Pelangi Pov
Aku dan Mas Angkasa sudah memasuki tempat pertunjukan pentas musik Ara. Mas Angkasa sedang memarkirkan mobilnya dan setelahnya kami langsung turun untuk segera bertemu dengan Ara terlebih dahulu.
Pentas musiknya akan dimulai 1 jam lagi. Jadi kami masih ada waktu untuk bertemu dengan Ara. Hari ini orang tua Mas Angkasa dan orang tua Mbak Eleena juga menyempatkan diri untuk hadir menonton pentas musik Ara.
Setelah menelpon Bu Hapsari dan menanyakan dimana posisi mereka, aku dan Mas Angkasa berjalan ke tempat mereka menunggu. Saat sudah semakin dekat dengan keluarga Mas Angkasa, aku melihat Mbak Eleena sedang berdiri sambil merangkul pundak Ara.
"Loh katanya ga bisa dateng El?" Tanya Mas Angkasa saat jarak kami semakim dekat dengan Mbak Eleena.
Aku menganggukkan kepala dan memberi salam ke orang tua Mas Angkasa juga orang tua Mbak Eleena. Lalu tersenyum ke arah Ara dan mengusap kepalanya.
"Iya, ternyata aku bisa pulang lebih cepat Sa" jawab Mbak Eleena.
"Berarti tiketnya kurang 1 ya?" Tanya Ibu Mbak Eleena sambil menatap ke arah ku.
"Soalnya kemarin Ibu cuman beli 4" lanjut beliau.
"Yaudah Bu biar saya coba beli tiketnya lagi. Sebentar ya Ngi" kata Mas Angkasa sambil mengusap punggung ku.
Aku hanya tersenyum sambil menganggukan kepala.
"Duduk disini Ngi" kata Bu Hapsari.
Bu Hapsari menepuk bangku kosong di sebelahnya. Beliau menyuruh ku untuk mendekat dan duduk disampingnya. Aku menurut dan langsung duduk tepat disamping Bu Hapsari.
"Macet tadi Ngi?" Tanya Bu Hapsari sambil mengusap punggung ku.
"Engga begitu ko Bu. Mentari ga ikut?" Tanya ku.
"Dia lagi anter Samudra. Kebetulan Samudra lagi pulang" jawab Bu Hapsari.
Aku melihat Mas Angkasa berjalan mendekat ke arah kami. Saat ini wajahnya seperti menahan rasa kesal.
"Tiketnya udah habis." Kata Mas.
"Ko ga ngabarin El kalau jadinya ikut nonton?" Kata Mas Angkasa sambil menatap Mbak Eleena.
"Aku pulang mendadak, awalnya ga yakin bisa keburu ikut nonton acara Ara. Makanya ga ngabarin kamu Sa. Tapi ternyata keburu juga" jawab Mbak Eleena sambil sesekali melirik ke arah ku.
"Yaudah Ngi, kamu nanti masuk aja pake tiket Mas. Biar nanti Mas tunggu disini aja" kata Mas Angkasa sambil berjalan mendekat ke arah ku.
"Loh, ga bisa gitu dong Sa. Ini kan acara pentas musiknya anak mu." kata Ibu Mbak Eleena.
Bu Hapsari menghela nafasnya perlahan. Tangan beliau masih setia mengusap bahu ku. Sedangkan Pak Rama dan Bapak Mbak Eleena lebih memilih memperhatikan kami dalam diam.
"Mas, biar aku aja yang nunggu disini. Kasian Ara kalau Mas ga masuk kedalam" kata ku sambil berbisik ke arah Mas Angkasa.
Mas Angkasa menghela nafasnya dengan kasar.
"Tunggu dulu, aku coba usahain cari tiketnya lagi" kata Mas Angkasa.
Aku buru-buru menahan tangannya saat Mas Angkasa akan berjalan menjauhi ku.
"Ga usah. Nanti aku biar tunggu disini aja" kata ku sambil berusaha tersenyum sebaik mungkin.
Aku melihat Ara memperhatikan ku dan Mbak Eleena secara bergantian. Ada sedikit raut sedih di wajah Ara.
"Ara, aku ga ikut masuk yaa. Semoga lancar dan sukses yaa pentasnya" kata ku sambil berjalan mendekat ke arah Ara.
"Makasih yaa Tante Angi" kata Ara sambil bergerak memeluk ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Untuk Pelangi
RomancePelangi Arkadewi Hanafi sedang berusaha untuk "mengembalikan" sosok Narendra Lesmana seperti dulu, sebelum mimpi buruk mendatangi kehidupan Narendra. Angi berusaha bertahan dan menghadapi segala perlakuan kasar Narendra, karna ia yakin Narendranya y...