Selain dari niat awal yang hanya beli pewarna rambut, ternyata merembet kemana-mana. Sudah Tara duga dari awal pasti niat Yasha ingin ikut itu gara-gara banyak maunya.

Anak itu bahkan rela menunggu Tara pulang tarawih jam setengah sembilan malam berujung dengan Gerdylan dan Yoda yang ingin ikut juga, beruntung jam toko akan berakhir setengah sepuluh jadi ATM nya mungkin akan aman.

"Dek jangan lari-lari." Tara mendorong dengan malas, menyusul Yasha yang sudah berlari kecil mengejar Yoda yang sedang asik memilih Snack sedangkan Gerdylan memilih pensil warna di lorong sebelahnya.

"Ka Tara boleh kan Yoda beli ini, please hanya lima ko. Kak Tara kan baik hati cantik lagi. Nanti kalau Yoda udah kerja giliran Yoda yang traktir deh!"

Yoda memohon sembari memeluk Snack favorit nya. Matanya mengedip lucu berharap Tara akan mempan dengan itu.

Tara sebenarnya malas menjawab, sejak tadi soalnya Yoda jadi kompor agar Yasha membeli banyak makanan. Bahkan makanan yang tidak boleh di makan Yasha saja di beli karena bujukan Yoda.

"Aku udah pusing ya Yoda dari tadi banyak maunya. Siapa suruh si ikut."

Tara akhirnya mulai kesal, memperlihatkan wajah garang tapi Yoda tidak takut.

Menghentak-hentak kaki, dengan gaya sok lucu berharap Tara berbaik hati untuk sekali ini saja.

"Ka aku janji cuman ini aja."

Mata Tara mendelik. "Dari tadi janjinya itu aja! Tapi masih aja mau yang lain."

"Ka Tara Yasha mau yang ini." Tara menoleh lalu melotot melihat apa yang dalam pelukan Yasha lebih banyak dari milik Yoda.

"Dek, kalau ini bisa-bisa mamih marah dek. Jangan yah!" Tara langsung membujuk agar adiknya tidak macam-macam dengan membeli Snack juga eskrim

Yasha menggeleng, lalu ikut cemberut seperti Yoda. "Kakak pilih kasih, ka Yoda boleh masa Yasha engga."

Belum sampai mulut Tara mengeluarkan pembelaan datang Gerdylan dari arah depan membawa beberapa box crayon juga pensil gambar. "Tara adekku yang paling cantik, tolong bayarin ini juga yah?"

Tara merasa menyesal kali ini mengajak mereka bertiga untuk belanja.

"MAMIHHHHHHHHHHHH tolong Tara!!!"

TBC

Kali ini banyak part Yasha Dengan Tara.
Siapa nih yang kaya Tara, kena apesnya kalau lagi belanja sama saudara.

Chapter selanjutnya enaknya bahas apa yah????

Chapter selanjutnya enaknya bahas apa yah????

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vlove😘

Revisi. 26-01-22

YASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang