Belajar mengikhlaskan,
Di rumah sakit hanya tinggal mamanya Hasna dan Yoga. Sarah pulang di antar kedua orang tuanya karena siang ini dia juga harus kembali ke rumah sakit untuk praktek.
Papi mertua Hasna akan mengurus kantor, karena Yoga tidak pergi ke kantor. Dan Atala harus sekolah. Mami akan bergantian dengan Mama agar tidak semua kelelahan.Bayi laki laki yang berada di box bayi terlelap nyenyak setelah di berikan asi melalui botol. Meski berada dalam kedaaan belum sadar, asi Hasna bisa di pompa oleh suster. Sehingga bisa di berikan pada bayinya. Bahkan menurut dokter Kuncoro produksi asi akan membantu pemulihan kesadaran Hasna.
"Halo Tar, assalamualaikum. Gimana udah berangkat?" Yoga terlihat menerima telepon dari Attar, sahabat sekaligus suami dari adiknya yang tengah terbaring pasca operasi.
"Iya Yog, aku pulang siang ini. Sama supir sewaan. Gimana Hasna sama jagoan aku lagi apa? Hasna lagi apa?"
"Hasna lagi tidur. Anak kamu juga. Ya udah hati hati ya. Cepet sampe sini. Kami tunggu." Yoga langsung menutup sambungannya.
Dia tak biasa berbohong, dia tak mau Attar menyadari dirinya tengah berbohong."Gimana Yog?"
"Attar akan pulang pakai supir sewaan Ma. Mama tidur aja istirahat mumpung baby bobo pules."
"Kalo rewel, kamu bangunin Mama aja ya." Mamanya lalu berbaring di bed sebelah.
Yoga masih setia memandang adiknya yang masih belum mau membuka mata, juga ponakan kecilnya yang nyenyak di dalam box samping brankar sang mamanya.
"Cepet bangun Na, liat tuh anak kamu pules banget lucu. Kamu gak kebagian apa apa Na, semuanya mirip Attar. Bangun dek, gak capek apa semalaman tidur." Sesekali Yoga mengusap air matanya di sela percakapan sendirinya dengan adiknya yang tertidur pasca operasi.
Hingga tak di sadari, Yoga tertidur dalam duduknya dengan tangannya masih menggenggam erat tangan sang adik yang tak tertancap jarum."Sus, tolong siapkan asi dengan pompa itu, saya akan gendong bayinya di ruang tamu." Dokter Tian yang masuk kamar rawat Hasna bersama suster mendapati si bayi mulai terlihat lapar. Sedangkan sang om dan neneknya masih terlelap. Pastinya lelah sehingga Tian tak membangunkannya.
Dengan pelan Astian menggendong bayi Hasna keruang tamu, agar suster bisa memompa asi dari Hasna. Astian tahu, dia harus menghromati Hasna.
"Ehhh...dokter Tian...""Iya tante, sudah istirahat aja. Anteng kok ini baby nya sama saya. Maaf tadi yang pompa asi suster kok bukan saya." Ucap Astian yang menggendong baby Hasna menyadari mamanya Hasna sudah bangun.
"Makasih ya nak Tian. Apa sudah ada kabar dari Attar ya?"
"Belum tan, pesan saya lima belas menit yang lalu masih centang."
"Engghhh.... Ehh Tian..." Yoga yang terbangun.
"Yog, gimana Attar apa sudah berangkat, sampe mana udah mau maghrib nih."
Yoga langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dan terlihat menghubungi seseorang.
"Gak aktif Ma, nanti coba lagi. Aku mau solat dulu."
Malam ini semua keluarga yang berkumpul di ruangan rawat Hasna di buat khawatir sungguhan. Bagaimana tidak jika Attar yang sudah memberitahukan rencana kepulangan dari siang tadi, namun sampai saat ini sudah pukul sembilan lewat belum ada kabar juga belum tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
terima kasih nafas ku (selesai) ✅
Historia Cortakisah seorang gadis selalu bahagia, meski apapun yang ada di hadapannya. kedua orang tuanya yang berpisah tak membuatnya menjadi hancur dalam membayangkan masa depannya. berkali luka yang tergores karena kata cinta tak menjadikan bekas yang dapat te...