Angkasa Pov
Mobil ku sudah terparkir dengan rapih di parkiran rumah Eleena. Setelah melepaskan sabuk pengaman, aku bergerak menghadap ke arah Pelangi yang masih sibuk dengan lamunannya.
Tangan ku bergerak untuk menggenggam tangannya. Pelangi menatap ku dan berusaha memberikan senyum terbaiknya. Aku tau, Pelangi masih ragu. Dia takut akan mendapatkan penolakan kembali dari Ibu Eleena.
"Turun yuk. Ara udah nungguin dari tadi" kata ku sambil mengusap punggung tangannya.
Pelangi hanya tersenyum dan membuka pintu mobil yang berada disebelahnya. Aku membuka pintu mobil dan berjalan mendekat ke arah Pelangi. Kami berdua berjalan beriringan ke arah pintu utama rumah Eleena.
Setelah berada tepat di depan pintu rumah Eleena, aku menekan bel sambil sesekali melirik ke arah Pelangi. Tiba-tiba pintu dihadapan kami terbuka dan memperlihatkan Eleena yang tersenyum ramah ke arah kami.
"Hai" sapa Eleena sambil memeluk Pelangi.
"Apa kabar Ngi?" Tanya Eleena.
"Baik Mbak. Mbak sendiri gimana?" Tanya Pelangi sambil tersenyum canggung.
"Aku baik. Yuk masuk yuk" kata Eleena sambil merangkul Pelangi untuk berjalan masuk kedalam rumahnya.
Aku berjalan di belakang mereka. Kami berjalan ke arah ruang keluarga di rumah Eleena. Disana sudah ada Ibu dan Bapak yang sedang menonton tv.
"Bu Pak, ada Angkasa sama Pelangi" kata Eleena sambil berjalan mendekat ke arah mereka.
Ibu langsung memberikan tatapan ga menyenangkan ke arah Pelangi. Pelangi yang sejak tadi berjalan di depan ku langsung menghentikan langkahnya dan sesekali menundukan kepalanya.
"Duduk dulu Sa, Ngi" kata Bapak sambil menunjukan sofa di depannya
"Ko ya gak pernah kapok buat ketemu kita" kata Ibu sambil melirik Pelangi.
"Bu, kan Angkasa sama Pelangi mau jemput Ara" kata Eleena.
"Ya kan bisa cukup Angkasa saja yang jemput. Kamu juga Sa, ko kesannya ga menghargai mantan istri mu. Bisa-bisanya kamu bawa perempuan lain bertemu sama mantan istri mu" tambah Ibu lagi.
"Bu..." Bapak seperti sedang menegur Ibu secara halus.
Aku berjalan mendekat ke arah Pelangi dan berdiri tepat di belakangnya. Eleena memperhatikan ku dan Pelangi secara bergantian.
"Duduk Sa, ayok sini duduk Ngi" kata Eleena berusaha mencairkan suasana.
Aku mendorong perlahan tubuh Pelangi untuk berjalan ke arah sofa yang kosong. Saat ini aku dan Pelangi duduk bersebalahan, tepat di depan Bapak dan Ibu.
"Ara mana El?" Tanya ku sambil melirik Eleena.
"Lagi ke mini market di depan. Dia bilang mau ice cream. Kebetulan stok di rumah habis. Jadi tadi dia minta ke mini market dianter Dhanu" jawab Eleena.
"Eh mau minum apa?" Tanya Eleena sambil menatap ke arah ku dan Pelangi bergantian.
"Ibu mau keatas" tiba-tiba Ibu Eleena berdiri.
"Ga nyaman rasanya harus deket-deket sama orang yang ga Ibu harapkan kedatangannya" lanjut Ibu sambil melirik Pelangi.
Aku langsung mengeluarkan Hp dari dalam saku celana ku. Mencari satu file yang sejak beberapa hari ini membuat ku harus mati-matian menahan amarah ku.
Setelah file yang ku cari berhasil ku temukan, aku langsung menyalakannya dengan suara kencang dan semua orang langsung memperhatikan ke arah ku.
"Ra" suara Pelangi mulai terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
RomancePelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...