Menyakiti atau disakiti

373 26 2
                                    

Ketukan palu hakim menandakan sidang perceraian telah dilakukan, kini kim seokjin dengan zua resmi bercerai. Seokjin berdiri dari kursinya kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut kemudian disusul oleh mantan istrinya.

"Seokjin" panggil zua. Panggilan tersebut terdengar pilu dan menyesakkan dada. Seokjin memberhentikan langkahnya kemudian berbalik menghadap sang mantan istri.

"Iya? Ada apa zu?" Seokjin bersikap seolah-olah semuanya bukanlah hal yang luar biasa, tentang mereka yang sedari kecil bersama kemudian merasakan jatuh cinta, merasakan sakit kemudian bahagia, merencanakan hal-hal indah dan banyak kegiatan yang sering dilakukan berdua seolah olah tuhan memang menempatkan mereka seperti pasangan yang abadi. Ternyata tidak, semuanya hanya sesaat dan berujung saling menyakiti agar semuanya merelakan perpisahan tersebut.

Zua tersenyum menanggapi respon seokjin, zua rasa mantan suaminya sudah memiliki kebahagiaan tersendiri dan sekarang dia merasa kecil dan tertinggal karena hal ini.

" apakah kau sudah bahagia? Maaf selama ini aku merepotkan mu maksudku aku dan ibuku dari dulu merepotkan mu. Soal sifatku yang menurutmu seperti jalang aku juga meminta maaf. Aku hanya merasa aku bukanlah istri yang baik, semenjak kau menikah lagi aku sudah menduga aku akan ditinggalkan. Bukannya aku menyalahkan pernikahanmu bukan. Tentu saja aku mendukung untuk kebahagiaanmu, soal anakmu dia sangat tampan, sepertimu. Dulu kita sering berandai-andai kan soal rupa anak kita, apakah tampan sepertimu atau galak sepertiku. Ternyata tidak ada kata anak diantara kita, maafkan aku yang cacat ini. Baiklah kata-kataku terlalu panjang kulihat kau muak sekali ya berhadapan denganku, aku pamit seokjin. Semoga kau dan keluarga kecilmu bahagia ya maaf soal aku yang egois selama kau bersamaku. Aku hanya tidak suka berbagi kasih sayang, karena aku kekurangan akan hal itu. Selamat tinggal, aku masih mencintamu" zua melemparkan senyum hangatnya kemudian meninggalkan seokjin yang beridiri kaku dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Zua sudah menguatkan hatinya, jika memang seokjin bukan takdirnya baiklah dia tidak akan egois toh mempertahankan juga tidak bagus untuknya, seokjin dan ibu mertuanya.

Zua berdiam diri ditaman, sambil bergumam hal yang tidak-tidak dan kepalanya penuh dengan pemikiran aneh soal dirinya seperti apa dikehidupan yang akan datang nanti. Bahagiakah atau tetap seperti ini sendirian dalam sunyi tidak memiliki siapa-siapa kecuali sang ibu yang mulai sakit sakitan. Zua menghembuskan nafas jengahnya kemudian memandang keatas melihat pepohonan rindang dan beberapa burung yang saling berkicauan terlihat tampak bahagia. Tertawa hambar menertawakan dirinya yang menurutnya menyedihkan dengan kehidupan yang ter amat membingungkan.

"Hahh tuhan jalan seperti apa yang kau berikan untukku huh? Ayolah aku mulai lelah sepertinya. Hatiku lama-lama membusuk jika terus terusan terluka seperti ini. Tetapi orang-orang seperti memandangku seorang monster yang merebut kebahagiaan mereka, dunia tidak adil sekali." Zua menunduk sambil melihat kedua kakinya yang memakai heels pemberian seokjin waktu ulang tahun pernikahan mereka yang pertama " semoga kau selalu bahagia, seokjinie"

" semoga kau juga selalu bahagia zua~sii"

Zua sedikit tersentak akan balasan ucapannya barusan, suara bariton yang belum pernah didengarnya. Kemudian dia mendongak untuk melihat siapa pemilik suara tersebut. Asing menurutnya dia seperti pernah melihat orang ini tetapi lupa dimana dan kapan, mengerutkan kening seolah bertanya-tanya siapa manusia tampan yang sedang duduk disampingnya tersebut.

