Tujuh tahun yang lalu,Aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP.
Aku memang sudah terbiasa di rawat dan di urus oleh simbok.
Karena Papa dan Mama selalu sibuk.
Kecuali jika urusan datang ke sekolah, Papa pasti akan menyempatkan diri.Meski kedua orang tuaku, bergelimang harta tapi tak membuat aku bergaya berlebihan. Aku justru bisa dibilang sangat sederhana. Meski mungkin kalau ada yang tahu, pakaian atau sepatu juga tas yang aku pakai adalah dari brand ternama dan asli.
Tapi aku bukan yang sok suka pakai perhiasan dan dandan ala tante tante gitu.
Aku mungkin hanya sekedar mengaplikasi cream wajah dan lipgloss saja.
Tapi aku tetap terlihat sangat cantik lho, kata teman temanku.Jadi tak heran jika ada teman cowok yang suka sama aku. Meski gak bisa berarti buat aku.
Karena aku sama sekali belum mengenal apa itu menyukai lawan jenis. Aku hanya berfikir semua teman, cowok atau cewek sama saja. Meski banyak sudah temanku berpacaran tapi aku masih nyaman dengan status yang katanya jomblo.Aku selalu punya satpam pribadi, mas Yoga. Yang selalu satu sekolah denganku. Namun saat ini dia sudah SMA tapi dia tetap akan menjadi satpamku. Mengantar dan menjemputku sekaligus menjaga dari teman teman cowokku.
Mas Yoga punya seorang sahabat, mas Attar. Yang juga otomatis sangat dekat denganku juga.
Dan kebetulan mas Attar tinggal satu komplek denganku. Dan mas Yoga memang lebih suka tinggal bersama Papa karena orang tuanya sudah meninggal kecelakaan pesawat sejak aku kelas 1 SD."Mbok, Hasna pulang nih..." Suara kalengku mengisi ruangan depan.
"Ya mba Nana, ya udah ganti baju dulu ya. Nanti simbok buatin jus buah naga kesukaanmu. Sana cepetan masuk kamar. Nanti simbok anter ke kamarmu."
Entah cuma perasaanku saja atau memang ada sesuatu yang sedang simbok sembunyikan, aku melihat simbok seperti habis nangis dan ketakutan.
"Kok mobil Papa sama Mama ada semua mbok, mereka udah pulang?"
"Ehhh iya mba Nana, kok mas Yoga gak pulang juga?" Simbok berusaha mengalihkan perhatianku rupanya.
"Pulang kok lagi kerumah mas Attar dulu. Simbok itu kok mobil papa mama ada semua ya? Na kekamar Papa Mama deh."
Belum juga kakiku melangkah, simbok sudah menarik pergelangan tanganku.
"Ganti baju dulu toh, biar seger. Ayo simbok siapin." Bagaikan masih TK simbok menuntun aku menuju kamarku yang berada di lantai atas.
Rumahku dua lantai. Lantai atas terdapat tiga kamar yang semua sudah ada kamar mandi. Dan ada ruang keluarga dengan televisi meski jarang di isi.
Ssedang lantai bawah ada dua kamar tamu dengan kamar mandi ditengah tengahnya.
Dan ada ruang kerja Papa, yang biasanya menjadi tempat Papa menghabiskan waktu disana.Dan di dekat dapur ada kamar simbok dan pak Aspar. Meski kamar pembantu tapi cukup besar juga. Dan ada kamar mandi dekatnya.
Dan di depan dapur pastinya ruang makan, yang terhubung langsung ke garasi.
Ruang tamu memang luas, dan tak penuh barang karena jika ada acara jamuan makan malam agar tidak repot.
Kembali ke aku tadi,
Aku masuk kamar yang memang kamarku langsung tepat di setelah tangga, samping ruang tv.
Sedang kamar orang tuaku di ujung, sebelah seberang ruang tv.
Jadi tidak melewati kamar orang tuaku untuk sampai kamarku. Dan bangunan rumah ini memang di desain kedap suara sepertinya."Udah Nana ganti baju dulu cuci muka. Udah solatkan?"
"Udahlah mbok, udah jam setengah tiga masa iya aku belum solat. Tapi aku laper sih hehehe...."

KAMU SEDANG MEMBACA
terima kasih nafas ku (selesai) ✅
Historia Cortakisah seorang gadis selalu bahagia, meski apapun yang ada di hadapannya. kedua orang tuanya yang berpisah tak membuatnya menjadi hancur dalam membayangkan masa depannya. berkali luka yang tergores karena kata cinta tak menjadikan bekas yang dapat te...