Pelangi Pov
Saat ini aku dan Mas Angkasa sudah berada di dalam kamar tidur yang akan aku tempati untuk beberapa hari kedepan. Kami sedang duduk bersebelahan di sofa sambil menonton acara tv.
Aku memperhatikan Mas Angkasa yang sedang duduk tepat disebelah ku. Matanya menatap ke arah tv, tapi aku tahu dia ga benar-benar sedang menonton acara tv tersebut.
Sejak kami kembali dari ruang kerja milik Pak Hidayat, kami hanya sama-sama diam. Mas Angkasa hanya menggenggam tangan ku dan sesekali mengusap rambut ku.
Sepertinya banyak hal yang ingin dia tanyakan, tapi dia ga menanyakannya pada ku. Mas Angkasa selalu seperti ini. Dia akan bertanya saat aku sudah bercerita terlebih dahulu padanya.
"Ngi, Mas balik ke kamar ya" kata Mas Angkasa sambil menggenggam tangan ku.
Aku kembali memandang ke arah Mas Angkasa untuk beberapa detik, lalu bergerak mendekat untuk memeluknya. Aku ga merasakan pergerakan apa pun dari Mas Angkasa. Dia masih diam di posisinya.
"Terimakasih yaa Mas." Kata ku sambil memeluk Mas Angkasa lebih erat.
Mas Angkasa bergerak untuk membalas pelukan ku. Dia sesekali mencium pundak dan rambut ku secara bergantian.
"Mas" kata ku yang masih setia memeluknya.
"Hmm" jawab Mas Angkasa tanpa melepaskan pelukan kami.
"Apa tawaran waktu dirumah sakit masih berlaku?" Tanya ku.
Mas Angkasa melepaskan pelukan kami. Dia sedikit memundurkan tubuhnya untuk bisa memandang ke arah wajah ku. Kedua tangannya masih melingkar di pinggang ku.
"Aku sudah menyelesaikan urusan ku. Masih berlaku ga tawaran yang dirumah sakit?" Tanya ku lagi.
"Kamu pikir buat apa Mas selama ini berusaha menjaga dan mendekatkan diri dengan mu?" Tanya Mas Angkasa sambil menyentil dahi ku dengan lembut.
"Tapi Mas ga pernah bertanya lagi soal itu sama aku" jawab ku sambil memandang ke arah wajahnya yang begitu dekat dengan ku.
"Aku sudah 2 kali memberikan tawaran itu sama kamu Pelangi" kata Mas Angkasa sambil tersenyum.
"Aku mau mencoba masuk dan mengenal dunia Mas" kata ku sambil memberikan semyum terbaik ku.
Mas Angkasa tersenyum. Tangan kanannya bergerak untuk mengusap pipi ku. Lalu tangan yang satunya bergerak untuk menyelipkan rambut kebelakang telinga ku.
"Selamat datang di dunia Angkasa, Pelangi" kata Mas Angkasa.
Wajah Mas Angkasa bergerak mendekat ke arah wajah ku. Saat jarak kami sudah sangat dekat, Mas Angkasa sedikit memiringkan wajahnya dan menutup matanya secara perlahan. Ya Mas Angkasa kembali mencium ku. Hanya kecupan singkat, tapi membuat jantungku berdebar dengat sangat kencang.
Setelah melepaskan ciumannya, Mas Angkasa menempelkan kening kami dan memperhatikan ku sambil tersenyum. Sesekali hidungnya bergesekan dengan hidung ku. Ia kembali memandang ku, kali ini matanya memandang kearah mata dan bibir ku secara bergantian.
Entah keberanian dari mana, tangan ku bergerak merambat naik untuk melingkar dibelakang lehernya. Sesekali tangan ku bergerak mengusap tengkuk Mas Angkasa.
Mas Angkasa menunduk sambil mengigit bibir bawahnya. Ga lama matanya kembali memandang ke dalam mata ku. Ia kembali mendekatkan wajahnya dan mencium bibir ku lagi. Kali ini ciumnya sedikit berbeda. Sesekali aku merasakan Mas Angkasa tersenyum dalam ciumannya.
Tangan ku masih berada dibelakang tengkuk Mas Angkasa. Satu tangan ku bergerak turun kerah rahangnya dan memberikan usapan ringan disana. Tiba-tiba Mas Angkasa menahan tangan ku yang sedang mengusap lembut rahangnya. Dia sedikit menggeram dan menjauhkan wajah kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
Любовные романыPelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...