40 - Is It Over, Like a Game?

1.6K 248 31
                                    

Original Story © Keyralaws

/Fluff—Romance/

40

“Kau yakin tidak perlu aku temani?” tanya Jieun sekali lagi pada Seohyun yang hanya tersenyum sepanjang mereka berbincang—terus asyik berceloteh tentang ajak Kyuhyun bertemu sebagai gadis J, seolah-olah itu adalah pertemuan pertama mereka, meski k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau yakin tidak perlu aku temani?” tanya Jieun sekali lagi pada Seohyun yang hanya tersenyum sepanjang mereka berbincang—terus asyik berceloteh tentang ajak Kyuhyun bertemu sebagai gadis J, seolah-olah itu adalah pertemuan pertama mereka, meski kenyataannya Seohyun bahkan sudah memiliki titel kencan bersama lelaki populer itu.

“Aku takut merepotkanmu, Ji.” Alasan Seohyun yang lain, selain alasannya yang bilang dia malu jika sampai Jieun ikut menemaninya. “Oh, kau bahkan selalu merepotkanku kalau kau mau tahu, Joo!”

Bibir Seohyun menukik sebentar, kemudian memberikan cengiran khas pada Jieun. “Memangnya kapan aku merepotkanmu?”

“Setiap hari, setiap detik, kapanpun kau ada, kau pasti akan merepotkanku, Joo. Apalagi jika tentang Cho Kyuhyun.” balas Jieun dengan nada berpura-pura sebal, kemudian bangun dari duduknya, berniat pergi. “Ya sudah, aku pulang lebih dulu. Kabari aku jika kau butuh, atau si brengsek itu menyakitimu. Aku akan langsung menghajarnya.”

“Hati-hati, Ji!” tangan Seohyun melambai ke arah Jieun yang menjauh. Tidak melepaskan senyumnya sedari tadi. “Nanti akan aku telepon.”

“Aku tidak butuh.” teriak Jieun dari kejauhan.

Kemudian setelah memastikan punggung Jieun yang menjauh, Seohyun mengambil tasnya dari atas meja dan berbalik, tidak lupa dengan janjinya bersama Kyuhyun untuk bertemu sebagai gadis J—si penggemar diam-diam lelaki itu selama dua tahun.

Anehnya, rasanya jadi lebih mendebarkan di banding ajak kencan Sabtu kemarin.

*****

Awalnya, Seohyun tidak yakin apakah Kyuhyun punya perasaan yang sama pada gadis J, sementara mereka hanyalah dua orang asing yang bertukar sapa lewat Sticky Notes. Dua orang asing yang tidak pernah bertemu lebih dari sekedar tulisan. Dalam pikirannya, kalimat Jieun terasa sangat benar—Kyuhyun memang terkenal brengsek, dan mencintai banyak gadis bukanlah masalah yang sangat besar untuk di lakukan lelaki itu.

Tetapi kemudian Seohyun tahu bahwa dia punya banyak kesempatan, jadi siapapun dia di mata Kyuhyun. Sejujurnya, Seohyun tidak berniat menyombongkan nya. Tetapi pertanyaan Kyuhyun soal perasaan lelaki itu Sabtu lalu, bisa menjadi pertimbangan untuk Seohyun. Bukankah itu berarti, pada akhirnya, Seohyun punya kesempatan sebagai dirinya sendiri, meski bukan sebagai gadis J.

Hanya saja, resikonya juga terlalu besar.

Bagaimana jika saat Kyuhyun tahu, reaksi lelaki itu adalah sesuatu yang tidak bisa Seohyun duga.

Bagaimana jika ternyata lelaki itu marah, kecewa, atau bahkan kesal padanya. Tidak menutup kemungkinan jika Kyuhyun bisa saja merasakan semua itu, saat tahu bahwa gadis J adalah orang yang selalu ada di sisi lelaki itu.

Tidak mau memikirkan kemungkinan terburuknya, Seohyun memilih mendorong pintu kafe. Apapun hasilnya, setidaknya dia pernah berjuang untuk perasaannya sendiri pada Kyuhyun yang hanya bisa dia simpan sendirian selama ini.

“Red Velvet cake nya satu, dan Amricano saja.” setelah selesai dengan pesanannya, Seohyun berbalik dan mencari tempat duduk yang cocok. Merasakan dirinya tiba-tiba gugup luar biasa.

“Kenapa jadi gugup begini, Joo?” Seohyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya, merasakan telapak tangannya yang dingin saking gugupnya. “Oh, ya tuhan.”

Butuh waktu sekitar sepuluh menit sampai pesanan datang di atas mejanya. Seohyun mengucapkan terima kasih pada si pelayan yang sudah mengantarkannya. Tetapi sebelum dia sempat menggeser piring dan gelas, suara notifikasi dari ponselnya merubah atensi Seohyun.

Dengan tergesa, Seohyun merogoh ponselnya di dalam tas. Menemukan satu pesan belum terbaca dari Changmin dari beberapa detik yang lalu. Karena merasa penasaran, dan berpikir itu hal yang penting, Seohyun buru-buru membukanya.

Kau dimana?
Jika kau sedang menunggu Kyuhyun,
Lebih baik pulang.
Kyuhyun baru saja pergi untuk bertemu Sara.

Saat itu juga, selera makan Seohyun hilang, bersamaan dengan hatinya yang patah berkeping-keping.

Jieun lagi-lagi benar.

Cho Kyuhyun tidak lebih dari lelaki brengsek, tukang–mempermainkan–hati–orang lain.

Dan seharusnya Seohyun sadar akan satu kenyataan itu, bukannya membiarkan lelaki itu berlaku seenaknya.

Tapi, apa bisa?

Apa akhirnya, Seohyun tetap harus menyerah untuk perasaannya sendiri pada Kyuhyun?

Atau, ini adalah kata lain ada bahwa segalanya berakhir?

Atau, ini adalah kata lain ada bahwa segalanya berakhir?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo deh, apa yang terjadi nih sama Kyuhyun.

Nyebelin banget gak sih?

Udah ada clue kan mau ada agak drama, jadinya gini deh.

Gimana kalau endingnya, ya penggemar cuma balik jadi penggemar aja? Huhu

Ayo tebak-tebak.

Chapter depan bakal di kasih tahu kenapa Changmin kok tahu Seohyun lagi nungguin Kyuhyun.

See you!

© Keyralaws
18 Juni 2020.

Sticky NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang