Narendra Pov
Aku mengenal Pelangi saat kami memasuki kelas 3 SMA. Saat itu aku adalah siswa pindahan di sekolah tempat Pelangi bersekolah. Kebetulan ternyata aku dan Pelangi menjadi teman satu kelas.
Seharusnya Pelangi itu menjadi adik kelas ku. Tapi karna dia cukup cerdas, saat SMA dia mengikuti program akselerasi. Sehingga masa SMAnya hanya dia tempuh selama 2 tahun.
Sejak awal aku berjumpa dengan Pelangi, wajahnya sudah menarik semua perhatian ku. Pelangi adalah tipe perempuan yang lebih banyak diam. Dia jarang berbaur dengan teman sekelas kami. Pelangi bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan sekolah dibandingkan bermain dengan teman-temannya.
Pelangi juga ga banyak memiliki teman. Bukan karna dia ga bisa bersosialisasi dengan baik, tapi karna Pelangi selalu berusaha menjaga jarak dengan orang lain disekitarnya. Teman dekatnya hanya Rania, teman satu bangku Pelangi saat itu.
Walaupun saat sekolah Pelangi ga memiliki banyak teman, tapi dia adalah perempuan yang sangat ramah dan ga sulit membuat orang disekitarnya untuk menyayangi Pelangi.
Pelangi lebih sering tersenyum dibandingkan berbicara ke orang lain. Dia lebih sering memilih untuk diam kalau ga ada yang mengajaknya mengobrol. Tapi itu ga membuat Pelangi terlihat menyebalkan. Pelangi terlihat menarik karna semua sikap dan tutur katanya yang selalu membuat orang lain senang.
Awalnya aku merasa kesulitan untuk mendekatkan diri dengan Pelangi. Karna Pelangi selalu menghindar jika aku mengajaknya untuk berbicara. Tapi karna beberapa kali aku harus satu kelompok dengannya, jadi aku lebih mudah untuk dapat mengenal Pelangi lebih dekat.
Pelangi awalnya ga terbuka dengan ke hadiran ku. Dia bahkan ga pernah mengajak ku untuk berbicara terlebih dahulu. Selama kerja kelompok, Pelangi akan lebih banyak mengerjakan tugas di banding ikut mengobrol dengan yang lain.
Akhirnya karna sering mengerjakan tugas bersama, aku dan Pelangi menjadi lebih dekat. Bahkan aku menjadi sahabat laki-laki pertama untuknya.
Saat kami sudah mendekati ke lulusan SMA, aku memberanikan diri meminta Pelagi untuk menjadi pacar ku. Diluar dugaan ternyata Pelangi menerima ku sebagai pacarnya.
Aku tau kalau Pelangi tumbuh di tengah keluarga yang kurang harmonis. Beberapa kali aku pernah berkunjung ke rumahnya, tidak ada interaksi yang hangat diantara kedua orang tua Pelangi.
Tapi kedua orang tuanya selalu berusaha memperlihatkan hubungan yang baik di depan Pelangi. Mereka sebisa mungkin ga pernah memperlihatkan masalah mereka dihadapan Pelangi.
Ayahnya pada saat itu ga memiliki pekerjaan tetap, sehingga beliau lebih sering tinggal dirumah menemani Pelangi. Sedangkan ibu Pelangi bekerja menjadi salah satu pegawai Bank ternama di Indonesia. Ibu Pelangi lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, beliau bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya.
Orang tua Pelangi awalnya ga pernah bertengkar di hadapan putri semata wayang mereka. Pelangi juga ga pernah terlihat ga bahagia dengan keluarga kecilnya. Semuanya seperti terlihat baik-baik saja, dimata Pelangi.
Sampai satu waktu aku menemukan Pelangi menangis dirumahnya. Kedua orang tua Pelangi sudah pergi meninggalkannya dan memilih membangun keluarga baru mereka masing-masing, tanpa membawa Pelangi.
Saat itu dunia Pelangi hancur. Ga terlihat lagi tawa dan senyum menenangkan miliknya. Pelangi semakin menarik diri dari lingkungannya dan dia berubah menjadi sosok yang jauh lebih pendiam dari sebelumnya.
Aku berusaha membantu Pelangi dalam segala hal. Sedikit demi sedikit aku mencoba memberikan dunia yang jauh lebih menyenangkan untuknya. Segala hal aku berikan untuk Pelangi, agar aku bisa melihat tawa dan senyum milik Pelangi ku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
RomancePelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...