Alhamdulillah,
Selamat datang ke dunia solehnya ayah bunda...Sejak semalam aku merasakan perutku sudah kontraksi berkali kali lebih kencang dari biasanya.
Seminggu yang lalu acara pernikahan Vanessa dan Hendra sudah terlaksana dengan lancar. Mama juga sudah hampir dua minggu disini tanpa suaminya karena sibuk mengurus usaha peninggalan orang tuanya di sana.
"Gimana sayang?" Tanya mama menghampiriku ke kamarku sambil membawakan susu dan sarapan.
"Makin kenceng Ma, apa udah mau lairan ya Ma, tapi kan perkiraan masih dua minggu lagi...iisshhh..." Jawabku mennahan nikmat kontraksi
"Apa ke rumah sakit aja sekarang ya biar mama minta pak Aspar siapin mobil."
Mas Attar sedang melakukan perjalanan kerja ke Bandung sehubungan dengan proyek villa lalu.
"Mas Yoga udah berangkat Ma?"
"Udah pada berangkat semua makanya kita ke rumah sakit aja ya, kamu telpon Astian minta tolong daftarin."
"Kenapa gak Sarah aja Ma?"
"Sarah ada operasi pagi ini makanya tadi buru buru. Udah ayo tapi minum dulu susunya."
Mama meninggalkan kamar dan aku segara bersiap. Aku sudah mandi sebelum solat subuh tadi. Jadi hanya tinggal menyiapkan tas saja.
Aku ditemani Mama dan pak Aspar tiba di rumah sakit. Dan ternyata dokter Tian sudah menunggu di UGD.
"Tante, langsung saja ke kamar saya sudah siapkan kamar VIP dekat ruang bersalin kok. Kuat jalan Hasna?"
"Makasih dokter Astian. Gimana Na jalan apa pake kursi roda?"
"Jalan ajalah biar gampang juga kan."
"Baiklah, biar tetap di dampingi suster dengan kursi roda ya Hasna, kalo sudah gak kuat jalan bisa pake kursi roda."
Aku tersenyum sambil mengangguk, lalu kami berjalan menuju ruang rawat.
Dengan dokter Tian tetap menemani."Gimana bu Hasna, sudah sejak kapan kontraksi?" Sapa dokter Kuncoro yang langsung visit keruangan tak lama dari kami tiba.
Pastinya saja atas permintaan dokter Tian."Dari semalam sebetulnya dok, tapi sejak tadi setelah solat subuh jadi makin sering dan kencang."
"Bagus, semoga pembukaannya lancar dan cepat. Kalo masih kuat jalan di buat jalan saja pelan pelan ya. Kalau lancar di perkirakan nanti malam akan proses lahirannya. Jangan lupa makan dan susunya biar kuat nanti. Saya tinggal dulu ya, permisi dokter Tian."
"Terima kasih." Balas ku juga Mama dan dokter Tian.
Waktu masih menunjukkan pukul sebelas, kontraksiku masih datang pergi. Aku masih bisa berjalan meski hanya di dalam ruangan.
Mama masih menemani dengan menonton televisi. Mas Yoga dan Papi akan segera kesini jika urusannya selesai setelah di telpon Mama. Sedangkan mas Attar belum bisa di hubungi. Mami akan kesini menunggu Ata pulang sekolah.
Sarah masih diruang operasi kata dokter Tian, yang sudah beberapa kali mondar mandir ke ruanganku. Aku memang mendapat fasilitas dan pelayanan terbaik.Aku menangkap suara mas Yoga dan Papi mertuaku selepas aku melaksanakan solat ashar.
"Maminya lagi di jalan sama Atala mba. Gimana Hasna?"
"Baru solat mas, kata dokter diperkirakan masih nanti malam. Apa Attar udah bisa di hubungi saya coba hubungi dari tadi belum bisa." Terang Mama pada besannya, mertuaku.
Keduanya berbincang di ruang tamu yang ada di ruangan rawat vvip ini.
"Udah solat Na?" Tanya mas Yoga keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
terima kasih nafas ku (selesai) ✅
Short Storykisah seorang gadis selalu bahagia, meski apapun yang ada di hadapannya. kedua orang tuanya yang berpisah tak membuatnya menjadi hancur dalam membayangkan masa depannya. berkali luka yang tergores karena kata cinta tak menjadikan bekas yang dapat te...