"Aku, kim taehyung imnida"

"Ahh nee, lee zua. Aku seperti pernah melihatmu, atau hanya ilusiku saja?"

" yaa kita bertemu dipameran galeri tuan choi, beliau adalah pamanku. Bukankah kau istri kim seokjin?"

Taehyung berpura-pura bertanya, dia mengetahui segalanya hanya saja dia ingin melihat reaksi wanita tersebut.

"Mantan, aku mantan istrinya. Aku ini janda baru, baru beberapa jam" zua terkekeh karena memberikan gelar baru terhadap dirinya. Tak disangma dia akan menjadi janda dan melepas marga suaminya secepat ini.

"Aku tau, aku tau segalanya tentangmu."

"Lalu? Mengapa kau bertanya? Kau kira ini lelucon?"

"Wow wow.. kau galak sekali nyonya lee, aku hanya memastikan kau orangnya atau tidak"

"Orang apa?"

"Mantan istri kim seokjin sekaligus merangkap sebagai simpanan pengusaha muda jeon jungkook " taehyung tersenyum remeh kearah zua, zua mengepalkan tangannya seolah ingin membogem mentah kim taehyung tetapi ditahannya karena dia tau dia akan kalah. Zua berdiri dari duduknya kemudian mengucapkan beberapa kata untuk taehyung " maaf tuan kim, anda terlalu mengikuti privasi seseorang. Itu lancang namanya" kemudia zua beranjak pergi meninggalkan taehyung.

"Tapi lebih lancang bersetubuh dirumah suami sendiri lee zua" langkah kaki zua berhenti begitu saja, ayolah hidupnya baru saja hancur mengapa ingin ditambah lagi. Sudah cukup masalah percintaannya yg kejam, orang lain cukup melihat saja jangan menjadi dewan juri. Dia muak akan hal ini.

" Suamiku menikah lagi tuan kim, aku tidak bisa memberikan anak kepadanya. Kesepakatan diawal dia mempunyai anak kemudian meninggalkan perempuan tersebut dan berbahagia bersamaku dan anaknya. Tetapi aku tertinggal jauh tuan kim, ibu mertuaku saja menolakku, aku ini miskin, hidupku luntang lantung, menumpang dikehidupan suamiku bersama ibuku seperti benalu. Kau kira aku tidak malu? Aku malu sekali rasanya, tapi aku bisa apa? Dia berkata mencintai segala kekuranganku, aku ini cacat. Dunia berpihak bagaimana dengan wanita yang tidak bisa memberikan keturuna sepertiku? Mungkin kau melihatku seperti jalang ya? Yaa semua yang mengetahui berita tersebut pasti berpikiran demikian, tak apa tuan kim. Aku lelah memberikan pembenaran terhadap diriku, toh mereka tetap menganggapku seperti itukan?."  Kim taehyung terdiam, merutuki perkataannya yang kelewat pedas dan keterlaluan karena mencampuri urusan wanita malang tersebut, dia hanya iseng bukan maksud mencampuri. Tapi ya bagaimana lagi mulutnya memang seperti ini tidak bisa memilah dan tidak mampu melihat situasi.

" soal jeon jungkook. Ya aku memang simpanannya, lebih tepatnya pemuas nafsunya. Kau kira itu menyenangkan bagiku? Ayolah aku juga ingin disayang, diakui dikhalayak ramai kalo aku ini milik seseorang, punya keluarga bahagia tanpa harus berbagi kasih. Punya tempat mengadu ketika dunia terlalu kejam terhadapku ternyata tidak itu semua hanya khayalanku. Jungkook tidak akan pernah menempatkanku diposisi istimewa tersebut, aku ini sudah dicap sampah dimana mana, ya walaupun tidak ada gunanya berklarifikasi didepanmu setidaknya aku sedikit lega bisa membagikan rasa sakit yang kupendam. Aku pamit tuan kim semoga kau tidak berpikir aku membencimu yaa, aku tidak begitu hanya saja ucapanmu keterlaluan"

Zua melangkah pergi meninggalkan kim taehyung dengan perasaan sakit yang teramat, liquid bening dari matanya sudah bercucuran sejak tadi. Ini bukan maunya, hanya saja takdir yang memilihkan jalan ini untuknya. " baiklah, mari buka lembaran baru, tinggal ditempat baru sambil mencari pengalaman baru sepertinya seru juga " monolognya pada diri sendiri.

My second beauty wife✨✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang